NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kitab Formasi Kuno

“Puang Miang! tolong, cepat duduk. Jangan garatakan dan membuat masalah.” Timang memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit karena kelakuan temannya itu.

“Apa kamu benar-benar hanya ingin menunggu tanpa berusaha?.” I Miang tidak menyerah untuk meyakinkan Timang.

“Setidaknya kalau kita tenang menunggu, peluang selamat lebih besar.” Timang juga tetap kekeh dalam pendiriannya.

“Kenapa kamu begitu yakin, aka nada orang yang membantu kita? Kalau tidak ada, kita akan terkurung disini kehabisan energy dan kelaparan.”

“Karena kita tidak kembali, La Bulla atau puang Tompo akan mencari bantuan. Tidak perlu berharap pada si Uri itu.” Kata Timang yakin.

“Bahkan kalau La Bulla dan puang Tompo tidak membantu, ketua murid kita akan membantu. Ye Impe akan tahu kalau kita dalam masalah kalau kita tidak hadir dalam kelas, dia akan mencari tahu kemudian meminta bantuan. Dia orang yang sangat bertanggung jawab.”

“Jadi, kamu duduk saja dan jangan mengutak – atik apapun yang kamu anggap aneh dan mencurigakan. Aku tidak mau mati konyol terkena senjata rahasia.”

“Baiklah. Kita menunggu sedikit lebih lama lagi. Kalau nanti tidak ada yang datang, walaupun kamu enggan. Kita harus mencari jalan sendiri untuk keluar dari sini.”

I Miang akhirnya mengalah. Dia kemudian berjalan melihat-lihat buku.

“Karena ini perpustakaan, tidak ada salahnya kalau aku membaca buku sambal menunggu bala bantuan datang.” Pikir I Miang dan mulai memilah-milah buku untuk dibacanya.

Setelah membaca buku dengan tehnik membaca cepat, I Miang mengembalikan buku –buku tadi dan mencari buku lain yang menarik.

Bruk!

Sebuah buku tebal terjatuh dari rak atas. Dia memungutnya dan berpikir bagaimana cara mengembalikannya ke atas. Buku itu terlalu kotor dengan debu bertumpuk. I Miang membersihkan debunya dan secara tidak sengaja membaca judul buku.

“ Kitab Formasi.” Mata I Miang berbinar.

Belakangan ini, dia sedang tergila-gila belajar formasi karena menganggap keterampilan formasi  sangat bisa diandalkan, baik untuk bertarung atau bertahan. Dia menyukai formasi ketika dia berburu dengan ayahnya saat latihan. Waktu itu, ayahnya salah perhitungan. Dia mengajak I Miang berburu saat ada kekacauan binatang buas spiritual dan itu adalah gelombang binatang yang ganas. Ayahnya menggunakan formasi untuk melindungi sekaligus membantai para binatang itu. Kemampuan formasi yang dibuat ayahnya sangat kuat bahkan melebihi tingkat spiritual ayahnya. Padahal formasi ayahnya hanyalah formasi tingkat rendah. Melihat keampuhan formasi, I Miang langsung tertarik mempelajarinya.

Belum lagi, waktu dia kembali ke keluarga La Wero, pamannya La Dacong menghadiahkan buku formasi tingkat menengah. Dia terus berlatih dengan buku itu.

I Miang kemudian membuka buku tebal dan berat itu.

“Dilihat dari Bahasa dan gaya tulisannya, kitab ini  berusia ribuan tahun lalu. Lebih tepatnya, buku eh kitab ini berasal dari jaman kuno. Bahkan bentuk  formasi dasar dalam kitab ini sangat berbeda dengan

Formasi dasar yang dia pelajari.”

“ Puang Miang, apa yang kamu lakukan?.” Timang mendatanginya. Dia cemas kalau I Miang mencari kompartemen dan menyentuhnya secara acak.

“Aku sedang membaca.” Sahutnya tanpa mengangkat kepalanya untuk melihat Timang yang menghampirinya.

“Timang, kita bisa meminjam buku dari perpustakaan ini, kan?.”

“Mungkin bisa. Kenapa kamu tidak bertanya saja pada penatua Wang yang bertanggung jawab atas perpustakaan akademi.”

“Usul bagus.”

Diluar, puang Uri dan puang Tompo tetap menunggu kedatangan La Bulla membawa bantuan.

“Kenapa kalian disini? Bukankah ini area terlarang?.” Justru Rumani dan teman satu timnya yang datang.

Kening puang Uri mengerut. “Kenapa kalian disini?.” Dia balik bertanya.

