NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Zea menatap tajam ke Leon, matanya berkaca-kaca karena emosi yang tak tertahankan. "Lepaskan aku, Tuan Leon terhormat! Aku mau pulang," seru Zea sambil terisak. Rasa marah, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu.

Leon menatap Zea dengan ekspresi datar, seolah tak peduli dengan perasaannya. "Tiger! Bawa perempuan ini pulang ke rumah," seru Leon dengan suara tegas dan keras.

"Baik, Tuan," jawab Tiger dengan patuh, lalu berlari ke arah mobil. Tak lama kemudian, mobilnya sudah berada di depan Leon dan Zea, siap untuk membawa Zea pulang.

Zea segera masuk ke dalam mobil, tak menghiraukan keberadaan Leon di sampingnya. 

Ia membuang wajahnya, menutupi air mata yang mengalir deras. Hatinya terasa hancur, namun ia tak ingin Leon melihat kelemahannya.

Leon merasa lega saat melihat Zea sudah masuk ke dalam mobil. Wajahnya tetap tak berekspresi, seolah kepergian Zea tak mempengaruhi perasaannya sedikit pun. 

Dengan langkah mantap, Leon kembali ke dalam restoran, meninggalkan Zea yang menangis di dalam mobil bersama Tiger yang mengemudi dengan wajah serius.

Di dalam mobil, Zea terdiam tanpa kata. Raut wajahnya terlihat muram dan lesu. Sampai di halaman rumah, Zea langsung turun dari mobil dengan langkah gontai.

"Terimakasih, Tiger," ucap Zea singkat sebelum berjalan masuk ke dalam rumah.Bibik, yang melihat Zea dengan mata yang sembab karena menangis, merasa heran dan khawatir. 

Namun, ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya dengan tersenyum ke arah Zea. Melihat senyuman Bibik, Zea mencoba membalas senyumannya meskipun terasa sangat berat.

"Non, gak papa?" tanya Bibik dengan nada khawatir.

"Iya, gak papa, Bibik. Aku langsung ke kamar ya," jawab Zea berusaha menenangkan Bibik.

"Iya, Non," sahut Bibik sambil mengangguk.Zea masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Kesedihannya semakin menjadi-jadi dan rasa kangen yang mendalam kepada ibu dan kakaknya mendera hatinya.Sementara itu, Leon sedang bertemu dengan Milea, mantan istrinya. Pertemuan ini membawa kenangan lama yang sulit dilupakan oleh milea.

Tidak ada ekspresi ramah di wajah Leon saat ia melihat perempuan yang dulu pernah melukai hatinya berdiri di depannya. Matanya menyipit, bibirnya berkerut, dan jantungnya berdebar kencang.

"Hay Leon," sapanya dengan suara lembut.

Namun, Leon tak memberikan respon apapun. Ia mengabaikannya, melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar dari restoran, seolah-olah Milea tidak ada di hadapannya.

Segera, ia mengambil ponselnya dan menekan nomor telepon Tiger, teman yang selalu setia menemaninya.

"Tolong jemput aku sekarang!" ujarnya dengan nada kesal.Sementara itu, Tiger sedang berjalan menuju tempat Leon berada, merasakan kegusaran yang dirasakan temannya.

"Perempuan itu!" gerutu Leon, tak bisa menyembunyikan kebenciannya terhadap Milea.Milea sendiri merasa menyesal telah menyakiti perasaan Leon di masa lalu.

Sudah lama mereka tak bertemu, dan kini, setelah akhirnya berjumpa kembali, Milea ingin mengucapkan kata maaf. Namun, sepertinya tak mudah untuk meluluhkan hati Leon yang sudah beku.

"Leon," panggil Milea lagi saat menemui Leon yang sedang duduk di bangku taman, tampak murung dan terdiam.

Namun, Leon tetap tidak bergeming, ia fokus menatap ke depan, seolah-olah tidak mendengar panggilan Milea. Wajahnya nampak tegang dan penuh kekecewaan.

"Leon, kamu masih mengingatku kan?" seru Milea dengan nada memelas, berusaha untuk menarik perhatian Leon yang terus mengabaikannya.

