NovelToon NovelToon
Dijual Untuk Hamil Anak Ceo

Dijual Untuk Hamil Anak Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Mira j

Liana Antika , seorang gadis biasa, yang di jual ibu tiri nya . Ia harus bisa hamil dalam waktu satu bulan. Ia akhirnya menikah secara rahasia dengan Kenzo Wiratama—pewaris keluarga konglomerat yang dingin dan ambisius. Tujuannya satu, melahirkan seorang anak yang akan menjadi pewaris kekayaan Wiratama. agar Kenzo bisa memenuhi syarat warisan dari sang kakek. Di balik pernikahan kontrak itu, tersembunyi tekanan dari ibu tiri Liana, intrik keluarga besar Wiratama, dan rahasia masa lalu yang mengguncang.

Saat hubungan Liana dan Kenzo mulai meluruhkan tembok di antara mereka, waktu terus berjalan... Akankah Liana berhasil hamil dalam 30 hari? Ataukah justru cinta yang tumbuh di antara mereka menjadi taruhan terbesar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira j, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

Nara menggenggam erat pulpen di tangannya, menahan rasa tak nyaman yang menyesaki dadanya. Sejak tadi, selama rapat berlangsung, tak sekalipun Kenzo menatapnya—seolah ia hanyalah kursi kosong di sudut ruangan. Padahal ia datang bukan hanya sebagai pemegang saham, tapi juga… keluarga.

Saat Kenzo berdiri dan melangkah keluar dari ruang rapat, Nara buru-buru berdiri dari kursinya. Tak peduli sorot mata para manajer yang tertinggal di ruang rapat, ia hanya ingin satu hal ,bicara dengan Kenzo.

Langkahnya cepat mengejar pria itu yang tengah menyusuri lorong kantor menuju ruang pribadinya.

"Kak Kenzo!" panggilnya pelan namun tegas.

Kenzo berhenti. Tanpa menoleh. Tubuhnya diam di depan pintu ruangan yang akan dibuka Jek. Hanya suara dinginnya yang terdengar.

"Kita bicara di ruanganku."

Nada itu… bukan nada hangat seorang kakak. Lebih terdengar seperti suara pemilik perusahaan pada salah satu stafnya.

Jek langsung membukakan pintu.

Mereka masuk. Pintu tertutup rapat. Jek tetap berdiri di luar, menjaga batas privasi yang telah lama disusun tanpa kata oleh Kenzo.

Di dalam ruangan, atmosfer sunyi menegangkan. Aroma kayu manis dari diffuser ruangan terasa begitu mencolok, seakan mencoba menenangkan suasana yang mendidih di dalam dada Nara.

Kenzo berjalan menuju meja kerjanya, melepaskan jasnya dan duduk. Tatapannya tajam. Serius. Tidak ada basa-basi.

"Bicara," ucapnya singkat.

Nara menarik napas.

"Kenapa... kenapa kakak memperlakukan aku seperti ini? Sejak awal masuk ke perusahaan, aku sudah berusaha keras membuktikan diri. Tapi seolah di mata kakak, aku ini tidak ada."

Kenzo menatapnya, diam. Kedua tangan bertaut di depan meja.

"Karena kamu memang belum menunjukkan bahwa kamu pantas dipercaya sepenuhnya, Nara."

"Aku keluarga!" Nara mulai meninggikan suara.

"Aku anak dari garis yang sama. Aku bukan orang luar!"

Kenzo berdiri perlahan, menghampirinya.

"Keluarga bukan soal darah, Nara. Tapi soal loyalitas. Sejauh ini, aku belum melihat itu darimu. Hanya ambisi."

Nara tercekat.

"Kalau kamu ingin dihormati di sini, maka buktikan dengan kerja, bukan dengan status."

Ada jeda panjang.

"Sekarang keluar. Aku ada pekerjaan lain."

Dengan wajah tertahan antara marah dan malu, Nara membalikkan badan. Ia melangkah keluar dari ruangan, melewati Jek yang menunduk hormat tanpa kata.

Di balik pintu ruangan, Kenzo berdiri menatap jendela besar.

