NovelToon NovelToon
Jalanan Sang Ratu

Jalanan Sang Ratu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Gangster
Popularitas:929
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.

Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Setelah Chandrea pergi, Jangmi memutuskan untuk keluar juga.

"Mungkin membeli permen akan enak…" gumamnya sebelum bersiap siap keluar, awalnya dia mencari-cari dimana letak Chandrea memiliki permen, bagaimana bisa seorang Chandrea memiliki permen.

Hingga ia memang benar-benar tidak menemukan nya dimana mana, yang ia temukan hanyalah rokok-rokok yang tersimpan di rak atas dapur.

"Astaga Chandrea, kau bahkan membuat rokok menjadi layaknya makanan mu, sehingga kau menyimpan nya di dapur, tak ada pilihan lain, aku akan keluar membeli permen…"

Kemudian dia bersiap siap pergi dan menutup pintu rumah milik Chandrea itu dan mulai berjalan mencari supermarket.

Kebetulan dia langsung melihat toko seperti supermarket, ia awalnya terdiam ragu untuk masuk, tapi karena memilih toko yang terdekat, dia menjadi masuk ke sana, kebetulan langsung melihat permen kemudian mengambilnya dari kasir.

Pemilik toko itu tampak menahan sesuatu. "Akh, aku sudah tak tahan," sambil memegangi bagian belakang nya.

Jangmi awalnya tak menyadarinya dan menyodorkan premen. "Bos, berapa?"

"Nona, tunggu sebentar, ehg… aku harus ke kamar mandi, tolong jaga tokoku, nanti ada wanita yang datang berikan ini," dia meletakan sekaleng nanas di meja hingga mendadak langsung melesat lari sejauh mungkin membuat Jangmi terdiam bingung. "Em, apa yang sebenarnya terjadi?" ia bahkan masih tak mengerti, hingga ia membuka permen itu dan memakan nya sambil duduk di kursi penjaga kedai itu sambil menikmati permen nya, ia juga bermain ponsel dengan tenang.

Tapi tak lama kemudian, ada wanita datang langsung mendekat ke kasir dan mengatakan apa yang ingin dia beli. "Bos, seperti biasa," tatapnya membuat Jangmi menengadah melihat.

Tapi siapa sangka, wanita yang datang itu adalah Zekra, wanita yang di temui Jangmi di mall waktu itu. Dia tampak datang dengan mengemut permen yang sama seperti Jangmi.

Mereka berdua memang bertemu, tapi memiliki dua ekspresi yang berbeda, yakni Zekra yang memasang wajah terkejut tak percaya, bahkan permen yang ia makan hampir jatuh dari lidahnya karena melongoh saking tidak percayanya dan Jangmi yang memasang wajah senang. "Oh Zek—

"Eh sust…" Zekra langsung menyela dengan kesal. "Aku tidak tahu apakah kita pernah bertemu atau tidak, kau benar-benar wanita yang gila, seharusnya aku tidak bertemu dengan mu di sini, kau gila," dia melampiaskan kekesalan nya dengan nada mengintimidasi membuat Jangmi berkeringat dingin.

"Eheheh, maafkan aku, aku hanya ingin bersenang senang, apakah kamu masih bekerja di mall itu, kau pasti pekerja yang keras, tapi, dimana seragam mu?" Jangmi menatap dengan wajah kosong nya.

"Ck, kau pasti pura-pura bodoh, itu karena kau membawaku dalam pelarian mu bersama orang-orang gila mu juga, aku jadi di skor, aku hampir di pecat tauk, ini semua salahmu," dia menyilang tangan membuat Jangmi hanya bisa menggaruk kepala.

"Kalau begitu, aku minta maaf, aku akan mengganti ruginya dengan mengajak mu jalan-jalan menggunakan motorku jika sudah di perbaiki di bengkel," kata Jangmi.

"Hah?! Siapa yang mau di boncengin kamu lagi!! Ah sudahlah, aku tak peduli kau siapa dan kau kenapa, aku tak mau mengenal mu, cepat, berikan aku yang biasanya," kata Zekra.

"Waw, jadi kamu selalu beli yang biasanya, di sini yah, apakah itu semacam makanan yang membuat mu gendut atau apapun itu," Jangmi tak ada habis habisnya ingin bercanda dengan Zekra dan Zekra benar-benar sudah sangat kesal.

"Berikan aku nanas kaleng!!" teriaknya.

