Cinta Pertama Mafia Tampan

Hari jumat di pagi hari

Terlihat Rania baru saja selesai mengganti pakaiannya untuk pergi kuliah. Balutan kemeja oversize berwarna biru muda yang hampir menutupi panjang roknya yang hanya sebatas lutut. Membuat penampilan nya terlihat begitu Fashionnabel. ia cukup lama melihat pantulan dirinya dari balik cermin untuk menikmati penampilan cantiknya pagi itu.

Sesekali ia membayangkan reaksi Laki-laki yang tengah menjadi pusat perhatiannya yaitu Kennat melihat penampilannya. Meski keduanya kini terjebak dalam suasana ambigu. Baik Rania atau Kennat hanya sebatas saling mengagumi satu sama lain tanpa ada yang mengutarakan perasaan di antara mereka.

Meski begitu sudah cukup menggetarkan hati gadis muda yang baru kali pertama menyukai lawan jenis selain kaka dan mendiang ayahnya.

Rakan yang sudah berjanji untuk mengantarkannya ke kampus hanya bisa menggelengkan Kepala melihat Rania yang sudah menghabiskan lima belas menit waktunya hanya untuk menatap pantulan dirinya sendiri di balik cermin. "Berapa jam lagi waktu yang kau butuhkan untuk bercermin? Ayolah cepat aku juga harus pergi ke kantor untuk bertemu kakek" Rakan mendengus kesal setelah kakinya merasa kebas berdiri cukup lama memperhatikan adiknya

"Kak, apa aku terlihat cantik? Bagaimana dengan warna lipstik ku tidak terlalu berlebihan kan? Bagus tidak pakai baju ini?Apa sebaiknya aku memakai baju yang lainn ya?

Rania memutar tubuhnya di hadapan Rakan.

" Ya kau selalu terlihat cantik, hanya orang buta yang mengatakan kalau kau itu tidak cantik.

"Benar kaka dan ayah selalu bilang aku sangat cantik kan.

" Yaa, kamu satu-satunya wanita tercantik di negeri ini.

"Hahahaha, itu sangat berlebihan kak. Aku tau kakak hanya berusaha membuatku senang kan?

Rupanya Rania cukup puas dengan jawaban sang kakak.

......................

Setelah mengantarkan adiknya Rania, Rakan pergi ke perusahaan untuk memberi salam ke pada kakeknya Darma Hadi.

Dari balik pitu kaca terlihat laki-laki yang sudah berumur itu masih berkutat dengan tumpukan pekerjaan yang harus di periksa nya. Kakeknya adalah orang yang sangat disiplin dan pekerja keras. Dalam hidupnya ia hanya mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk perusahaan. Apa lagi perusahaan itu di bangunnya dari bawah bersama mendiang istrinya yang sudah lima tahun lalu berpulang. kini ia mencurahkan cinta untuk istrinya dengan membuat perusahaan menjadi lebih besar dan sukses dari sebelumnya. Terbukti dengan banyaknya lokasi pariwisata dan perhotelan yang di dirikannya saat ini.

Tok

Tok Tok..

"Masuklah. Ucapnya dengan suara yang berat.

Begitu melihat siapa tamunya pria tua berambut putih itu cepat-cepat membuang batang rokok dari tangannya." Kapan kau kembali? kenapa tidak memberi tahu kakek kalo akan pulang?

Terlihat ia cukup panik khawatir aktivitas nya akan di adukan pada anaknya Maudy

"Kake masih merokok? Seingat ku beberapa bulan yang lalu kake harus mendapatkan perawatan karena masalah pernapasan?

Rakan merasa khawatir dengan kesehatan kakek nya. tapi tetap saja pria tua itu masih diam-diam melakukan aktivitas merokok.

" Aisssh kake hanya mencicipi sedikit, untuk menenangkan pikiran saat pekerjaan sedang menumpuk seperti ini"

"Kake jika ibu tau kake masih saja merokok. ibu pasti akan sedih.

" Alahhh Maudy itu cuma akan marah sebentar saja setelahnya juga akan lupa.

"Semakin tua semakin sulit untuk di nasehati" keluh Rakan melihat kakek nya yang tidak mementingkan kesehatan nya.

Rakan memilih duduk Di sofa dan menjauh dari sang kake yang baru saja menghisap rokok, karena Rakan yang sama sekali tidak menyukai asap rokok merasa cukup terganggu pernafasan nya

"Syukurlah kau pulang, Aku berencana mengirim Maudy untuk melihat lokasi pembangunan hotel baru kita di bukit pelangi minggu ini, di sana ada Lembah dengan sumber mata air panas, lokasi nya di perbukitan dengan pemandangan hijau yang luas sangat cocok membuat penginapan bernuansa tropis. Di lihat bagaimanapun pasti banyak perusahaan lain yang menginginkan tempat itu juga, kita harus bergerak cepat untuk bisa mendapatkan nya. Karena kau ada di sini ibumu bisa lebih tenang saat meninggalkan Rania.

"Ya aku sudah melihat proposal nya kemarin. peluangnya sangat besar apa lagi di penghujung bukit itu terdapat pantai yang masih terjaga keasliannya, akan lebih bagus jika kita juga bisa membuat hotel di sekitar pantainya. Aku berencana untuk ikut bersama ibu. untuk melihat-lihat lokasinya sabtu besok.

