NovelToon NovelToon
Kau Selingkuhi Aku, Ku Ambil Bapakmu!

Kau Selingkuhi Aku, Ku Ambil Bapakmu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Selingkuh / Wanita Karir / Sugar daddy / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Diselingkuhi sedih? Sudah tidak jaman! Angkat kepalamu, gadis, mari kita balas dendam.

Betari diselingkuhi oleh kekasih yang dia pacari selama tiga tahun. Alih-alih menangis, dia merencanakan balas dendam. Mantan pacarnya punya ayah duda yang usianya masih cukup muda. Tampan, mapan, dan kelihatannya lebih bertanggungjawab. Jadi, Betari pikir, kalau dia tidak dapat anaknya, dia akan coba merebut ayahnya.

Namun ditengah misi balas dendamnya, Betari justru dikejutkan oleh semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Betari Mau Pergi

Berada di tengah jam kerja, Melvis seharusnya sedang menikmati makan siang di restoran langganannya, tapi siang itu semua rencananya berubah. Demi Betari, ia tanpa ragu membatalkan reservasi dan memutuskan resevasi ke restoran lain--restoran yang lebih dekat dengan kantor Betari.

Tidak ada alasan logis yang bisa ia pikirkan selain keinginan sederhana untuk bertemu. Pucuk dicinta, Betari pun ujug-ujug chat lebih dulu, mengajaknya untuk makan siang. Bahkan omongan Nando yang biasanya mengusik pikirannya kali ini terasa seperti angin lalu. Seakan ada magnet tak kasat mata yang menariknya ke arah wanita itu, dan Melvis, tanpa perlawanan, membiarkan dirinya hanyut.

Berbeda dari kebiasaannya yang selalu ditemani sopir, kali ini Melvis memilih pergi sendiri. Ia bahkan sempat memberi tahu sekretarisnya bahwa ia tidak akan kembali ke kantor setelah makan siang. Tak ada urgensi mendadak, tak ada alasan formal, hanya keinginan pribadi yang ia turuti tanpa berpikir panjang.

Langkahnya ringan saat memasuki restoran. Matanya langsung mencari sosok yang menjadi alasan penuh perubahan rencananya hari ini.

Betari sudah tiba lebih dulu, duduk santai dengan ponselnya di tangan. Begitu melihat Melvis, senyumnya mengembang. Sudah tidak perlu kata-kata untuk menunjukkan bahwa kedatangannya memang dinanti. Melvis menarik kursi dan duduk di hadapannya, merasa aneh karena nyaman begitu saja. Ketegangan tak lagi terasa, juga tak ada basa-basi yang berlebihan. Hanya tersisa detakan jantung yang berdegup diluar batas kewajaran.

Mereka menikmati makan siang tanpa terburu-buru. Percakapan melompat dari satu topik ke topik lain, diselingi tawa ringan yang membuat suasana semakin lepas. Melvis, yang biasanya penuh perhitungan dalam setiap interaksinya, mendapati dirinya berbicara lebih santai dari biasanya.

Saat hidangan terakhir diangkat dari meja, Melvis merogoh paper bag yang berada di sampingnya, meletakkannya di hadapan Betari.

"Buat kamu."

Betari meliriknya dengan alis sedikit terangkat, sebelum akhirnya membuka paper bag itu dengan rasa penasaran. Di dalamnya, seutas lanyard Dior yang tampak eksklusif terlipat rapi. Bukannya menolak dengan basa-basi seperti kebanyakan orang, Betari justru tertawa kecil dan menerima pemberian itu dengan ringan.

"Udah kayak sugar baby aja nih saya," candanya tanpa sungkan. Melvis terkekeh, tidak merasa tersinggung atau terganggu sedikit pun. Malah, entah kenapa, ia menyukai bagaimana Betari tidak berusaha berpura-pura.

Mereka tertawa bersama, menghabiskan beberapa menit terakhir sebelum akhirnya harus kembali ke rutinitas masing-masing. Tapi di antara gelas kosong dan piring yang mulai dibereskan, Melvis tersadar bahwa omongannya kepada Nando adalah kekeliruan. Mereka lebih dari sekadar kenalan.