"Ah, nanas kaleng, bilang dong dari tadi, nih, jadi kamu yang di maksud si bos soal selalu datang kemari dengan membeli makanan yang sama,"

"Bacot, sebaiknya kamu diam," Zekra langsung memberi uang dan mengambil kaleng itu kemudian memakan nya di meja toko itu, awalnya dia membukanya dengan biasa saja, lalu meletakan permen tusuk yang setengah ia makan itu di tutup kaleng nanas itu, dia juga langsung memakan nya di tempat sambil melihat keluar dari kaca toko itu.

Tapi ia terkejut sambil menutup mulutnya, ia seperti merasakan hal yang berbeda dari nanas yang baru saja ia makan satu suapan.

Bahkan dia langsung memanggil Jangmi dengan kasar. "Woi… Kamu apakan nanasnya!!"

Hingga Jangmi berjalan mendekat. "Ada apa?" dia tampak bingung.

"Apa kau memberikanmu nanas kadaluarsa? Rasanya bahkan berbeda sekali!"

"Huh? Tidak mungkin," Jangmi mengecek nanas kalengan itu. "Tidak kok, lihat, ini belum kadaluarsa,"

". . . Tidak benar, pasti ada yang salah, kamu kan yang pastinya melakukan nya?" Zekra menuduhnya membuat Jangmi kebingungan. "Apa maksudmu?"

"Hei, dengar, setiap hari aku selalu makan ini, aku tahu betul rasanya, dan rasa ini sangat berbeda dari sebelumnya," kata Zekra dengan kesal.

Tapi Jangmi terdiam masih menatap sekitar mencoba berpikir apa yang terjadi. "Tidak mungkin kadaluarsa, bos nya saja memberikan ku, seharusnya dia tepat memberikan nanas kalengan ini," pikirnya dengan bingung.

Tapi ia kemudian melihat permen yang ada di samping Zekra, sudah jelas itu adalah permen yang Zekra makan tadi, seketika Jangmi menjadi mengerti. "Ah, sebentar," ia meminta Zekra menunggu sementara dia mencari cari sesuatu di tempat tadi ia menunggu kedai, hingga kemudian menemukan nya dengan senang dan kembali padanya untuk memberikan nya sebuah pare pahit yang utuh membuat Zekra terkejut melihat itu.

"Ini, makan ini, setelah itu makan nanasnya ya," kata Jangmi dengan tanpa dosa meminta Zekra memakan pare yang terkenal pahit pastinya.

"Apa kamu bercanda? Kamu mau menjebak ku?" Zekra malah menatap kesal.

"Hm… Lakukan saja, karena aku juga terbilang pernah mengalaminya kok, yang pasti itu bukan kadaluarsa," kata Jangmi sambil menunjukan permen yang masih ia mut.

Dengan bingung, Zekra menggigit pare itu, seketika ketika mengunyah, dia langsung merasakan pahitnya membuat nya reflek langsung memakan nanas itu lagi, tapi ia terdiam tak percaya dan terus mengunyah. "Em… Sangat enak, bahkan lebih manis dari sebelumnya," dia menatap senang ke Jangmi yang juga tersenyum kecil.

"Bagaimana kau mengetahuinya?" Zekra menatap.

"Sederhana saja… Itu karena kamu baru memakan permen, pastinya permen akan terasa manis, lalu ketika kamu memakan nanasnya, tentu saja tak akan terasa manisnya, itu layaknya kamu di sesatkan oleh permen ini," kata Jangmi dengan percaya diri menjelaskan.

Itu membuat Zekra terdiam sebentar dengan wajah kecewa. "Aku pikir sudah kadaluarsa..."

"Makanan kaleng ini selalu sama rasanya seperti biasanya, yang berubah itu, rasa mulut kamu, kalo kamu ingin rasanya tetap seperti biasanya, lain kali jangan makan yang lain," kata Jangmi sekali lagi membuat Zekra mengangguk mengerti.

"Aku mengerti, kalau begitu, maafkan aku karena menuduh mu tadi," dia menatap menyesal.

"Tak apa-apa, aku juga tadi bingung soalnya, kamu hampir membuatku benar-benar panik karena kamu terus menuduhku, ngomong-ngomong, kamu selalu pesan nanas kaleng setiap hari?" tanya Jangmi.

"Iya," Zekra langsung mengangguk.

"Apakah kamu tidak bosan?"

"Bosan kok, semua yang dimakan setiap hari pasti bosan, kalau bosan makan nanas ini, aku bisa jadikan bolu nanas, atau jadi salad buah dan yang lain nya,"

"Waw, pelanggan yang pastinya datang ke sini, setiap hari pasti akan berganti ganti makanan yang mereka beli untuk selalu mencoba rasa yang baru, tapi kamu berbeda," tatap Jangmi.

