NovelToon NovelToon
Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Sistem / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: JWin

Rhea adalah sahabat lamaku.

Seorang wanita muda yang cantik dan juga periang.


Dua tahun kami tidak pernah saling berkomunikasi dikarenakan kesibukan kami masing-masing.


Hingga hari itu dia meneleponku dan mengajakku bertemu.


Kukira pertemuan itu akan menjadi ajang reuni kami yang seru namun ternyata semua diluar perkiraanku.


Tujuan Rhea menemuiku adalah untuk membagikan kisahnya.

Kisah yang selama ini ia tutup dan pendam rapat-rapat.

Kisah yang sama sekali tidak aku duga yang dialami oleh sahabat dekatku sendiri.

Kisah yang membuat hidup Rhea berubah.


Bisakah aku membantu Rhea meluapkan segala keluh kesahnya?!

Atau justru aku ikut masuk dalam lingkaran kisah sahabatku sendiri?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JWin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Pagi

"Rhe.... Rhe.... Bangun... Kita sudah mau sampai." ucap Mark membangunkan Rhea sembari tangannya mengguncang-guncang bahu Rhea dengan lembut.

Sontak Rhea sedikit melonjak kaget dengan sentuhan tangan Mark tersebut. Segera gadis itu membenarkan posisi duduknya lalu merapikan rambutnya, "eh maaf Mark, aku ketiduran." ucap Rhea malu-malu.

"Tidak apa-apa Rhe... gak usah sungkan begitu.. memang seharusnya loe istirahat." ucap Mark lembut.

Rhea melihat sekeliling jalan melalui kaca jendela mobil, nampak hari sudah mulai terang dengan sedikit sinar matahari yang mulai menampakkan rupanya.

Rhea lalu menoleh kebelakang untuk melihat keadaan Vanya, Vanya nampak masih tertidur pulas di jok belakang mobil, rambutnya semrawut dengan make up yang mulai luntur oleh karena keringat.

"Sebaiknya loe bangunin Vanya, Rhe..." ucap Mark lirih sambil terus fokus menyetir mobil.

"Ahh apa tidak apa-apa Mark, aku liat dia nampak begitu lelah, kasihan kalau harus aku bangunin." tolak Rhea sambil tetap melihat ke arah Vanya.

"gak pa pa Rhe... Biasanya juga begitu kok, loe gak perlu ragu.. Justru nanti dia akan marah kalau tau kita gak bangunin." canda Mark dengan senyum tipis terlihat disudut bibirnya.

Mark lalu menengok ke kanan kiri jalan untuk melihat kondisi jalan setelah memastikan kondisi jalan mulai lengang ia segera menepikan mobilnya ke pinggir jalan untuk berhenti sebentar.

"Kok berhenti disini Mark?!" ucap Rhea sedikit kaget.

"ha.. ha.. gue mau nurunin loe disini terus ninggalin loe dijalan." canda Mark sambil tertawa lebar. Mendengar hal itu tentu saja Rhea makin kaget.

"Bercanda Rhe... Gak mungkinlah gue ninggalin loe.. Sekarang loe turun terus pindah ke belakang. Loe bangunin Vanya sambil nemenin tu anak." terang Mark lembut sambil menyerahkan sebotol air mineral pada Rhea. "Nih kasih Vanya minum begitu nanti dia sudah bangun."

Rhea mengangguk dan mulai turun untuk pindah ke bangku belakang mobil, kemudian mobil itu mulai melaju lagi dengan kecepatan sedang.

***

"Van... Bangun Van... " ucap Rhea lembut sambil memegang pundak Vanya, namun Vanya tetap tak bergeming. "Vannn... Bangun Vannnn.... Kita sebentar lagi mau sampai rumah." lanjut Rhea lagi kali ini dengan sedikit berteriak.

Mark mengintip Rhea yang sedang berusaha membangunkan Vanya dari balik spion mobil. "Kalau dia tetap tidak bangun, loe guyur aja tu air mineral ke mukanya!!" Sahut Mark sambil tertawa kecil.

Mark lalu mulai menyetel musik kencang-kencang didalam mobil, berharap agar Vanya segera terbangun dari tidurnya.

Suara musik itu begitu kencang hingga memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan benar saja terlihat Vanya mulai menggeliatkan badannya. Pertanda gadis itu sudah mulai tersadar.

"Udah matiin musiknya Mark, berisik sekali. kasian Vanya nanti kaget sewaktu bangun!!." teriak Rhea kencang. Mark pun segera mematikan musik yang ia setel.

"Bangun Van... Kita sudah mau sampai rumah." ucap Rhea masih berusaha membangunkan Vanya.

Kali ini nampak Vanya membuka matanya pelan-pelan, dengan gerakan malas ia membenarkan posisi duduknya, lalu melihat sekitar isi mobil tersebut dengan setengah tidak sadar.

"Ini gue dimana??" ucap Vanya setelah bangun sembari memegang keningnya yang masih terasa pusing.

Belum sempat Rhea menjawab, tiba-tiba terdengar celotehan Mark, "loe ada di kuburan neng!!" canda Mark sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ini kita ada di mobil Van, menuju jalan pulang. Pulang ke rumah... Syukurlah kamu sudah bangun dan sadar..... Ini minum dulu." ucap Rhea mengabaikan candaan Mark tadi.

