Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 33
Setelah kejadian itu Sekar wulan akhirnya memutuskan untuk kembali ke biliknya di Keputren. Ia merasa darahnya bergejolak saat ini, pertemuan tidak terduga dengan kertayasa tadi telah semakin mengukuhkan hatinya untuk meninggalkan pria itu karena sekarang ia menyadari bahwa raden kertayasa adalah seorang badjingan. Entah bagaimana keadaan kakaknya sekarang, ia harus mencari tahunya segera.
Namun baru sampai ia berjalan di lorong istana Kadipaten, tiba-tiba saja muncul seseorang yang tidak pernah ia duga kehadiran nya di sini. Lagi-lagi ia merasa di kejutkan dengan hal yang tak biasa itu.
Matanya sontak mendongak, menatap wajah pria berpostur tinggi besar yang tiba-tiba saja menghadang jalannya tersebut.
"Pangeran mahkota. " gumamnya, terlihat begitu syok dengan kehadiran putra pertama permaisuri dengan raja tersebut, kakak dari Raden erlangga dan merupakan kakak iparnya juga.
Laki- laki yang berpakaian kain sutra berkualitas dengan emas yang menggantung di lehernya itu tersenyum miring. "Tak perlu sesopan itu putri, bagaimanapun aku kakak ipar mu bukan? "
Senyum yang memiliki banyak arti, Sekar wulan hampir bergidik sendiri melihat senyum laki-laki itu. Seingatnya di dalam tubuh sekar wulan ini, ia hanya pernah melihat raden Wirasesa sekali saat di Kerajaan kemarin. Namun sepertinya ingatan masa lalu tentang pria itu berhubungan dengan sekar wulan yang sebelumnya.
Berdeham pelan, Sekar wulan lantas berbicara dengan santai dan lebih akrab. "Ada keperluan apa kakak ipar kesini? "
Lagi- lagi senyum misterius itu di perlihatkan olehnya. "Tidak ada. Hanya ingin berkunjung saja. "
Kemudian langkah nya mulai teratur, sang pewaris kerajaan yang kelak akan menggantikan raja tersebut, hanya berjalan mondar-mandir di hadapan sekar wulan selama beberapa saat, membuat wanita itu memicingkan matanya, waspada.
"Tapi kebetulan aku ingin membicarakan sesuatu padamu, putri, " ucap raden Wirasesa kemudian, Sekar wulan dalam hati berdecih, akhirnya laki-laki itu menunjukkan maksud dan tujuannya juga, tak mungkin hanya sekedar berkunjung saja kan?
Sekar wulan mengangguk pelan. "Baik, akan saya dengarkan kalau begitu. "
Raden Wirasesa kemudian mendekat, sangat dekat hingga mau tak mau Sekar wulan memundurkan langkah nya hingga ia terpojok kan di dinding. Lengan besar pria itu mendadak saja mengunci pergerakan nya dari samping. Wajah pria itu sengaja di condong kan ke arahnya hingga terpaaan napasnya bisa di rasakan jelas oleh Sekar wulan. Siapapun yang melihat mereka dalam posisi ini pasti akan salah paham. Untungnya Muti dan Tyra, Sekar wulan suruh ke dapur untuk menyiapkan makanan tadi.
Mata sekar wulan lantas semakin menajam, ia anggap tindakan ini sudah sangat tidak sopan. "Apa- apaan ini yang mulia. Tolong hormati saya sebagai istri dari adik anda sendiri. " lantas dengan tak kenal takut, Sekar wulan mendorong dada laki-laki itu hingga akhirnya ia bisa bernapas lega.
Tapi bukannya marah karena dorongan sekar wulan yang begitu kuat, Raden Wirasesa justru tersenyum. Senyum yang semakin memuakkan di mata sekar wulan.
"Sebenarnya apa tujuan orang ini, kesini? " batin Sekar wulan.
Raden Wirasesa lalu kembali menatap nya setelah membuang muka dan mendengus geli. "Ah, ternyata rumor itu benar. Sekarang kau bukan lagi Sekar wulan yang dulu. Kau sudah berani melawan ku rupanya. "
Alis Sekar wulan mengernyit. "Berani melawan? apa maksud anda? "
"Ah, apa jangan- jangan rumor yang mengatakan jika kau hilang ingatan itu juga benar? "
Rahang Sekar wulan mengeras. "Jangan berbelit- belit yang mulia, katakan saja langsung apa yang di ucapkan anda? "
"Jangan di sini. Kita bicara saja di tempat lain. " Raden kertayasa berbisik sambil mendekatkan wajahnya membuat sekar wulan melotot. Sebab hanya berjarak sesenti saja bibir mereka akan bersentuhan.
Refleks Sekar wulan mendorong pria itu, alarm bahaya di kepalanya berbunyi hingga membuat ia dengan spontan menampar pipi laki-laki itu.