"Itu memang benar, tapi sebenarnya, aku juga sudah coba rasa lain nya, tapi setelah aku mencoba semua rasa, aku akan tetap memilih nanas kalengan ini," kata Zekra.

"Itu menggambarkan kehidupan sekali ya," kata Jangmi.

Zekra juga ikut tersenyum melihat Jangmi, tapi ia kemudian mengulurkan tangan membuat Jangmi terdiam bingung hingga Zekra mengatakan sesuatu. "Aku salah menilai mu, mungkin berteman dengan mu akan lebih nyambung," tatapnya, rupanya Zekra mencoba menjalin pertemanan membuat Jangmi tersenyum senang dan menerimanya.

Tapi kemudian ada bos penjaga tadi. "Nona..." dia memanggil Jangmi. "Terima kasih sudah menjaga tokoku, pasti berat ya," tatapnya dengan senang.

"Ah ini baik-baik saja kok," Jangmi membalas.

Tapi begitu Zekra mendengar apa yang dikatakan bos itu membuat nya terkejut langsung berdiri. "Jadi, kamu hanya sebatas membantunya? Kupikir kamu benar-benar bekerja di sini?!"

"Aku sudah bilang dari awal kan," Jangmi menatap, tapi mendadak bos memberikan makanan cemilan untuk nya. "Ini untuk mu karena telah menjaga tokoku,"

"Ti-tidak perlu banyak-banyak, aku tak terlalu suka makanan ringan,"

"Ini baik-baik saja, terimalah saja," kata bos kedai itu membuat Jangmi menerimanya dengan tidak nyaman, lalu Zekra bertanya sesuatu padanya. "Dimana kamu tinggal?"

"Ah, hanya sekitaran sini, aku tinggal bersama orang kok," kata Jangmi membuat Zekra terkejut. "Saking miskin nya dia, apa dia menghabiskan uang nya demi membeli motor gede, kemudian malah menginap di rumah orang lain," pikirnya, padahal Jangmi sebatas tinggal dengan Chandrea karena ia ingin bersama Chandrea, lagipula rumahnya juga jauh.

Pada malam hari, Jangmi kembali pulang setelah di beri makanan ringan dari bos karena Chandrea benar-benar tidak kembali, mungkin dia bekerja di kafe karena sebelumnya dia bekerja di kafe. Tapi di sini, Jangmi merasa lapar di malam hari.

"Aduh, aku pengen Seafood, meskipun bahan makanan di rumah Chandrea ada, tapi aku pengen makan di luar..." ia menatap di luar jendela dan rupanya hampir mendung.

"Aku tak mungkin pergi sendirian, di luar akan hujan.... Hm... Aku tahu," dia langsung terpikirkan ide yang membuat nya memutuskan untuk keluar dan menghadang taksi yang langsung berhenti di depan nya.

Malam itu juga langsung hujan membuat nya harus buru-buru masuk dan merasa kedinginan. "Fuh, rupanya benar hujan, tidak apalah, hujan atau apapun itu, Seafood tetap nomor satu…"

"Nona, kemana tujuan Anda?" tanya sang supir.

"Ah, ke tempat makan Seafood," balas Jangmi. Dia masih bergerak dengan kedinginan.

"Baiklah, gunakan ini untuk kehangatan mu," sang supir mengambil sepasang kaus kaki dan memberikan nya padanya. Sepertinya itu merupakan ketermasukan fasilitas dalam taksi.

Jangmi terdiam melihat kaos kaki itu hingga akhirnya memakainya, sepanjang perjalanan ketika dia memakai kaos kaki itu, sang supir terus menatapnya dari kaca spion tengah membuat nya berpikir curiga, tak hanya itu, di kantong supir, terlihat ada kaos kaki membuat Jangmi semakin curiga.

Lalu dia ingat pada berita tadi pagi yang di sampaikan Chandrea sebelum dia berangkat ke kampus.

"Sepertinya aku harus waspada..." pikirnya karena mungkin berita yang disampaikan Chandrea tadi bisa saja nyata.

Hingga kecurigaan nya benar-benar dimulai. Dimana sang supir menghentikan mobilnya di bawah jembatan jalanan dan hujan masih ada di suasana itu, tetapi mobil meneduh di jembatan itu.

Karena berhenti, hal itu membuat Jangmi bingung. Lalu terdengar sang supir melepas sabuk pengaman nya.

"Maaf Nona, ban nya bocor dan seperti nya mesin nya mati..." dia langsung keluar membuat Jangmi terdiam.

"Apa dia yakin? Kenapa ban bocor dan mesin bisa terkena kendala secara bersamaan."

1
Tara
smoga sampai tamat ya kak🤔👍
Khara-Chikara: makasih ya kak 😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!