NovelToon NovelToon
Satu Cinta Dua Hati

Satu Cinta Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn

Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.



Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.


Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.

Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Mesum

    Davina tertawa geli. Ia mending menganggukkan kepalanya, meskipun pamannya tidak dapat melihatnya melalui telepon. "Baiklah, aku akan menemui paman nanti untuk makan siang bersama."

    Setelah panggilan terputus, Davina melanjutkan aktivitas untuk bangun dari tempat tidurnya dan berangkat ke kantor hingga pada siang harinya, ia meletakkan dokumen-dokumennya di dalam sebuah berkas dan menaruhnya didalam laci di bawah mejanya. Setelah itu, meraih tas nya dan pergi meninggalkan ruang kerjanya.

    Tak lama kemudian, Davina sampai di sebuah restoran mewah.  Wanita itu segera masuk dan melihat ke sekeliling. Ia tersenyum ketika melihat seorang pria muda yang berwajah tampan dengan rambut coklat tua dan mata coklat.

    Pria itu tampak polos sembari menyeruput secangkir Kopi, tetapi para wanita yang juga berada di restoran tidak dapat berhenti untuk mengagumi pesona tampannya.

    Davina berjalan mendekati pria itu. "Hai, paman Bryan!."

    Bryan mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Davina. Ia tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang sempurna.

    "Davina!." Bryan beranjak dari tempat duduknya dan langsung memeluk keponakannya itu. "Aku sangat merindukanmu, Keponakan ku."

    Bryan merupakan adik laki-laki Edwar yang lahir setelah Edwar telah menikah beberapa tahun. Ya, usia Bryan dan Davina tidak memiliki jarak yang jauh. Tetapi Davina selalu sopan pada Bryan dan mereka selama ini selalu akur.

    "Aku semakin merindukan paman dan si kembar tidak berhenti-hentinya  bertanya tentang paman." Kata Davina mengakuinya.

    Mereka duduk dan memesan makanan sebelum akhirnya kembali melanjutkan obrolan ringan mereka.

    Bryan menatap Davina. "Aku melihat gosip tentang plagiarisme yang menimpa mu saat aku turun dari pesawat tadi malam. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kamu butuh bantuan paman mu yang tampan ini?."

    

    Davina tertawa terbahak-bahak. "Oh, ayolah paman. Semua orang tahu kalau paman ku ini sangat tampan. Paman juga tidak perlu menekankan nya setiap saat."

  Pelayan kemudian datang untuk menyajikan pesanan mereka dan Davina terdiam beberapa saat. Ketika pelayan itu pergi, ia kembali menatap Bryan. "Jangan khawatir, Paman. Aku sudah mengurus semuanya."

    Bryan mengernyitkan dahinya. "Aku hanya tidak ingin ada yang menindas keponakanku."

    "Tidak ada yang menindas ku, Paman. Bukankah Paman sendiri yang sudah mengajari aku cara melindungi diri sendiri, paman ingat?." Kata Davina.

    Bryan menganggukkan kepalanya. Lalu menyeringai, memperlihatkan lesung pipi di satu sisi. "Sepertinya kamu sudah banyak berubah dalam beberapa bulan saat aku jauh dari kalian."

    Sementara Davina dan Bryan sibuk mengobrol sembari makan siang. Terlihat dari arah pintu restoran, Kevin masuk dengan seorang gadis berambut hitam yang berjalan di sampingnya sembari mengaitkan lengan mereka.

    Orang yang tidak tahu siapa mereka, pasti mengira jika mereka berdua adalah sepasang kekasih.

    "Kakak, sudah lama tidak mentraktir ku makan." Kata gadis itu sembari menggenggam tangan Kevin dengan penuh semangat.

    Diana Rossa Delwyn adalah adik perempuan Kevin. Ibu mereka memiliki dua anak sebelum dia meninggal dunia. Dan ayah mereka menikah dengan wanita lain yang kemudian memiliki seorang putri bernama Claudia Edmonia Delwyn.

    Kevin tersenyum. "Makanlah apa pun yang kamu mau, adik kecil ku." Katanya dengan lembut.

    Tiba-tiba, Kevin melihat seorang wanita yang ia kenal di restoran itu dan matanya menyipit. 'Dia berkencan dengan pria yang berbeda lagi?.'

    Perasaan cemburu yang membara menyerbu dirinya dan sebelum ia tersadar dengan apa yang ia lakukan, pria itu sudah berjalan mendekati meja mereka.

    "Nona Davina." Panggilnya dengan rahang yang terkantup rapat.

   Davina mendongakkan kepalanya dan mengernyitkan dahinya ketika ia melihat Kevin. Wanita itu hendak buka suara, tetapi Kevin telah menyelanya terlebih dahulu.

   Sebelah alis Kevin terangkat. "Bukankah seharusnya kamu fokus pada kompetisi daripada berkencan dengan pria lain?."

    Davina mengernyitkan dahinya. Ia melayangkan tatapan tajamnya kearah Kevin. "Kamu tidak berhak ikut campur dengan kehidupan pribadi ku!."

    Rahang Kevin terkantup rapat. Dia sangat marah saat ini hingga ingin rasanya memukul pria yang duduk dihadapan Davina.

    "Kak Mira? Kamu masih hidup?." Tanya Diana setelah berhasil mengendalikan keterkejutan nya, setelah melihat Davina.

    Kevin menoleh kearah Diana dan kemudian menjelaskan yang sebenarnya. "Dia Davina Grizelle Ardonio. CEO Baru perusahaan Ardonio Corporation dan putri dari Alister Edwar Ardonio."

    Kedua mata Diana yang sebelumnya telah berkaca-kaca, kini melebar setelah mendengar penjelasan itu. Davina sangat mirip dengan mending kakak iparnya, Elmira dan jika Davina tidak memiliki nama marga, Diana pasti mengira dia benar-benar Elmira.

   

    Setelah beberapa detik, Diana mencoba mencerna Infomasi yang membuatnya terkejut sekaligus bersedih, mengingat kehilangan Elmira dalam keluarganya. Gadis itu kemudian tersenyum dan menatap Davina. "Senang bertemu denganmu, Nona Davina Grizelle Ardonio. Namaku Diana Rossa Delwyn dan aku adik perempuan Kak Kevin. Aku rasa kita bisa menjadi sahabat yang baik." Katanya dan kemudian menoleh kearah Bryan dan matanya terbelalak kaget. "Kamu?."

    Davina mengangkat sebelah alisnya keatas. "Apa kamu sudah kenal dia?."

    Raut wajah Diana kemudian berubah kesal. "Dia pria mesum yang bertemu denganku di pesawat."

   Davina menoleh kearah pamannya dengan tatapan penuh tanya. Sementara Bryan justru tertawa kecil.

   

    Sembari menatap Davina, Bryan menggelengkan kepalanya. "Aku akan menceritakannya lain waktu."

    "Apa maksudmu?." Teriak Diana sembari memberikan tatapan melotot kearah Bryan. Diana yang kesal meraih segelas air di atas meja dan hendak menyiramkannya ke wajah Bryan.

    Tetapi, Davina langsung turun tangan.

    "Menurut ku ini hanya sebuah kesalahan pahaman, Nona Diana. Tidak mungkin dia pria mesum. Dia orang baik." Kata Davina membela.

    Tatapan mata Kevin menyipit ketika menatap Davina. Mendengar Davina membela pria asing itu dengan cepat, membuat hati Kevin terbakar oleh Kecemburuan yang tak bisa digambarkan.

    ~kadang kita perlu nge hargai yang selalu ada. karna penyesalan selalu di akhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!