"Apa yang kau bicarakan?Bagaimana dengan bocah itu.?

Terlihat dengan jelas jika laki-laki tua itu tidak ingin di titipkan cucu perempuan nya.

Sejak Kecil Rania memang tidak dekat dengan kakek nya. tapi ia sangat dekat dengan sang nenek yang amat sangat memanjakan nya. berbeda dengan sang nenek, kakek nya yang gila kerja itu membuatnya menjadi pribadi yang sulit di dekati suaranya yang berat dan bahasa bicara yang kaku membuat Rania merasa takut, di tambah ia orang yang sangat disiplin Sehingga saat pertemuan mereka terjadi bukannya menyapa dan menanyakan kabar Rania dengan hangat tapi justru memerintahkan Rania untuk fokus belajar dan jangan banyak bermain,meski sebenarnya sang kakek amat sangat menyayangi nya. Hanya saja ia kesulitan untuk mengekspresikan dan menunjukkan nya pada Rania.

"Bukannya sudah jelas akan ikut siapa ia nantinya?

"Huuuu.

Darma menghembuskan nafasnya yang terasa sesak hanya membayangkan nya dia harus tinggal bersama dengan cucu perempuan nya itu sudah membuat kepalanya pusing. Masalahnya setelah Rania dewasa ia cenderung untuk menghindar saat bertemu dengan kakek nya. dan itu membuat Darma sendiri kebingungan untuk memulai berinteraksi dengan cucunya.

"Ya mau bagaimana lagi, tidak mungkin anak itu di biarkan sendiri di rumah.

Akhirnya Darma mengalahkan dan mengiyakan untuk merawat cucunya selama beberapa hari.

Hari itu Rakan membantu ibunya untuk menyusun berkas-berkas yang akan di bawanya besok, cukup lama menyiapkan segala sesuatunya agar tidak sampai ada yang tertinggal, sampai sore tiba mereka baru saja menyelesaikan berkas-berkas nya.

Sebelum pulang ke rumah ia menyempatkan diri untuk menemui Althaf sahabatnya yang juga bekerja di sana.

Belum lama bekerja Althaf sudah menduduki posisi yang penting di perusahaan, itu membuatnya sangat sibuk sampai sulit untuk meluangkan waktu bersama sahabat sahabatnya.

Tanpa mengetuk dan tanpa memperoleh izin terlebih dulu dari pemilik ruangannya, Rakan dengan seenaknya masuk ke dakam ruang sahabatnya. Terlihat Althaf yang tengah sibuk dengan layar komputer di hadapannya, Matanya hanya sekali melirik ke arah tamunya untuk memastikan siapa yang datang.

"Wah wah wah.. lihatlah calon manager keuangan kita terlihat begitu sibuk sampai calon pemimpin perusahaan datang tidak memberikan sambutannya.

Rakan menarik sebuah kursi di depan meja sahabatnya untuk ia duduki.

"Ya lihatlah calon pemimpin perusahaan yang senggang ini tidak memikirkan masadepan perusahaan nya justru sibuk mengganggu pegawai nya yang sedang bekerja. sahut Althaf Yang merasa terganggu waktu kerjanya, padahal kerjaannya masih menumpuk tapi sahabatnya datang yang pasti akan menyita waktunya dengan menceritakan tentang adik emas kesayangannya lagi.

"Bagaimana hasil pengintaian bersama Hegar?

Althaf kembali bertanya. Sedikit penasaran dengan pertualangan cinta adik sahabatnya

"Ahh ternyata Rania belum memiliki hubungan percintaan dengan Kennat. Dia memang mengatakan kalo dia cukup kagum dengan seniornya itu. Hanya baru sebatas itu hubungan mereka. Itu benar-benar membuatku lega.

Althaf hanya tersenyum mendengar nya dan tetap fokus pada layar komputer nya.

"Ku ingatkan kau dan Hegar harus membantuku untuk menjaga keluargaku selama aku melanjutkan pendidikan ku nanti.

" Harus diam-diam menjaga dari jauh dan tidak boleh mendekat apa lagi menyukai adikku "Althaf melanjutkan kata-kata Yang sering di ucapkan oleh Rakan kepadanya sampai membuat ia dan Hegar hafal kalimatnya itu.

" Hebat kau sampai menghafal nya. hehehe Bagimana dengan pacar kecilmu? apa sudah ada perkembangan?

"Sejauh ini belum ada, Orang-orang ku masih kesulitan mencari informasi.

" Sabarlah, Aku ikut berdoa semoga gadis itu belum menikah apa lagi meninggal agar kalian bisa secepatnya bertemu.

Brukkkk

Sebuah map melayang ke arah Rakan.

"Heii aku bicara tentang kebenaran kalo dia sudah menikah kalian tidak mungkin bisa bersama, apa lagi jika ia sudah meninggal bukankah itu lebih menakutkan.

" Berhentilah mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya jika kau masih ingin tetap hidup.

"Hei kau benar-benar keterlaluan padahal aku hanya bercanda" Rakan mendengus kesal mendengar ancaman untuk nya.