NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Aslan menatap tampilannya didepan sebuah cermin, ia sudah merapikan rambutnya bahkan jambang tipis itu sudah menghilang.

Tapi sekarang suasana hatinya menjadi buruk saat mendengar balasan dari telepon yang sedari tadi ia hubungi.

“Menikah? Tidak mungkin kan Shea? Ingat Shea, apa kau lupa kalau kita tak pernah mengakhiri hubungan kita. Kau masih kekasihku, tidak mungkin kalau kau memiliki suami! Itu tidak mungkin!” Ucap Aslan yang menoleh pada bingkai foto Shea.

Rahang Aslan mengetat bahkan wajahnya menampilkan kemarahan cukup dalam.

Malam itu, Aslan benar-benar merasa terluka. Bukan hanya pikirannya saja yang kacau tapi hatinya dipenuhi amarah.

“Shea, bagaimana bisa kau begini padaku?” Tanya Aslan.

Tangannya terkepal, detik setelahnya kepalan itu menampar cermin membuat pecahan kaca terdengar.

“Aku menunggu apa selama ini kalau kau sudah menikah Shea? Apa aku menunggu Istri orang? Sialan! Cintaku sudah habis semuanya untukmu Shea.” Ucap Aslan lagi.

Aslan melangkah ke arah pintu, ia buka pintu itu membuat angin malam langsung masuk.

Tangan yang terkepal tampak berdarah bahkan darahnya menetes ke lantai.

“Menikah usai lari dariku, itu pengkhianatan namanya Shea. Aku masih kekasihmu, bagaimana bisa kau pergi hanya karena aku tak menginginkan kehamilanmu hm? Kau hanya tak memahami aku dan sekarang kau mengecewakanku.” Ucap Aslan dengan nada suara rendah.

Pintu lain terbuka, terlihat lah Aron masuk hendak mengatakan kabar namun ruangan Aslan tampak kacau. Ditambah banyak darah yang menetes.

“Selamat malam Tuan Aslan, maaf jika kali ini saya mengganggu waktu istirahat Tuan tapi pasukan dari wilayah barat menyerang Markas penyimpanan barang milik Tuan.” Ucap Aron.

Aslan mengangguk paham.

“Kalau begitu malam ini kita kesana, balas penyerangannya. Aku yang pimpin.” Begitulah Aslan memberi perintah.

Nyatanya kini Aslan mulai menjerat dirinya sendiri dalam sindikat berbahaya itu, entah sejak kapan ia mulai nyaman dengan pekerjaan lain itu tapi Aslan merasa hanya pekerjaan itu yang membuatnya bisa melampiaskan rasa kemuakan dalam hidupnya.

Aslan masukan pisau juga pistol ke balik jaket hitamnya.

“Silahkan Tuan.” Ucap Aron memberi jalan.

“Siapkan pasukan kita.” Perintah Aslan.

“Baik Tuan.” Balas Aron.

***

Tetesan darah, jeritan manusia, juga keringat bercucuran memenuhi tanah lapang itu.

Sret! Sret!

Bunyi tebasan dan goresan terdengar. Aslan puas membunuh banyak manusia biadab itu, para penyerang yang menikam beberapa pasukannya.

Dengan santai Aslan memukul lalu menoreh pisau ke leher bahkan wajah musuhnya.

Padahal Aslan juga mendapatkan pukulan tapi ia seolah tak merasakan sakit sedikitpun. Pikiran Aslan masih saja dipenuhi dengan Shea.

Satu jam berlalu, akhirnya pertarungan pun selesai.

Aslan kembali masuk ke dalam Markas pribadinya.

“Apa Tuan perlu bantuan medis untuk mengobati luka Tuan?” Tanya Aron.

“Tidak. Kau bisa pergi, urus saja pasukan yang terluka.” Ucap Aslan dengan suara yang begitu dingin.

“Baik Tuan. Dan juga tentang kekasih Tuan, Nyonya Shea sepertinya akan datang besok atau lusa ke Los Angeles Tuan.” Ucap Aron.

“Apa kau yakin?” Tanya Aslan bersemangat.

“Ya Tuan, ketua panti itu yang mengatakannya. Dia mendapatkan pesan dari Nyonya Shea.” Ucap Aron.

“Kalau begitu, teruslah awasi panti itu.” Ucap Aslan lagi.

“Baik Tuan, saya akan melakukan pengawasan di panti itu dan memberitahu Tuan kalau Nyonya Shea sudah disana.” Ucap Aron.

Aslan hanya menganggukkan kepalanya membiarkan Aron keluar dari ruangannya.

Aslan mengusap sudut bibirnya, kini wajahnya dipenuhi beberapa luka.

“Shea, kita sangat perlu bertemu. Mau bagaimanapun, hubungan kita harus baik-baik saja seperti dulu. Kalau kau memang sudah menikah maka aku akan merebutmu kembali karena kau adalah milikku. Kau hanya milikku, Shea!” Ucap Aslan.

***

Di sisi lain.

Shea menoleh pada Matthew yang sudah terlelap di sampingnya. Mereka berdua berada diatas ranjang kamar mereka.