"Yang mulia! " teriaknya garang. "Jangan bertindak tidak sopan! "
Wajah Raden Wirasesa dengan cepat berubah, kilatan amarah terlihat jelas di matanya.
"Kau membuat kesabaran ku habis Sekar wulan! ayo ikut aku!" Di tariknya lengan ringkih wanita itu dengan kasar. Perbedaan tubuh dan kekuatan yang jelas tak seimbang membuat Sekar wulan tak bisa meloloskan diri dari pria itu.
Hingga kini mereka tiba di tempat yang lebih sepi. Di lahan kosong tepat belakang istana Kadipaten. Hingga saat sekar wulan dengan berani mengigit tangannya Raden kertayasa barulah melepaskan jeratannya.
"Argghhh! " Raden Wirasesa menggeram kesal. "Kau benar-benar terlalu berani, Sekar wulan! " desisnya tajam.
"Aku memang tak pernah takut padamu! Katakan apa yang kau inginkan sebelum aku melaporkan kejadian ini pada gusti Prabu! "
Mata Raden Wirasesa membelalak. "Kau! " ia hampir kehilangan kesabaran namun sekar wulan sedikitpun tak gentar. Namun sedetik kemudian raden Wirasesa kembali tenang.
"Kau benar-benar tak ingat semua yang terjadi di antara kita? padahal kita hanya tak bertemu selama sebulan saja. "
Sekar wulan kembali meradang. "Apa maksud perkataan mu?! " Ia merasa sangat marah, sudah cukup permainan tak masuk akal ini. Ia hendak memanggil prajurit namun rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya membuat Sekar wulan langsung kehilangan kendali.
"Argghh!" jeritnya sambil memegang kepala. Matanya memejam, dengan wajah pucat pasi, di dalam ingatan nya muncul fragmen- fragmen ingatan masa lalu tentang sekar wulan sebelumnya bersama dengan laki-laki ini.
"Sekar, aku tahu kau menikah dengan si bedebbah Erlangga itu hanya terpaksa. Dan kau ingin berpisah dengan nya. Maka bekerja samalah dengan ku. Taruh racun ini ke dalam hidangan yang akan dimakan bedebbah itu. Lalu setelah dia matii kau bisa bebas dan sebagai imbalannya kau akan ku angkat sebagai permaisuri ku! "
"Tidak! Kau pikir aku boddoh pangeran? bekerja sama dengan mu sama saja seperti keluar dari mulut singa tapi masuk ke mulut buaya. Kau selama ini terkenal sebagai seorang pria yang tak pernah menghormati wanita, bagaimana aku bisa mempercayai mu? Lagipula aku memang membenci nya tapi aku tak pernah berniat untuk membunuh nya! "
Lalu bayangan Sekar wulan saat di tarik paksa oleh Wirasesa muncul.
"Jangan menghabiskan kesabaran ku Sekar wulan! kini aku tak lagi memaksa agar kau mau bekerja sama dengan ku. Tapi aku benar-benar mencintaimu, tinggalkan Erlangga si bedebbah itu dan menikah lah dengan ku! Bukankah kau juga membenci nya, untuk apa kau bertahan? "
"Tidak akan pernah! Raden Erlangga memang pria yang ku benci tapi dia mengerti caranya menghormati wanita. Sedangkan kau? belum jadi raja saja sudah mempunyai banyak istri, bagaimana ketika sudah menjadi raja?! "
Penolakan berkali-kali yang dilakukan sekar wulan membuat Raden kertayasa semakin terobsesi padanya. Hingga beberapa kali lelaki itu mencoba untuk me*lecehkkannyq namun tak pernah berhasil karena sekar wulan yang berani melawan namun hal itu cukup meninggalkan trauma bagi Sekar wulan sebelumnya.
"Haaah! " Sekar wulan membuka matanya dengan dada berdebar kencang dan muka yang sepucat kapas.
Sementara laki-laki itu masih setia berada di samping nya.
"Bagaimana?kau sudah mengingat semua nya? " Raden Wirasesa tersenyum miring.
"Sekarang adalah kesempatan terakhir mu, menikah lah dengan ku." Lalu dia tiba-tiba mendekat.
"Mau ku beritahu satu hal? Si bedebbah Erlangga itu tidak akan kembali hidup- hidup, " bisiknya di telinga sekar wulan. Lalu menyerangai saat melihat raut wajah sekar wulan yang menegang.
"Dan wilayahnya ini akan menjadi milik ku. Jadi jika pun kau menolak, kali ini aku tak akan bisa kabur dari ku. "
*****
gagah, sangar ,kekar,dan kulitnya yg coklat
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ditunggu lanjutannya kak..🙏
salam Thor 💪👍 lanjut 🙂❤️🙏
ayo semangat up lagi 💪 Thor 👍 salam sehat selalu ya ❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