Ia tahu sikapnya barusan dingin. Mungkin terlalu dingin. Tapi ia lebih memilih dihormati karena tegas, daripada dicintai lalu ditikam dari belakang.

*

*

*

Di sebuah kamar hotel mewah di pusat kota Singapura, tirai tipis bergoyang pelan tertiup angin dari jendela yang terbuka setengah. Matahari sore menebar cahaya keemasan, membingkai dua sosok yang tengah larut dalam kemesraan.

Claudia bersandar di dada seorang pria paruh baya, tubuhnya masih dibalut selimut hotel yang rapi namun acak-acakan. Ia tersenyum puas, membiarkan jemarinya menyusuri dada bidang pria di sampingnya.

"Ah... sayang," bisiknya manja. "Aku sangat menikmati momen seperti ini. Seolah aku ingin selamanya kamu jadi milikku."

Pria itu tertawa pelan, mencium pucuk kepala Claudia.

"Kamu tahu aku selalu ada untukmu, sayang. Tapi kamu... besok kembali jadi wanita Kenzo, kan?"

Claudia terdiam sejenak. Matanya menatap langit-langit kamar, kemudian menghela nafas panjang.

"Iya, aku harus pulang besok. Peranku sebagai istri Kenzo kembali dimulai. Bahkan kali ini lebih berat..." Ia menoleh dan menatap sang pria.

"Karena untuk beberapa bulan kedepan, aku harus... berpura-pura hamil."

"Hamil?" pria itu mengangkat alis.

Claudia mengangguk pelan.

"Ya... demi meyakinkan keluarga besar Kenzo. Mereka harus percaya kalau aku yang mengandung ahli waris keluarga Wiratama."

"Tapi bukankah—"

Claudia menaruh telunjuknya di bibir pria itu.

"Ssst... jangan bahas itu. Aku tahu apa yang aku lakukan. Ini rencana yang sudah lama disusun. Dan aku tak akan membiarkan semuanya gagal hanya karena rasa bersalah."

Pria itu hanya bisa menghela napas. Ia tahu Claudia bukan wanita biasa. Ia adalah aktris hebat, bukan hanya di depan kamera, tapi juga di dalam hidup Kenzo.

Claudia bangkit dari tempat tidur, menyampirkan jubah sutra ke tubuh indahnya. Ia berjalan ke arah balkon dan menatap langit yang mulai oranye.

"Besok aku kembali jadi istri yang sempurna. Dan mereka ….keluarga wiratama terlalu sibuk untuk tahu siapa yang sebenarnya mengandung ahli waris mereka ."

 Claudia duduk membelakangi David, mengenakan jubah yang terjulur hingga mata kaki. Angin dari jendela mengibaskan helaian rambutnya.

David mendekat, memeluk Claudia dari belakang dengan lembut, lalu berbisik di telinganya,

“Apakah Kenzo terlalu penting untukmu, sayang...? Aku bisa memberikan apapun yang kamu mau… semua… asal kamu bersamaku.”

Claudia diam sejenak. Pandangannya lurus ke kaca jendela, menyaksikan lalu lintas kota yang mulai padat menjelang malam. Lalu dengan suara lembut namun tajam, ia menjawab,

“Aku tahu, David. Aku tahu kamu mencintaiku. Dan aku pun mencintaimu...”

David tersenyum lega, tapi senyum itu segera pudar ketika Claudia melanjutkan,

“Tapi Kenzo… dia punya semua yang aku butuhkan. Harta, Kekuasaan, Nama besar,Dan cinta yang bisa aku manipulasi.”

David mematung, hatinya mencelos. Tapi Claudia menoleh, menggenggam wajahnya dengan kedua tangan, lembut namun penuh kendali.

“Kamu akan tetap menjadi cintaku yang lain, sayang. Satu-satunya tempat aku bisa menjadi diriku sendiri. Tapi di depan dunia... aku tetap Claudia Wiratama, istri sempurna dari pewaris tahta keluarga penguasa itu.”

David menghela napas, menahan luka yang ditinggalkan kata-kata Claudia. Tapi ia tak bisa membenci wanita yang ia cintai sepenuh hati, meski tahu dirinya hanya menjadi bayangan dari seorang Kenzo Wiratama.