Telepon dari nomor asing itu mengusik pikiran Shea, nyatanya ini adalah kali pertama nomor asing mengusik ponsel Shea. Kalaupun berasal dari panti maka sudah pasti ia diberitahu, sedangkan ini tidak sama sekali.

Benar-benar orang asing.

‘Tidak mungkin dia.’ Ucap Shea membatin.

Shea mengambil posisi duduk, ia meraih ponsel yang berada di atas meja tepat disampingnya.

Jarinya menggulirkan layar ponsel itu, ada nomor asing berulang kali menelponnya ada disana. Nomor itu nomor yang sama.

Jika itu berkaitan dengan masa lalu maka Shea tak akan pernah sudi untuk berhubungan kembali.

Bagi Shea cukup sekali ia terluka dan ia tak mau lagi mengulangi kesalahan yang sama, lagipula ia sudah memiliki Matthew dan Sean dalam hidupnya.

Setelah banyak berpikir, tampak Shea mencoba melupakan apa yang kini mengusiknya. Ia meletakkan kembali ponselnya, kali ini Shea malah memeluk Matthew yang tidur menyamping seraya menghadap ke arah Shea.

Bagi Shea ia harus bersyukur mempunyai suami sebaik Matthew.

“Selamat malam Matthew.” Ucap Shea.

Wajah Shea bersandar nyaman di dada Matthew. Tiba-tiba Matthew yang sudah lelap sejak tadi, terlihat membalas pelukan Shea.

Tubuh Shea semakin tertarik maju menempel dengan Matthew dan tampaknya Shea tak keberatan atas pelukan Matthew untuknya.

Beberapa menit setelahnya nafas Shea teratur tanda perempuan itu telah tertidur.

Hanya hitungan detik usai nafas teratur Shea terdengar, terlihat Matthew membuka matanya. Perlahan Matthew melepaskan pelukan itu, matanya menatap wajah Shea tanpa henti.

Senyum Matthew terukir begitu tipis, tiba-tiba bibir itu menempel dengan baik di bibir Shea.

‘Kau milikku!’ Ucap Matthew membatin.

Bibir Matthew mulai menc*um bibir milik Shea yang lelap, saat Shea bergerak dalam tidurnya detik itu juga Matthew berhenti melakukan hal itu.

Tubuh Shea kembali masuk dalam pelukannya.

‘Kau istriku dan kau adalah milikku.’ Lagi Matthew membatin.

***

Pagi hari.

Shea terbangun, tubuhnya ia gerakan tapi tak bisa ternyata ada Matthew yang memeluknya.

“Matt, bangunlah. Harinya sudah pagi.” Ucap Shea mengusap punggung Matthew.

Matthew masih tak bergeming, Shea merasa bingung karena menyadari bibirnya terasa aneh.

Rasa kebas dan juga sakit.

Seperti ia usai berciuman dengan panas.

Beberapa kali Shea mencoba merasakannya sampai mata Matthew terbuka pelan.

Kepala Matthew mundur hingga tatapan mereka bertemu.

“Pagi Love.” Sapa Matthew bersama senyum khasnya.

Shea membalas senyum Matthew.

“Pagi.” Balas Shea.

Sejenak Shea diam, matanya memandang wajah Matthew dengan lekat.

Sebenarnya sudah lama Shea sadar akan sesuatu, ya benar. Wajah Matthew cukup mirip dengan Aslan, apa itu kemungkinan bahwa Shea tak bisa jatuh cinta dengan cepat pada Matthew walau Matthew adalah pria baik?

Tangan Matthew terulur merapikan rambut Shea ke sisi telinga Shea.

“Ada apa dengan bibirmu Love? Mungkin kah kau salah makan hm?” Tanya Matthew.

Shea langsung menyentuh bibirnya, selain terasa perih tampaknya Shea merasakan kalau bibirnya sangat kebas.

“Entahlah, mungkin saja aku alergi sesuatu yang tak aku tahu.” Jawab Shea asal.

“Benarkah?” Tanya Matthew.

Wajah Matthew mendekat lalu ia mencuri satu kecupan dari bibir Shea.

Cup!

“Love, aku akan mengirim sopir yang akan membawamu ke Los Angeles lusa nanti.” Ucap Matthew.

“Apa?” Kaget Shea.

“Aku akan lebih dulu ke Los Angeles, lalu aku akan meminta sopir membawamu kesana.” Ucap Matthew.

“Matthew, kenapa harus begitu? Kalau kau memang mau ikut bersamaku maka kita datang bersama dan…”

“Pagi ini aku punya pertemuan di Los Angeles, kalau kau mau ikut langsung denganku maka aku tak keberatan.” Ucap Matthew.

Shea terdiam, ia ragu tapi ia juga penasaran siapa yang mencarinya di panti itu.

Hingga....

“Matthew, aku ikut denganmu.” Putus Shea.

Matthew tersenyum kecil bahkan senyum itu hampir tak terlihat.

“Baiklah, Love.” balas Matthew.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!