Leon hanya menatap sinis ke arah Milea, seolah-olah tidak mengenal wanita itu. Milea, yang merasa sedih dan putus asa, berdiri di depan Leon dan memeluk tubuh tegap dan tinggi pria itu.

"Lepaskan!" seru Leon dengan nada keras dan tegas, membuat Milea terkejut dan melepaskan pelukannya. Air mata Milea mulai mengalir, menetes di pipinya yang merah.

"Kenapa, Leon? Kenapa kamu jadi begini? Apa aku salah ingin meminta maaf?" tanya Milea dengan suara bergetar, mencoba menahan isak tangisnya.

Leon menghela napas panjang, lalu Dengan tatapan dingin dan tajam, ia menatap Milea yang masih menangis. "Kamu tahu apa, Milea? Kamu tahu apa tentang semua yang sudah aku lalui? Kamu hanya berpikir tentang dirimu sendiri, tidak pernah peduli dengan perasaanku!" teriak Leon, penuh amarah dan kekecewaan.

Milea terdiam, tak tahu harus berkata apa lagi. Hati dan perasaannya hancur, menyadari betapa dalamnya jurang yang kini memisahkan mereka.

"Sungguh aku minta maaf Leon, jujur aku gak bisa melupakan segala kenangan bersama kita, aku hanya bodoh waktu itu, sejatinya aku sangat mencintaimu"

Mendengar perkataan Milea, senyuman sinis terukir di wajah Leon. Ia hanya menatap tajam Milea tanpa menjawab apapun. Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Tiger berhenti di depan rumah tua.

Leon segera masuk ke dalam mobil, dan diam-diam Milea mengikuti mobil Leon dari kejauhan.

"Itu kan Milea, Tuan," bisik Tiger dengan suara ketakutan."Iya," jawab Leon singkat.Tiger tidak berani membahas lebih jauh tentang Milea, takut salah bicara.

ia fokus menyetir mobil dan mencoba mengalihkan pembicaraan."Apa Zea sudah berhenti menangis, Tuan?" tanya Tiger."Sudah diam," jawab Leon.

"Belikan dia bunga," perintah Leon tiba-tiba."Bunga?" Tiger terkejut mendengar permintaan itu. Namun, ia tak ingin mengecewakan tuannya jadi ia pun segera mencari toko bunga terdekat untuk membeli bunga yang diinginkan.

Tiger melirik ke arah tuannya yang sedang asyik melihat layar ponselnya, mencari informasi mengenai hotel dan tempat wisata romantis di Bali.

Raut wajah Leon terlihat serius dan bersemangat, sangat berbeda dari sikapnya yang biasanya dingin dan acuh tak acuh."Ini beneran tuan, membelikan Zea bunga dan ponsel?" tanya Tiger masih kaget dengan perubahan sikap tuannya.

Leon menatap Tiger dengan tajam, "Apa aku tidak serius menurut kamu?"

"I-iya tuan," jawab Tiger dengan suara terbata-bata, merasa takut jika mengatakan yang sebenarnya.

Mereka kemudian tiba di depan sebuah warung bunga. Tiger menghentikan mobilnya dan melihat Leon turun dari mobil dengan langkah pasti. 

Leon memilih bunga-bunga terindah yang tersedia di warung tersebut, mencerminkan perasaannya yang ingin memberikan yang terbaik untuk Zea.

Setelah membayar bunga, Leon kembali ke mobil dengan tangan penuh bunga yang cantik. Ia melanjutkan pencariannya akan ponsel yang akan diberikan pada Zea, memastikan spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan dan selera Zea.

Tiger menatap tuannya dengan pandangan heran, seakan ingin bertanya sejak kapan tuan jadi romantis seperti ini. 

Namun, ia tak berani mengutarakan pertanyaan tersebut, takut Leon marah. Dalam hati, Tiger merasa senang melihat perubahan sikap Leon, berharap hubungan antara tuannya dan Zea semakin baik dan bahagia.

Mereka melanjutkan perjalanan untuk membeli ponsel yang telah dipilih oleh Leon, sembari menantikan momen saat Leon memberikan kejutan tersebut kepada Zea. Kejutan yang penuh cinta dan perhatian, sesuatu yang jarang diberikan oleh leon pada orang lain.

**

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!