Gerhana Bulan Ditengah Terik Mentari

Suatu hari terjadi kehebohan dipasar tradisional yang luasnya hanya lima puluh meter tempatnya nenek Neni dan Tama berjualan mencari nafkah tiba tiba dihancurkan oleh beberapa orang yak dikenal.Tidak hanya tempat itu yang hancur,bahkan pedagang yang sedang berjualan disana dihajar hingga babak belur oleh para preman itu.

saat itu Kenzo terlambat datang,ketika ia tiba ditempat itu semuanya sudah hancur.Kenzo melihat Tama terkapar bersimbah darah,sementara itu nenek Neni berusaha bangun untuk mencapai cucunya.Kejadian didepan matanya membuat hati Kenzo tercabik cabik.

"Nenek!"Kenzo bergegas membantu nenek Neni bangun,kemudian menghampiri Tama.

Next time..

saat ini Tama dan neneknya sudah dirawat dirumah sakit terbaik.para petugas medis memeriksa keseluruhan ditubuh nenek,sementara itu harus dilakukan operasi dibagian kepala Tama karena ada darah yang membeku.

ditempat lain..

"Bagus"ucap seorang pria.Pria yang sangat mirip dengan aktor china bernama song weilong tersebut tersenyum puas atas kinerja anak buahnya"kakek,anda harus bangga karena misi balas dendam sudah dimulai"ungkap pria itu sambil menatap foto pria tua yang didepannya ada dupa"Aku akan mulai dari Nara,keponakan tersayang Kenzo"ungkapnya.

Reynaldi atau yang sering disapa Aldi tersebut menatap foto kakek angkatnya dengan amarah yang meledak ledak"Aku berjanji akan menghancurkan gadis itu"ujarnya.Gelas berisi wine yang digenggamnya langsung hancur dan sebagian pecahan dari gelas itu menusuk tangannya hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.

sementara itu,Nara berlarian menyusuri koridor rumah sakit untuk menemukan ruangan tempat Kenzo dirawat.Ia mengira Kenzo mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit itu.

langkah kaki Nara terhenti saat melihat sosok yang membuatnya khawatir sedang berdiri didepan pintu ruang UGD.Ia pun bergegas menghampirinya"Om"panggil Nara saat sudah dekat.

Kenzo menoleh"Nara,ngapain kamu disini?"tanya nya,heran melihat Nara tiba tiba berada disana.

Nara menatap Kenzo jengah"Yang ada aku yang bertanya sama om,ngapain dirumah sakit? siapa yang sakit?"cecarnya.

"Teman"jawab Kenzo singkat.

"Oh"sahut Nara,kemudian berjalan menuju kursi tunggu

"Kenapa pakaian yang dipakai sama om mirip banget kayak pakaian gembel?"tanya Nara sambil memperhatikan pakaian yang dipakai oleh Kenzo.

Kenzo yang baru menyadari ia belum berganti pakaian langsung menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan

tak lama kemudian Satria datang membawa baju ganti untuk Kenzo."Nara!"Ia terkejut melihat keberadaan Nara disana.

Satria mengalihkan tatapannya kearah Kenzo namun yang ditatap justru berpura-pura tidak melihat.

"Saya kembali kekantor dulu"ucap Satria.

"pergi"perintah Kenzo.

"Kamu diam disini,jangan kemana mana"kata Kenzo kepada Nara,ia berharap Nara tidak berkeliaran sehingga memberikan kesempatan kepada musuh.

Nara mengangguk.

tanpa keduanya sadari sejak tadi mona memperhatikan interaksi antara mereka berdua.

Kenzo memegang kedua bahu Nara"ingat!,jangan kemana mana!"Kenzo kembali memperingati Nara.

"Iya"sahut Nara dengan nada kesal.

"Good girl!"ucap Kenzo.Kemudian pergi mencari toilet terdekat.

setelah Kenzo pergi Mona langsung menghampiri Nara.

"Sebenarnya rahasia apa yang disembunyikan oleh om Kenzo,kenapa pakaian yang dipakainya sangat lusuh dan usang?"tanya Nara dalam hati.Saat dia tidak fokus tiba-tiba seseorang berdiri dihadapannya.Sontak saja Nara langsung mendongakkan kepalanya.

"Siapa lagi wanita ini?"tanyanya dalam hati,penampilan Mona yang sangat sederhana membuat Nara bertanya tanya.

begitu juga dengan Mona,ia memperhatikan cara berpakaian Nara yang sedikit berani,Saat ini Nara mengenakan rok yang cukup pendek dengan kemeja putih ketat sebagai atasannya.Kedua asetnya tercetak dengan jelas karena baju itu.

disaat keduanya sibuk bertanya dalam hati Kenzo datang menghampiri mereka berdua.