"Pak Melvis, ada yang mau saya omongin." Kalimat Berarti menarik Melvis dari lamunan.

Grasak-grusuk Melvis menjawab. "Ah iya, maaf Mbak, tadi bilang apa ya?"

"Bapak bengong ya?" Tanya Betari sembari memicingkan mata.

Melvis terkekeh kecil. "Hehehe, iya, sedikit."

"Jangan bengong, Pak. Takut kesambet. Tadi saya bilang mau ngomong sesuatu."

"Mau ngomong apa, Mbak?"

"Nanti, sekitar minggu depan, kalau chat bapak nggak kebalas, atau telepon nggak keangkat, maaf ya Pak. Soalnya saya mau ke suatu tempat. Takutnya saya sibuk, atau jaringannya jelek."

"Oh gitu." Melvis mengangguk pelan, terlihat santai. Tapi dalam hatinya, dia kepikiran sesuatu.

Memangnya kamu mau kemana, sih? Nanti kalau aku kangen, gimana? Melvis ingin sekali bilang begitu. Dia tahan-tahan. Tapi bagus juga Betari ini, mau menghilang bilang-bilang dulu, biar si kesayangan ada persiapan mengelola rindu.

Selain itu, bilang-bilang dulu sebelum menghilang bisa meminimalisir pikiran negatif yang suka menerka-nerka. Apa dia marah kah? Apa dia tidak nyaman kah? Apa dia baik-baik saja kah? Dan banyak lagi pikiran yang menerka-nerka.

Namun, setelah di timbang-timbang cukup lama, akhirnya Melvis tidak kuat jika hanya menjawab 'Oh gitu'. Dia memberanikan diri untuk. bertanya lebih detail.

"Perginya jauh, Mbak? Ke daerah mana? berapa hari?"

Betari tersenyum tipis. "Nggak jauh-jauh amat, Pak. Masih di dalam negeri kok. Saya cuma ada urusan sebentar, nggak akan lama, paling tiga hari. Lagian kalau ada waktu senggang, saya pasti kabarin Bapak."

Melvis mengangguk, meskipun masih terasa khawatir. "Yang penting hati-hati ya, Mbak. Kalau ada apa-apa kabarin aja."

"Oke siap."

Tapi Melvis dalam benaknya masih mencari cara agar bisa ikut serta bersama Betari.

...****...

Karena tidak harus balik ke kantor, Melvis pergi ke suatu tempat yang kerap dia kunjungi. Melvis menepikan mobilnya di area pemakaman yang lengang. Di tangannya, ada sebuket bunga lily dengan kelopak yang masih segar, baru dibeli dari toko langganannya. Setiap datang kesini, Melvis selalu membawa bunga yang sama, seakan menjadi tradisi yang harus dia jaga.

Dengan langkah yang sudah mengenal jalan, Melvis berjalan melewati barisan makam yang tertata rapi. Angin sore membelai kulitnya, membawa aroma bunga kamboja dan juga tanah basah. Sesampainya di batu nisan yang sering dia kunjungi, Melvis tersenyum tipis.

"Aku datang lagi," gumamnya, sebelum jongkok dan mulai merapikan beberapa daun kering yang terbawa angin ke atas pusara.

Melvis meletakkan bunga lily yang dia bawa, lalu jemarinya menyentuh batu nisan.

"Seperti biasa, aku datang bawain bunga kesukaan kamu. Aku beli masih di toko yang sama. Bunganya selalu segar." Katanya. Melvis tertawa kecil, merasa aneh sendiri karena berbicara seperti ini. Tapi kebiasaannya dari 27 tahun lalu tidak pernah berubah. Di sini, dia bisa membuka semua yang ada di dalam hatinya.

"Nando baik-baik aja. Dia masih seperti dulu... selalu menyimpan banyak hal untuk dirinya sendiri. Nggak banyak cerita ke aku tentang hidupnya, tentang apa yang dia rasakan. Aku tahu dia anak yang baik, tapi tetap saja, rasanya aku cuma dapat permukaan dari dunianya."