Rhea segera memberikan air mineral yang sedari tadi ia genggam kepada Vanya, Vanya segera menegak air mineral tersebut. Wajah Vanya nampak kusut, rambutnya berantakan, sesekali pula ia mengernyitkan keningnya, menahan pusing yang masih menggelayuti kepalanya.

"Masih kuat aja loe minum ya Van, sampai gak muntah sedikitpun!!" kelakar Mark sambil bercanda.

Namun Vanya seolah-olah tidak peduli dengan ucapan Mark barusan, lalu dipandanginya wajah Rhea yang sedang duduk disampingnya.

"Maafin gue ya Rhe... jadi bikin loe jadi ribet, pasti semalam gue bikin loe kerepotan ya." ucap Vanya lirih.

"Enggak kok Van, gue gak ngerasa kerepotan. Justru Mark yang membantu kamu sampai ke mobil, ia juga yang mengantarkan kita pulang hingga detik ini." jawab Rhea sambil mukanya beralih kearah Mark, "Harusnya Mark yang pantas Nerima ucapan maaf darimu." lanjut Rhea lagi.

Mendengar itu Vanya terdiam, terlihat mukanya acuh tak acuh. Sikap Vanya kepada Mark kali ini sangat berbeda dengan sikap yang ia tunjukan tadi malam.

"Udah rapihkan dulu rambut loe, dah kayak gembel begitu." ucap Mark seolah sudah biasa dengan sikap Vanya tersebut.

"Udah... Loe anterin kita sampai sini saja.. Gue bisa bawa mobil sendiri." ucap Vanya sedikit meninggi.

"Yaelah.. Loe tu masih pusing... Bisa-bisa malah terjadi yang enggak-enggak nanti dijalan.. Udah biar gue yang nyetir. Gue anterin kalian sampai depan gerbang. Nanti begitu sampai depan gerbang, gue langsung cabut." ujar Mark kali ini dengan nada serius.

Mendengar jawaban Mark terlihat Vanya mulai gusar, namun ia tetap hanya terdiam duduk disamping Rhea.

Begitupun dengan Rhea, ia pun hanya ikut terdiam. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi diantara Mark dan Vanya, sesuatu yang sama sekali belum ia ketahui. Namun rasa penasaran itu ia simpan dalam-dalam di lubuk hatinya.

Setelah perdebatan antara Mark dan Vanya, nampak Mark mulai kembali fokus menyetir, kali ini tidak ada sepatah katapun yang ia ucapkan. Mark hanya sesekali terlihat melirik ke arah jam tangannya, selebihnya pemuda itu hanya mematung menembus jalanan Jakarta pagi itu yang mulai dipadati kendaraan bermotor.

Kurang dari setengah jam akhirnya mobil yang Mark kendarai sampai didepan rumah Vanya.

Tin... Tin... Tin... Mark membunyikan klakson mobil, mengagetkan pak Ratno sang satpam rumah yang tengah asyik menyeruput kopinya. Dengan cekatan pak Ratno membuka pintu gerbang, mempersilahkan mobil itu untuk masuk.

"Gue antar sampai sini saja ya Rhe... tidak apa-apa kan?" ujar Mark sambil membuka sabuk pengamannya.

"Lho kok buru-buru Mark, kenapa gak mampir dulu untuk sekedar minum kopi, memang kamu tidak capek?" Jawab Rhea seperti khawatir melihat Mark yang sudah mulai nampak mengantuk.

Mark melirik ke arah Vanya. "sudah tidak apa-apa, gue sudah biasa begadang, lagian gue harus buru-buru balik ke diskotik kan mobil gue masih di parkiran." jelas Mark panjang lebar.

"Terus kamu kesana naik apa?" lanjut Rhea bertanya kembali.

"Gampang... Gue nanti bisa pesan taksi dari depan jalan." ucap Mark sembari tersenyum tipis.

Vanya mulai membenahi baju dan rambutnya, "udah Rhe biarin aja, dia bukan anak kecil yang perlu loe khawatirin!!!" potong Vanya sambil membuka pintu belakang mobil.

Mendengar perkataan Vanya, Rhea langsung terdiam.

"Udah buruan keluar... Gue mau istirahat!!" ucap Vanya sembari membuka pintu depan mobil dari luar.

Mark segera membuka pintu depan mobil, terlihat ia melirik Vanya dan tersenyum tipis. Lalu pemuda itu berjalan meninggalkan mereka.

Vanya masuk kedalam mobil, dikendarainya mobil tersebut masuk kedalam rumah. "sepertinya loe terlalu mengkhawatirkan si Mark." ucap Vanya kepada Rhea yang masih duduk terdiam di kursi belakang mobil.

"Ah enggak kok Van, aku cuma sedikit mengantuk saja." terang Rhea beralasan.

Dan keduanya pun kembali terdiam didalam mobil yang melaju ke arah garasi rumah Vanya dengan ditemani matahari pagi yang sudah mulai menyorotkan sinarnya.

1
St
suka
St
ditunggu update nya lagi thor. penasaran.
Amelia Quil
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!