Claudia mendesah ringan, lalu berkata tanpa menoleh,

“Kau tahu, sayang... kehamilan Liana justru kartu as-ku.”

David menatap bingung.

“Apa maksudmu? Bukankah itu artinya posisimu bisa terancam?”

Claudia berbalik perlahan, senyum sinis tersungging di bibir merahnya.

“Justru sebaliknya. Dengan Liana hamil, aku punya alasan sempurna untuk ‘istirahat’ dari tugas sebagai istri Kenzo. Aku akan ‘pura-pura hamil’, seperti rencana awal. Selama itu, semua perhatian keluarga Wiratama tertuju padaku, seolah aku calon ibu dari pewaris mereka.”

David terdiam, matanya memperhatikan Claudia dengan sorot ragu.

“Dan begitu anak Liana lahir?” tanyanya hati-hati.

Claudia mendekat, menatapnya tajam.

“Begitu bayi itu lahir, aku akan ambil alih. Aku akan buat anak itu diakui sebagai anakku dan Kenzo. Liana hanya akan jadi bayangan, ibu pengganti.  Dan aku akan mengirimnya jauh dari jangkauan keluarganya Wiratama .Tidak akan ada yang tahu kebenarannya.”

David mengerutkan kening.

“Liana bisa bicara, Claudia. Kamu terlalu percaya diri.”

Claudia tertawa pelan, dingin.

“Dia bukan siapa-siapa. Seorang gadis biasa yang dikurung oleh status dan hutang budinya pada keluarga Wiratama. Aku akan menekannya  hingga ia tak berkutik.Dan Kenzo... dia terlalu sibuk menjaga citra dan pewaris keluarga. Dia akan menurut, demi nama baik.”

Ia berjalan menuju balkon, menatap lampu-lampu kota yang gemerlap.

“Setelah itu, aku akan punya segalanya, David. Nama, warisan, kuasa. Dunia model pun akan lebih menghormatiku sebagai ‘Claudia Wiratama’—wanita yang melahirkan pewaris tunggal kekaisaran bisnis itu.”

David hanya bisa menatap Claudia dari belakang. Ada rasa bangga sekaligus takut. Wanita ini cantik, memikat, dan benar-benar berbahaya.

1
Blu Lovfres
Next episode
Blu Lovfres
Next thor
Blu Lovfres
berati kenzo. ceo. ben**ng dn bodoh
masah ga tau dn ga curiga dgn istrinya, keluar masuk luar negri, dgn bebas🤣😅🤭😁😂
Blu Lovfres
nara,orang baik thor jangan seret dia,ke jalan rinto yg jahat
Blu Lovfres
novel yg sangat bagus
Blu Lovfres
,good novel 👍❤️❤️❤️
Adinda
semoga liana lebih pintar menyembunyikan anaknya dan lari menyelamatkan anaknya
partini
cantik tapi murahan macam pelacur cihhhh ,,dia tau Kenzo tuh bego makanya dia PD bangtt
partini
helelh paling kamu mau pakai jurus obat perangsang kaya yg lainnya
kalau yg lain beruntung sih so lihat apakah kamu akan sama yg lain Vika
Adinda
ternyata istri tercintamu hanya mengincar harta mu kenzo
watashi tantides
Nyesel ya pak gara gara nikah lagi😔 Kasian nasib Liana anak kandungnu pak😭
watashi tantides
Sakit banget💔😭 Liana 🫂
watashi tantides
Semoga Kenzo jatuh cinta ke Liana🥰 maaf Claudia istri sah itu semua karna kamu yang mepersatukan Kenzo dan Liana dan yang terlalu tega ke mereka😔
watashi tantides
Sakit banget💔😭
watashi tantides
Please ini mengandung bawang😭
watashi tantides
Mulai tumbuh benih sayang Kenzo ke Liana🥹🤍
Mira j: trimakasih KK dah singgah 🙏🏻💞
total 1 replies
watashi tantides
Liana😭❤️‍🩹
watashi tantides
Liana😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!