Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Bertemu mantan
"Tidak usah banyak bertanya."
Sudah kuduga.
"Maaf pak sudah lancang."
Rifky tidak merespon apapun lagi, dia bersandar di kursi kerjanya sambil berfikir tentang apa yang harus dia lakukan untuk bisa menghubungi Ryuka.
"Pinjam ponselmu."
"P-ponsel saya?" Kata Fadli yang langsung memberikan ponselnya pada Rifky.
Rifky mengambil ponsel pribadinya yang sedari tadi di letakan di meja, pria itu mencoba menghubungi Ryuka menggunakan nomor telepon Fadli, ternyata tebakan benar ... nomor Fadli langsung terhubung.
Sial, benar ternyata aku di blokir.
Nada berdering terus berbunyi di ponsel Fadli, sampai di detik selanjutnya.
||Halo?|| Sapa Ryuka di sebrang sana.
||Kenapa nomorku di blokir? Buka sekarang juga!||
||I-ini Ss-siapa?||
||Rifky.||
*Tuttttttttt
Tangan Ryuka gemetar bukan main, mendengar suara Rifky membuatnya sedikit takut.
"Aku harus ganti nomor ponsel ini, jelas-jelas kemarin dia bilang bahwa semua urusan kita sudah selesai, tapi kenapa masih menghubungiku? Aku baru akan memulai kehidupan normalku, aku tidak mau terlibat lagi soal masalah yang bukan aku perbuat." Ryuka melepas SIM card yang terpasang di ponselnya lalu dengan sadar membuangnya ke luar jendela kamar.
.
.
Di ruang kerja Rifky.
"Sial, nomornya tidak aktif." Umpat Rifky saat mencoba kembali menghubungi Ryuka tapi tak kunjung terhubung.
"Mungkin baterai nya habis pak."
"Tidak mungkin, dia sengaja menutup telponnya."
"Lalu bagaimana selanjutnya pak?"
"Entah, fikiranku sedang tidak jernih malam ini, kau boleh pulang sekarang."
"Baik pak, saya pamit." Fadli langsung keluar ruangan kerja Rifky dengan cepat, karena khawatir Rifky berubah fikiran, situasi malam ini sangat tidak kondusif bagi Fadli.
***
Hari demi hari berjalan, Rifky dan Fadli sudah mencari keberadaan Ryuka di sela-sela waktu luangnya berkerja.
Mereka berdua bahkan sering menghabiskan waktu makan siangnya di mobil hanya untuk memanfaatkan waktu, agar bisa sambil mencari Ryuka, tapi sayang sekali ... Belum ada perkembangan apapun.
.
.
Di kantor.
"Pak, sebaiknya pekerjaan ini di selesaikan besok saja." Ucap Fadli memberi saran pada Rifky yang berusaha menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.
"Besok aku ingin fokus mencari keberadaan Ryuka tanpa di ganggu pekerjaan." Ucapnya tanpa melihat ke arah Fadli.
Fadli hanya bisa menuruti keinginan bos nya itu, sebenarnya pria itu sudah sangat lelah karena aktifitasnya hari ini.
"Kau boleh pulang."
"Saya temani pak." Ucap Fadli.
"Penawaran ini tidak akan saya ucapkan kedua kali." Kata Rifky dengan nada mengancam tapi dengan wajah tenangnya.
"Bb-baik pak, saya pulang lebih dulu."
Karna anda memaksa.
***
Waktu tidur hanya 3 jam tidak menyurutkan niatnya untuk mencari dimana keberadaan Ryuka, rasa kehilangan setiap hari makin pekat di rasakan oleh Rifky.
"Kamu tidak ke kantor?" Tanya Hana saat melihat Rifky menggunakan pakaian casualnya di hari kerja.
"Tidak." Ucapnya, dengan mata yang tetap fokus pada sarapannya.
"Lalu? Mau pergi? Kemana?"
"Mencari istriku."
"Istri? siapa yang kamu maksud? Ryuka? Bukannya kamu sudah menceraikannya?
"Sudahlah kak, kamu harus move on, lagipula dia tidak pantas menjadi anggota keluarga kita." Tambah Anggita.
"Diam! Atau ku cabut semua fasilitasmu di sini!" Sentak Rifky pada Anggita.
Mendengar gertakan itu keluar dari mulut Rifky, Anggita langsung di buat diam tanpa berkata apapun.
"Rifky, mama tanya baik-baik, bukankah kamu sudah menceraikannya?"
"Ya, aku akan memintanya untuk kembali, bagaimanapun caranya akan aku ku usahakan."
"Lalu, Alea?"
"Mama masih saja membela wanita ular itu? Wanita penipu yang membuatku sudah menceraikan Ryuka."
"Jika benar dia tidak hamil, kamu harus tetap bertanggung jawab Rif, di foto itu kan sudah jelas kalian sudah tidur bersama?"
Rifky menggeser piringnya yang masih banyak menyisakan makanan di atasnya, karena kesal dengan pembahasan Hana.
"Mama lebih percaya wanita ular itu di banding percaya denganku?"
"Bukan begitu Rif, tapi kan di foto itu ... "
"Ah sudahlah, aku muak!"
Rifky meninggalkan meja makan dan langsung pergi secepatnya dari rumah, berharap hari ini ada keajaiban tentang keberadaan Ryuka.
Hana dan Anggita hanya saling pandang, lalu tetap melanjutkan sarapannya walaupun tanpa Rifky.
.
.
Di kantor.
"Semua ruang rapat sudah aku bersihkan ya, sekarang aku izin untuk istirahat makan siang." Kata Ryuka pada Bayu.
"A-aku ikut Ryuka, bagaimana kalau kita istirahat bersama? Bukankah semua pekerjaan kita telah selesai?"
"Ng ... Lalu bagaimana jika ada yang membutuhkan kita? Teman-teman yang lainnya belum juga kembali dari jam makan siangnya."
Bayu sedikit berfikir, betul apa yang di katakan Ryuka, khawatir terjadi hal yang tidak-tidak, Bayu memutuskan untuk berjaga di pantry kantor untuk menunggu yang lainnya selesai makan siang.
Padahal aku ingin makan bersama. Batin Bayu.
Pintu Lift terbuka, menampilkan beberapa orang yang hendak masuk ke dalam sana untuk bergantian, Ryuka keluar Lift tanpa melihat satu persatu orang yang berbaris menunggu di luar saat lift berhenti, salah satunya adalah Fadli.
Fadli sedikit tercengang dengan melihat keberadaan Ryuka sampai dia kehilangan jejak Ryuka karena wanita itu pergi makan siang lewat pintu belakang kantor, tepatnya ada di belakang lift.
"Sepertinya itu benar nona Ryuka, sial ... Aku kehilangan jejak." Umpat Fadli karena terlalu lama menyadari.
Fadli harus menghadiri undangan pertemuan yang di tujukan oleh Rifky, karena Rifky telah menyerahkan semua tugasnya hari ini padanya, jadilah asistennya itu yang menggantikan kegiatannya.
Satu jam pertemuan pun selesai di lakukan oleh para pengusaha di kantor itu.
Fadli memilih berjalan menggunakan tangga darurat menuju basement, siapa tahu bisa bertemu kembali dengan wanita yang menurutnya itu adalah Ryuka.
Sudah beberapa lantai terlewat, tapi Ryuka belum terlihat juga, akhirnya Fadli langsung ke arah basement untuk mempersingkat waktunya, karena masih banyak pekerjaan yang menunggunya.
***
Rifky masih sibuk mencari keberadaan Ryuka di tempat yang menurutnya Ryuka ada disana, mall, kos-kosan yang menurut sumber informasi di huni oleh para wanita muda, tapi tetap saja Ryuka tidak kunjung di temukan.
"Harus kemana lagi agar aku bisa bertemu denganmu Ryuka." Umpat Rifky dengan kening yang menempel di stir mobilnya.
Ponsel Rifky berbunyi, dan menampilkan nama Fadli di layarnya.
|| Hm?|| Rifky mengangkat telpon dengan suara lemasnya.
|| Hari ini saya bertemu dengan nona Ryuka, tapi saya tidak bisa jamin 100% pak||
||APAAA! KENAPA TIDAK KAU PASTIKAN!" ||
|| Maaf pak, kejadiannya begitu cepat, tapi sepertinya nona Ryuka bekerja di kantor klien kita sebagai cleaning service."
|| Shtttt ... Dimana alamat kantornya, saya ingin cepat bertemu dengannya. ||
|| Kantor Guna karya pak, maaf saya tidak bisa menemani, karena deadline saya masih banyak yang terabaikan.||
|| Sekarang juga saya akan menjemputnya.||
Rifky menutup sambungan telepon dan tanpa menunda lagi langsung melajukan mobilnya ke perusahaan yang tadi Fadli sebutkan.
Tunggu aku, jadilah istriku lagi Ryuka.
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