“Kami sudah selesai dan berjalan-jalan ke tempat kalian kalau kalian belum selesai kami ingin membantu tapi kami tidak melihat kalian diatas dan kami mencari kalian kebawah juga tidak ada. Akhirnya kami menemukan kalian disini.” Rumina menjelaskan.

“Lalu, dimana La Bulla dan lainnya?.”

Puang Tompo menghela napas.

“Dia pergi mencari guru Wang.”

“Untuk apa mencari guru Wang? Bagaimana dengan Timang dan I Miang.”

“Mereka…..”

Puang Tompo baru akan menjawab namun terhenti melihat kedatangan wakil master dan la Bulla dan penatua ketiga di belakangnya.

“Mereka benar ada di dalam. Aku bisa merasakan auranya.” Kata penatua ketiga melihat ke pintu perpustakaan.

Wakil master menempelkan token khusus ke pintu dan pintu perpustakaan terbuka. Mengetahui pintu terbuka, I Miang cepat melempar kitab formasi kuno itu ke ruang penyimpanannya. Timan juga cepat menyerahkan kipas bunganya ke I Miang, bagaimanapun itu senjata ajaib yang diincar semua orang. Bagaimana kalau ada yang melihat dan  memiliki niat jahat.

“Kalian disini?.”Wakil master membubarkan aura menindas untuk sementara.

“Ya, kami disini.” Timang menjawab cepat dan berjalan keluar.

“Kalian berani sekali! Ini jelas area terlarang kenapa kamu masuk?!.”

Salah satu temannya langsung memarahi keduanya.

“Memangnya ini kemauanku?!.” Balas Timang sengit.

“Kamu jelas masuk, masih saja membantah.” Kata yang lain.

“Sudah, jangan bertengkar. Mari kita bicarakan di ruang kelas.” Penatua ketiga melerai. Semuanya kembali ke ruang kelas, La Bulla mengambil kartu imbalan poin untuk kelompoknya sebelum kembali.

Di kelas, mereka ditanya satu per satu tentang kejadian mereka terjebak di perpustakaan terlarang.

I Miang menceritakan tentang murid misterius yang pergi ke area terlarang yang dibenarkan oleh Timang dan puang Uri.

“Pintu terbuka dan kami terdorong masuk.” Timang menutup penjelasannya.

“Lalu, dimana murid itu?.”

I Miang mengeluarkan jimat sihir. “ Itu hanya kloning yang diciptakan dengan jimat sihir.”

“Bagaimana denganmu? Kata puang Tompo, dia melihatmu mendorong mereka.”

“Wakil master, waktu itu, aku tidak mengendalikan diriku. Itu terlalu tiba-tiba dan cepat. Aku seperti dikendalikan.”

“Puang Uri, bisakah kamu memiliki alasan yang lebih baik?.” I Manna mencibir.

“Benar. Kamu jelas tidak menyukai I Miang. Kalau kamu ingin menyakitinya, jelas kamu ada motif.”

“Benar. Kamu selalu dengan jelas bilang tidak menyukainya.”

Ye Juma dan  Noha ikut berbicara.

“Saya memang jujur mengakui tidak menyukainya tapi  bukan berarti aku akan melawannya diam-diam. Aku selalu melawan orang secara terbuka.”Puang Uri membela diri.

“Jadi, kamu merasa berbudi luhur?.” Sindir puang Jumi.

“Kamu juga tidak menyukai I Miang, kan? Lalu bisakah kamu menjelaskan kenapa token muridmu terjatuh di depan perpustakaan terlarang?.” Puang Uri mengeluarkan bilah kayu token puang Jumi.

Semua mata tertuju pada puang Jumi.

“Itu tidak benar.” Kata puang Jumi cepat. “Token itu sudah lama hilang dan aku memiliki yang baru.” Dia memperlihatkan tokennya.

“Siapa yang tahu kamu mencuri tokenku lalu menjadikannya bukti untuk menuduhku.”

Puang Uri mencibir. “Token ini pertama kali dilihat oleh puang Tompo, aku hanya memungutnya.”

Setelah berpikir lama, wakil master menghukum puang Uri dan puang Jumi karena ada bukti nyata tentang mereka.

“Hukumannya akan diberitahu nanti.” Kata wakil master sebelum pergi dan kelas diambil alih oleh penatua ketiga.

Ada diskusi diantara para murid terutama murid perempuan. Ada yang menuduh puang uri dan puang Jumi, ada yang menyalahkan Timang dan I Miang.  Diantara mereka, semua abu-abu. Tidak ada benar ataupun salah di mata teman-temannya.

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
kutu
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!