Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi kejam Permaisuri Chen Jia
Permaisuri mendekatkan wajahnya kearah keponakannya. "Han Yu, apa ada tuan muda yang kamu suka di sini?"
Raut wajah Han Yu berubah menjadi malu. "Bibi, aku sudah mencintai orang lain."
"Siapa? Kenapa kamu tidak bilang kepada Bibi?" ujar Permaisuri Chen Jia.
"Tuan Zhen Shunxi"
Pandangan mata Permaisuri menjadi dingin namun masih berusaha untuk tetap tenang. "Kamu benar-benar menyukainya? Kabar di Ibu kota tidak salah?" Menatap gadis yang tersipu malu.
Han Yu mengangguk. "Sejak dia menyematkan ku. Aku sudah tidak bisa lagi melupakan wajahnya. Apa Bibi bisa mengajari ku cara agar dia bersedia menjadi milikku?"
Permaisuri menghela nafas dalam. "Yu er, dia terkenal dengan sikapnya yang kasar kepada wanita. Bagaimana kamu bisa menyukai orang seperti dirinya. Lebih baik kamu memilih pria muda yang ada di tempat ini. Mereka lebih dapat di andalkan. Kepribadian mereka juga sangat baik. Tuan muda kedua Chang memiliki sikap yang tenang juga selalu memperlakukan orang lain dengan sangat baik. Tuan muda keempat Cui Lian saat ini telah menempati posisi yang cukup kuat di pemerintahan. Keluarganya juga bersih dari keburukan."
Han Yu menatap dengan raut wajah sedih. "Bibi, tapi aku tidak bisa melupakannya. Aku sangat mencintainya. Bahkan hati ku sakit setiap mengingat namanya. Aku hanya ingin menjadi istrinya." Gadis itu menumpuk ke bohongan satu dengan yang lainnya. Bahkan kebohongan itu sudah tidak dapat ia kendalikan lagi.
"Iya, iya. Aku akan mencoba untuk membicarakannya dengan Kaisar. Mungkin saja hubungan kalian bisa terikat lebih jauh," ujar Permaisuri Chen Jia dengan terpaksa.
Gadis itu langsung merangkul lengan Bibinya bertingkah manja.
Pesta berlangsung selama hampir tiga jam. Setelah semua orang membubarkan diri, Han Yu tetap di tahan untuk tinggal. Di istana barat gadis itu sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidur di kamar tamu. Dia merasa sangat bosan harus berdiam di istana tanpa adanya teman berbicara. Pelayannya Li An bahkan tidak di izinkan untuk menemani dirinya. Hanya para pelayan dari Permaisuri yang masih menunggu di depan pintu kamar.
Sepanjang hari Han Yu hanya berdiam di dalam kamar tamu. Hingga memasuki waktu tengah malam, rasa kantuk sudah sangat kuat. Dia berniat untuk tidur namun dirinya terlalu malas merapikan rambutnya. Bisanya pelayannya yang akan membantunya berbenah. Tapi sekarang dia tidak bisa memanggil pelayannya untuk datang. Han Yu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan kedua kakinya yang masih menyentuh lantai. Dengan kedua mata yang sudah terpejam.
Deeekkk...
Suara pintu jendela terbuka dan tertutup kembali. Langkah kaki pelan mendekat menghampiri Han Yu. Gadis itu membuka kedua matanya. "Huh..." Dia terkejut melihat pria muda sudah ada di dalam kamarnya. "Kamu siapa?" Han Yu bangkit mencoba menjauh.
Wajahnya terlihat sangat bringas, "Yu er, apa maksud kamu? Aku Jing Fan." Langkahnya semakin mendekat.
"Tunggu. Jangan mendekat. Jing Fan, Jing Fan..." Han Yu mencoba mengingat nama yang pernah ia dengar. Benar, dia Pangeran kedua Jing Fan kekasih gelap tokoh utama wanita. "Pangeran kedua, anda harus menjaga sikap."
"Yu er, kenapa kamu selalu mencoba menjauh dari ku. Sedangkan dengan Zhen Shunxi kamu harus merendahkan diri mu sendiri. Dia tidak pantas mendapatkan diri mu. Tidak pantas mendapatkan cinta mu. Selama kamu menjadi istriku. Aku akan memberikan semua kemuliaan yang kamu inginkan." Pangeran kedua Jing Fan terus berusaha untuk mendekat. Dia bahkan melepaskan sabuk yang mengikat pinggangnya lalu jubah luarnya.
"Hentikan. Tolong..." Gadis itu berlari menuju kearah pintu.
Dodoroo...
