HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Turnamen

"Baik, disini ibu akan segera mengumumkan siapa saja yang akan mengikuti turnamen olahraga kali ini, yang akan di laksanakan sepuluh hari lagi" Seluruh siswa dan siswi SMA laksmana memerhatikan seorang guru yang sedang berdiri di hadapan mereka semua.

Beliau mulai menyebutkan beberapa nama siswa dan siswi yang akan mengisi beberapa kategori turnamen olahraga tahun ini. "Kita mulai dari kategori turnamen Bulutangkis, Putri tunggal akan di isi oleh, Hauratusshabira"

Haura tidak terlalu terkejut dan senang mendengarnya, karena dia sudah tahu kalau dirinya akan terpilih untuk mengisi kategori turnamen Bulutangkis sebagai putri tunggal.

"Cie, selamat ya. Semoga, kamu bisa dan semangat Haura" Haura hanya menanggapinya dengan datar, ia juga heran pada seseorang yang sangat memaksa ingin berteman dengannya itu.

Padahal, ia sudah beberapakali mengabaikannya, tapi tetap saja. Beberapa nama telah di sebutkan dan beberapa kategori turnamen juga sudah diisi. Semua siswa dan siswi keluar dari tempat itu untuk pulang.

Haura berhasil mendapatkan dua kepercayaan untuk mengisi dua kategori, seperti yang sudah kita ketahui, dia dipilih untuk mewakili bulutangkis putri tunggal dan ada satu lagi, yaitu voli.

Ia berniat akan bekerja keras dan memenangkan semua pertandingannya.

Tit! Tit!

Suara klakson dari motor Erika, berhasil membuatnya terperanjat kaget. "Hau, pulang bareng aku ayo" Haura hanya meliriknya sekilas dan kembali berjalan.

"Hau, ayo naik yo!" Haura pun menghentikan langkahnya dan menatap Erika yang terus mengikutinya menggunakan motor aeroxnya yang berwarna merah.

"Aku jalan kaki aja, kalo mau pulang duluan aja, aku ada ekskul" Kemudian Haura pun meninggalkan Erika sendiri disana.

"Apa yang bisa bikin hati lo luluh Hau? Lo itu bersikap sama, sama semua orang. Gak peduli itu tua ataupun muda, sikap lo tetep aja dingin" Ucapnya sambil memperbaiki punggung Haura yang semakin menjauh.

"Gue jadi penasaran deh, dulu orang tua lo ngidam apaan, sampai anaknya punya sikap dingin kayak gitu" Erika menggeleng lalu pergi meninggalkan halaman parkir.

HARBY KELABU

Pukul empat sore, Haura baru tiba di rumah. Ia langsung menghampiri neneknya yang sedang berada di kedai kecil milik mereka. "Assalamu'alaikum, oma" Haura mencium tangan dan pipi omanya.

"Wa'alaikumsalam, uh cucu oma baru pulang. Gimana sekolahnya nak?"

"Alhamdulillah oma, lancar" Haura mengacungkan jempolnya.

"Dan, asal oma tau. Haura terpilih untuk ikut turnamen bulutangkis sepuluh hari lagi, oma" Aura kebahagiaan terpancar dari wajah oma, yang mana beliau langsung memberikan pelukan pada cucunya itu.

"Alhamdulillah nak, semoga sukses ya"

"Iya oma, makasih. Haura masuk dulu ya, mau mandi" Oma mengangguk dan melanjutkan membersihkan meja.

"Jangan lupa shalat, ya Hau!" Tambahnya dengan sedikit berteriak.

"Udah oma tadi, awal waktu!"

Haura adalah anak yang rajin dan patuh, dia sama sekali tidak pernah melanggar waktu yang sudah ia tetapkan. Jika oma menyuruhnya seperti itu, maka ia akan melakukannya dan tidak akan pernah bisa melawan.

Namun, ada suatu hal yang membuat Haura tidak ingin tersenyum dan bersikap dingin pada orang lain, yaitu... Nanti deh kita akan tahu sendiri.

Setelah selesai makan malam bersama oma, karena kebetulan mereka tinggal berdua di rumah itu. Mereka kedatangan tamu, yaitu keluarga Om Amar. Om Amar adalah anak kedua dari Oma.

Saat sedang asyik mengobrol, Haura pergi ke dapur untuk buang air kecil. Namun pada saat ia keluar dari dalam kamar mandi, seseorang menyeretnya sampai halaman rumah.

"Lepas" Akhirnya tangan Haura di lepaskan oleh Alvan yang sedari tadi mencengkramnya denga cukup kuat. "Heh, udah cukup ya lo! Gua gak terima kalo orang tua gua terus biayain hidup lo!" Bentak laki-laki itu yang bisa kita sebut dia adalah sepupu Haura.

"Kenapa mesti marah sama aku?" Mata Haura mulai berkaca-kaca, karena ia tidak suka di bentak dan di perlakukan seperti itu. "Kenapa kamu gak bilang langsung sama om dan tante?" Suara Haura mulai terdengar bergetar, karena kini ia menahan tangis.

"Oh, jadi itu yang lo mau gua lakuin? Oke, sini" Alvan kembali menyeret tangan Aina dan membawanya ke tempat dimana orang tuanya berada.

Semua orang yang berada disana terkejut dengan apa yang mereka lihat saat itu. "Alvan, apa yang kamu lakukan?" Tanya Amar pada putranya itu.

"Haura mau Alvan bicara sama papa, kalau papa harus berhenti untuk biayain Hora" Hening, suana hening menyelimuti ruangan tersebut. Hani langsung membawa Haura kedalam pelukannya.

"Sini kamu ikut papa" Amar membawa Alvan keluar dari rumah dan berbicara dengan Alvan. "Apa yang kamu inginkan?"

"Pa, Alvan cuma mau papa berhenti biayain Hora. Alvan itu sakit hati pa, ketika mama sama papa terus aja perhatiin Hora, sedangkan Alvan? Kapan Alvan di perhatiin gitu kayak Hora?" Amar membuang nafasnya dengan kasar.

"Kapan kamu bilang? Ingat Alvan, kamu selalu melupakan kebaikan, perhatian, kasih sayang papa sama mama, disaat kamu berusaha untuk menghentikan pada dan mama untuk membiayai Haura.

Alvan, kamu sudah dewasa. Kamu sudah mau lulus kuliah, kamu sudah punya pekerjaan. Seharusnya, kamu bisa lebih berpikir dewasa. Kamu juga tau sendirikan, adik kamu Haura tidak memiliki siapapun selain kita"

Tidak berselang lama dari situ, Hani pun bergabung bersama dengan suami dan anaknya. "Alvan" Panggilnya dengan sangat penuh kelembutan. "Mama ingatkan sekali lagi, bahwa yang bisa membuat kamu bahagia di masa depan adalah Haura"

HARBY KELABU

Turnamen olahraga akan dilaksanakan pada hari ini, sebelum berangkat ke sekolah tadi, Haura meminta do'a pada sang oma, karena kebetulan, turnamennya di laksanakan di sekolah lain.

Semua siswa yang akan ikut sudah berkumpul, dan salah satunya pasti ada Erika, dia masuk kedalam kategori basket. "Haura, semangat ya" Satu tangan Erika merangkul pundak Haura.

Saat itu Haura tidak tau harus memberikan ekspresi seperti apa, dan pada akhirnya dia hanya memilih untuk diam. Perjalanan dari sekolah Laksmana ke sekolah yang akan di pakai turnamen hanya memakan waktu tiga puluh menit.

Saat dari turun bis sampai masuk kedalam ruangan khusus untuk berkumpul pun, Erika masih tetap saja menempel pada Haura. Haura tidak merasa risih, karena dia sudah terbiasa dengan Erika.

Mereka semua berkumpul untuk mendengarkan arahan dari guru. Setelah itu, semua siswa berpisah untuk pergi menuju tempat diaman mereka akan bertarung.

"Haura, ini buat kamu dari bunda. Semangat ya, semoga kita dapat hasil yang memuaskan, dah" Erika melambaikan tangan pada Haura yang mana tidak dapat balasan darinya.

Haura memandangi isi dari paper bag yang baru saja Erika berikan, yaitu satu buah tempat nasi dan satu botol air mineral.

BERSAMBUNG...

Yap...

Gimana gimana? Kalian udah nemuin keseruan bersama Haura belum? Kalo belum yuk kita lanjut

Next part...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????

2025-05-23

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Erika ni cowok ato cewek ya??!

2025-05-23

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Assalamu'alaikum
salken, Thor

2025-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!