"Mona!?"tegur Kenzo.

Mona berbalik.

deg.

Mona terpaku melihat pakaian yang dikenakan oleh Kenzo,belum lagi wajah Kenzo yang biasanya terlihat kotor sekarang terlihat sangat bersih dan putih.

"Sekarang coba jelaskan siapa Wanita ini dan siapa yang sedang berada diruang UGD itu"cecar Nara.

Kenzo mengalihkan tatapannya kearah Nara,ekspresi wajah Kenzo berubah menjadi sangat gugup saat melihat tatapan tajam Nara.

"Dia teman saya,dan yang didalam ruangan itu juga teman"terang Kenzo

tak lama kemudian Loren dan Gugun datang menghampiri mereka.Mereka berdua adalah orang yang diperintah oleh Kenzo untuk mengawasi Nara disetiap saat Nara pergi keluar rumah.

"Maaf!" ucap mereka serentak.

"Sudahlah,kalian pergi dulu"perintah Kenzo.

"Mon!"

baru saja Kenzo ingin mengajak Mona berbicara Nara beranjak dari tempat duduknya"Aku mau jalan-jalan"ucapnya.

Kenzo langsung mencekal lengan Nara"Kamu langsung pulang saja,jangan pergi kemana mana"ucapnya

"Suka-suka!"bantah Nara.

"Nara!!!

seruan Kenzo sukses membuat Nara terkejut,bukan hanya Nara yang terkejut bahkan Mona juga ikut terkejut.

Nara mengepal tangannya kemudian berbalik,kemudian kembali ketempat duduknya dengan emosi menggebu.

Kenzo meremas rambutnya sendiri,sepertinya ia menyesal sudah berteriak kepada keponakannya.

"Ra"Kenzo berusaha membujuk Nara yang sedang merajuk.

Nara tidak menjawab,ia malah menyibukkan diri dengan bermain game diponselnya.

Ting!

Nara tertegun melihat isi pesan dari nomor asing yang masuk keponselnya

Mona memperhatikan kedekatan diantara Kenzo dan Nara"Apakah mereka berpacaran?"tanya nya dalam hati.

"Nara dengarkan saya dulu"pinta Kenzo.

"Apaan sih"gerutu Nara sambil beranjak dari tempat duduknya.

karena sudah tidak sabar menghadapi tingkah Nara,Kenzo menarik tangan Nara hingga membuat gadis itu terduduk diatas pahanya.

"Ih!! om apa apaan sih!,aku bukan anak kecil lagi!"Nara berusaha bangun namun ditahan oleh Kenzo.

"Kamu harus berjanji satu hal dulu,setelah itu baru saya lepaskan"ujar Kenzo.

"Aaa! nggak mau!"Nara tahu disetiap ada negosiasi selalu dirinya yang mendapat kerugian.

"Ya sudah"Kenzo melingkarkan tangannya dipinggang ramping gadis kecil tersebut,tanpa ingin melepaskannya.Perlakuan Kenzo yang tiba-tiba membuat Nara sedikit terkejut,namun ia senang karena setelah ini ia tidak perlu terlalu menjaga jarak dengan pamannya yang super kaku itu.

"Dia manggil Kenzo dengan sebutan om?,jangan jangan dia itu keponakannya Kenzo atau mungkin......"batin Mona.Ingin rasanya ia bertanya namun situasinya sangat tidak memungkinkan.

"Oom,lepasin"rengek Nara.

"Tidak,kamu harus berjanji dulu kalau kamu tidak akan berkeliaran tanpa pengawasan dari om"ucap Kenzo.

"Yaya tapi lepasin dulu dong!"pinta Nara,ia merasa sedikit risih karena ini kali pertama lengan seseorang melingkar dipinggangnya.

saat dokter keluar dari ruang operasi baru Kenzo melepaskan Nara,ia melepaskan Nara kemudian menghampiri dokter.

"Selamat!"gumam Nara dalam hati.Ia merasa lega karena lepas dari situasi yang sangat membuatnya merasa canggung.

"Bagaimana keadaannya?"tanya Kenzo.

"Operasi berhasil"jawab dokter.

"Syukurlah"ucap Kenzo lega

"Hai!"Nara menyapa Mona yang sejak tadi hanya terdiam diri.

"Em,hai juga"sahut Mona.

Nara menghampiri mona dengan niat hati mengajaknya berbincang.

"Mau ngapain?"Kenzo menghampiri Nara yang baru saja ingin mengajak Mona berbicara

"Kenzo!"

suara seruan seseorang membuat semua orang menoleh kearah sumber suara.

kedua bola mata Nara membulat dengan sempurna saat menyadari siapa yang datang