"Buka. Buka pintunya..." Han Yu terus berusaha untuk mendobrak pintu dari dalam. Namun rantai mengikat ganggang pintu dengan gembok besar menahannya. "Buka..."
Pangeran kedua Jing Fan terus mendekat. Dia mencoba menarik lengan Han Yu agar gadis itu bersedia mendekat kearahnya. Dia memaksakan dirinya untuk mendekap Han Yu. Namun gadis itu terus memberontak.
"Lepaskan. Atau aku akan mati di sini..." Han Yu sudah menarik tusuk konde dari rambutnya. Gadis itu selalu memilih tusuk konde yang sangat tajam sebelum keluar kediaman. Bahkan sebelum dia memakainya, ujung tusuk konde akan di asah terlebih dulu. Sebagai senjata rahasia yang dapat ia gunakan kapan saja. "Mundur..." Ujung tusuk konde menekan bagian leher.
Pangeran kedua Jing Fan mundur perlahan. "Yu er jangan. Aku tidak akan mendekat. Aku mohon jangan bertindak gegabah."
"Pergi..." Han Yu berteriak kuat membuat pria muda itu menjadi lebih ketakutan. "Pergi sekarang atau aku mati."
"Baik, baik. Aku akan pergi, jangan menyakiti diri mu sendiri." Pangeran kedua Jing Fan berlari menuju kearah jendela lalu melompat keluar.
Tusuk konde yang Han Yu genggam langsung jatuh ke lantai saat keadaan di ruangan sudah tenang. Tangan gadis itu bergetar setelah mengalami kejadian tidak terduga. Bibinya benar-benar sudah gila bisa melakukan segalanya hanya untuk mencapai tujuannya. Dengan sisa tenaga yang ia miliki. Han Yu berusaha merapikan rambutnya sebisanya. Dia mengambil tusuk konde di lantai lalu keluar dari dalam kamar melalui pintu jendela yang terbuka.
Saat Han Yu baru berjalan beberapa langkah. Dia melihat Permaisuri Chen Jia sudah ada di depan kamarnya menatap diam. Wanita itu tidak menghentikan langkahnya. Han Yu berusaha menatap tenang. Dia memberikan hormatnya sebelum melangkah pergi. Senyuman tipis dari wajah Permaisuri sudah membuat jantung Han Yu berdetak sangat kencang. Rasa takut itu terasa menekan hatinya sangat dalam.
Namun dirinya masih mencoba tersenyum menanggapi kegilaan itu. Han Yu melangkah perlahan menuju keluar dari istana barat. Setiap langkah yang ia lakukan terasa sangat berat. Tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja. Sekitar setengah jam setelah dia mencari jalan keluar sendiri. Han Yu baru bisa sampai di gerbang depan istana utama.
Di depan gerbang tidak ada lagi kereta yang menunggu. Dia meminta pelayannya untuk kembali ke kediaman. Karena dirinya tahu Permaisuri akan menahannya. Tapi siapa sangka kejadiannya akan serumit ini. Gadis itu memutuskan untuk berjalan kaki. Jalur utama Ibu Kota sudah sangat sepi setelah melewati tengah malam. Tidak ada lagi orang yang berani keluar dari kediaman.
Langkanya terhenti di saat kedua kakinya sudah terasa sangat sakit. "Tubuh Nona muda ini sangat sulit di ajak berkompromi. Hanya berjalan sebentar saja tapi sudah membuat tubuh terasa di timpa beban ratusan kilogram." Gadis itu bergumam sepanjang jalan.
"Yuuiii..." Kuda di hentikan menghadang jalan Han Yu. Pria muda yang ada di atas kuda turun menatap dingin.
Entah mengapa di saat Han Yu melihat orang yang ada di depannya dirinya menjadi sangat senang. Seperti anak kucing yang baru saja di temukan induknya. Air mata gadis itu menetes begitu saja. Dia berjongkok menyembunyikan wajahnya di dalam lututnya. Tangisannya cukup kencang hingga memecah keheningan.
Pandangan mata Zhen Shunxi melunak. Dia ikut berjongkok, "Aku akan mengantar mu pulang." Suaranya juga jauh lebih lembut dari sebelumnya.
Mendengar itu Han Yu mengangkat wajahnya menatap pria muda di depannya. Dia mengangguk dengan air mata yang masih terus menetes tanpa henti. Dia bangkit di bantu Zhen Shunxi.
Pria muda itu langsung mengangkat tubuh Han Yu agar dapat duduk di atas kuda. Dan dirinya juga naik tepat di belakangnya. "Ciahhhh..." Kuda melaju dalam kegelapan malam di terangi lampion yang tergantung di setiap bangunan yang ada di jalur utama.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu