NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Office Girl

"Dia udah pergi sama Ibra bawa koper."

Kalimat itu yang terngiang di kepala Apang sekarang. Tatapan Apang berubah begitu tajam.

"A-ar--"

"Masih inget lu sama gua?" sergah Apang dengan wajah yang amat tak bersahabat.

Niat untuk membuat kopi pun dia urungkan. Dia membanting pintu pantry dengan sangat kencang hingga office girl yang ada di sana terlonjak kaget. Dia pun tersenyum perih.

"Maafkan aku, Fan."

.

Derap langkah Apang begitu lebar. Wajahnya pun begitu tak bersahabat membuat para karyawan di sana tak ada yang berani menegurnya. Pintu ruangannya pun dibanting dengan begitu keras.

Apang mendudukkan tubuhnya dengan begitu kasar di atas sofa. Dia pun menghela napas begitu kasar. Kepalanya dia sandarkan ke bantalan sofa. Menutup matanya sejenak.

"Dia masih tetap sama," gumam Apang.

Ketika jam istirahat tiba, Apang tak keluar kantor. Pekerjaannya begitu banyak. Dia juga merasa bersyukur karena tumpukan pekerjaan membuatnya sedikit melupakan seseorang.

Ketukan pintu terdengar. Apang menjawab dari dalam. Seketika matanya memicing karena melihat office girl itu lagi.

"Maaf, Pak. Saya disuruh mengantarkan ini."

Kalimat yang begitu lembut, tapi kepalanya tak mampu dia tegakkan karena takut.

"Letakkan di meja."

Segera office girl itu letakkan bungkusan tersebut di atas meja. Memilih segera pergi karena tatapan Apang seperti tatapan mata elang. Hembusan napas kasar keluar dari mulut perempuan cantik itu.

"Ternyata dia sudah sangat berubah."

Office girl itu tersenyum perih dan segera menuju tempatnya kembali. Namun, di tengah perjalanan, ada karyawan yang memanggilnya. Menyuruhnya membuatkan kopi dan teh. Ada juga yang menyuruhnya mengisikan botol minum dengan air galon.

Di dalam ruangan, Apang sudah duduk di sofa dan menatap ke arah bungkusan plastik yang ada di meja. Ponsel Apang berdenting.

"Makan siang sudah Ayah kirim. Ayah tahu kamu gak akan keluar makan kalau pekerjaan menumpuk."

Apang tersenyum setelah membaca pesan dari ayahnya. Dia ternyata masih diperlakukan bak anak kecil oleh ayahnya. Dia juga merasa lega karena makanan itu bukan dari office girl tadi.

Mata Apang nanar ketika melihat makanan yang dikirim oleh ayahnya. Bento cepat saji yang menjadi kesukaan seseorang. Apang menghela napas kasar. Dia menutup kembali makanannya. Menyandarkan kepalanya di kepala sofa untuk kedua kalinya di hari ini.

Apang beranjak dari sofa dan kembali ke mejanya. Bergelut dengan pekerjaan yang menumpuk dan membiarkan makanan itu tergelatak di atas meja.

Ketika jam dua siang, perut Apang mulai keroncongan. Dia menghubungi Abang Er yang sudah pasti baru keluar sekolah.

"Beliin gua makanan enak dong. Bawain ke kantor pusat."

"Enteng banget tuh congor lu, Kak!" omel Abang Er yang baru saja berada di parkiran sekolah.

"Lu cek m-banking. Udah gua transfer. Gua tunggu dan gak pake lama."

Sambungan telepon itupun berakhir dan membuat Abang Er menggerutu kesal. Nominal yang tak sedikit masuk ke rekeningnya tak membuat putra pertama Restu Ranendra itu senang.

"Selalu aja nyusahin! Kayak orang zaman purba kata gua mah. Masa iya aplikasi pesan anter makanan kagak punya."

Abang Er yang dingin dan jarang bicara akan menjadi emak-emak komplek jika sudah berurusan dengan Apang. Kakak sepupunya yang begitu menyebalkan.

Kehadiran anak SMA ke kantor Wiguna Grup pusat membuat semua pegawai di sana terheran. Apalagi Abang Er memakai selalu memakai masker.

"Mau apa, Dek?"

"Saya mau ketemu Gamil Arfan Wiguna," jawabnya tanpa memakai embel-embel bapak.

Merasa dipersulit, Abang Er menghubungi Apang tepat di depan pihak keamanan.