"Aku cuma tahu hal-hal dasar-- pekerjaannya, juga segelintir teman-temannya. Aku nggak tahu dia punya pacar atau jomblo. Soalnya aku pernah iseng nanya ke dia, 'Nando, kamu punya pacar?' dia jawabnya, rahasia."

"Mungkin aku bukan tempatnya bercerita. Mungkin... dia lebih nyaman menyimpannya sendiri." Melvis tersenyum kecil. Ada kepasrahan di matanya.

"Maaf ya, aku nggak bisa kasih banyak cerita tentang dia. Aku tahu kamu pasti ingin tahu lebih banyak. Aku juga ingin. Tapi aku belajar menerima, bahwa mungkin ini cara Nando melindungi privasinya. Dan soal aku..."

Sejenak Melvis terdiam, seperti mengumpulkan keberanian. "Aku ketemu seseorang, namanya Betari. Dia perempuan baik, penuh keberanian, dan... entahlah, aku merasa nyaman di dekatnya. Setelah 27 tahun, aku kira aku nggak bisa ngerasain hal kaya gini lagi. Aku nggak tahu perasaan ini boleh atau tidak."

Melvis mengusap wajahnya, lalu tersenyum kecil sebelum berdiri. "Aku pulang dulu. Aku bakal datang lagi kesini, seperti biasanya." Janjinya. "Dan mungkin... kalau kamu nggak keberatan, aku bakal ajak Betari buat kenalan sama kamu."

.

.

Bersambung.

1
Sinar Sinareati
pembalasan di mulai ya Nando ini baru permulaan
Zenun: iyeees
total 1 replies
FT. Zira
jawwban cerdas/Joyful//Joyful/
RR🫶🏻🌊
Ktnya harus akad lagi sih abis lahiran klo nikah lg Hamidun, ktnya nantinya klo gk akad ulang anak-anak yg lahir di pernikahan ttp gk masuk bin/binti bapaknya. Bener gk sih?
RR🫶🏻🌊
Aman, perang dipending /Chuckle/
Sinar Sinareati
masuk jebakan kamu pak melvis
Sinar Sinareati
modus banget kamu betari🤭🤭
Zenun: hehehe
total 1 replies
Dewi Payang
Bapake sama anake 11 12.... aneh....
Dewi Payang
Ngeri/ngerti🫰
Dewi Payang
Udeh deh An, tobat deh lu, udah syukur dibantuin Betari sampai ortumu dan ortunya Nando setuju, mau cari masalah baru, lu mesti nyesel tar
Teteh Lia
Dih ... malah nyalahin orang. 🙄
Teteh Lia
Yang ada malah tambah badmood 😅
Teteh Lia
Niat mau bikin Betari nangis di pojokan. malah dia sendiri yang mewek. 🤭
Teteh Lia
Sudah nda penting tuh. 😅
nowitsrain
Ngapa jadi nyalahin orang dih
nowitsrain: Ratu dramaa
Zenun: Gatau tuh
total 2 replies
nowitsrain
Muakkkk aku muakkkkkk sudah dengan walid ini 😭
nowitsrain: STOP YA
Zenun: Kalau muak, pejamkan mata, bayangkan muka walid
total 2 replies
FT. Zira
bentar bentar... yg bab ini gaya kak Zenun kentel banget lho.. yg babb sebelumnya gak sekentel ini..apa aku yg salah tafsir?🤔🤔
Zenun: Selang seling sih. Tapi yang sekarang aku yang lagi nulis. Kalau menemukan beda2 dari bab 25 keatas aku gatau itu kenapa karena itu aku yang nulis semua.
FT. Zira: keduanya kak..
tapi apakah aku yg salah tafsir atau ngak, aku gak tau🙈🙈
total 6 replies
FT. Zira
Be mah beda ya.. buka seperti dirimu/Proud//Proud/ Be kan stay cooll.. makanya Duren aja sampe kepincut/Proud//Proud/
Zenun: hehehe, betul
total 1 replies
FT. Zira
kompakk/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
/Joyful//Joyful//Joyful/ lanjut teruss Beee... komporinnnn
Zenun: Hina terus
total 1 replies
FT. Zira
nando bisa ngomong../Scare//Scare//Scare/
Zenun: Bisa, pinter ngomong dia. mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!