"Kak, gua gak boleh masuk nih," adunya. Itu membuat pihak keamanan menoleh ke arah Abang Er yang sama sekali tak takut menghadapi mereka.

Baru saja sambungan telepon disudahi, pihak keamanan sudah dihubungi oleh Apang.

"Pak Arfan," imbuh pihak keamanan dengan wajah penuh ketakutan.

"Biarkan anak SMA itu masuk ke ruangan saya. Dia adik sepupu saya, putra Pak Restu Ranendra."

Pihak keamanan itu terlihat sangat ketakutan ketika mendengar nama yang disebutkan oleh Apang.

"Ba-baik, Pak."

Abang Er pun dipersilahkan masuk dan tatapan tajam dia berikan. Sungguh Abang Er adalah titisan dari sang papi yang tak pernah takut akan apapun.

Melenggang menuju lantai di mana Apang berada. Karyawan yang berada di sana menatap Abang Er dengan bingung.

"Kamu siapa? Kenapa kamu ada di sini?"

Salah satu karyawan ada yang menegur Abang Er. Mata malasnya terlihat begitu jelas. Abang Er menunjukkan jinjingan yang dia bawa. Lalu, dia juga menunjuk ke arah ruangan Apang. Namun, dia sama sekali tak mengeluarkan suara dan berlalu begitu saja. Karyawan di sana menggelengkan kepala ketika melihat anak SMA itu langsung masuk ke ruangan Apang tanpa mengetuk pintu.

"Siapa sih dia?"

.

Decakan kesal keluar dari mulut Apang ketika Abang Er masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Taruh di meja!"

"Si yalan kata gua mah," kesal Abang Er.

Dahi Abang Er mengkerut ketika melihat ada bungkusan makanan di atas meja. Tapi, Apang malah menyuruhnya untuk membelikan makanan.

"Lah, ini ada makanan," ujar Abang Er dan itu membuat Apang menoleh ke arah Abang Er yang sedang menunjuk makanan yang masih terbungkus.

"Gua pengen makan yang lain."

Abang Er menggelengkan kepala mendengar jawaban Apang. Dan dia melihat jikalau pria yang ada di sampingnya itu begitu kelaparan.

"Bukannya itu makanan kesukaan lu, Kak?"

Apang pun tersedak mendengar pertanyaan dari Abang Er yang sedang meminum es kopi. Dia melihat ke arah makanan bento yang ayahnya belikan untuknya.

"Lagi bosan."

Abang Er tak membalas apapun. Namun, wajahnya sudah memperhatikan Apang dengan seksama. Dia merasakan ada yang berbeda dari kakak sepupunya itu. Abang Er pun tak banyak berbicara lagi. Dia asyik dengan es kopi kesukaannya.

Setelah es kopi habis, Abang Er beranjak dari duduknya. Apang yang baru selesai makan menoleh ke arah Abang Er.

"Gua mau pulang. Mami udah ngoceh di grup."

Hanya satu yang Abang Er takuti, sang mami. Aleesa jika sudah marah seperti singa betina yang tengah datang bulan.

"Entar gua bantu jelasin."

"Enggak perlu," balas Abang Er.

"Udah biasa," lanjutnya.

Baru juga dia melangkahkan kaki, suara Apang membuatnya menghentikan langkah.

"Tolong kasih ini ke office girl yang ada di pantry."

"Hah?"

Apang sudah memberikan bungkus makanan yang sedari tadi tergelatak di atas meja. Abang Er mengerutkan dahi karena dia begitu tahu makanan itu adalah makanan kesukaan Apang.

"Jennaira. Cari nama itu."

Abang Er sudah menjinjing bungkusan itu dan mencari office girl yang Apang sebutkan namanya. Ada rasa kesal, tapi dia juga penasaran kenapa Apang memberikan makanan itu kepada office girl.

Tak perlu mencari, dia berpapasan dengan office girl yang memakai name tag Jennaira. Abang Er menghadang langkah office girl itu.

"Ada apa?"

Abang Er tak berbicara sama sekali. Dia menyerahkan bungkusan yang diberikan Apang. Office girl itu nampak kebingungan. Namun, Abang Er segera pergi tanpa berkata apapun.

"Siapa office girl itu?"

"Kenapa firasat gua bilang kalau dia bukan dari kalangan biasa?"

...***To Be Continue***...

Banyakin yuk komennya ...

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!