NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Cerai / Penyesalan Suami / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Kisah ini mengisahkan kehidupan rumah tangga yang tidak lazim, di mana sang istri yang bernama Rani justru menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya, Budi, adalah seorang pria pemalas yang enggan bekerja dan mencari nafkah.

Rani bekerja keras setiap hari sebagai pegawai kantoran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sementara itu, Budi hanya berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif seperti menonton TV atau bergaul dengan teman-teman yang kurang baik pengaruhnya.

Keadaan ini sering memicu pertengkaran hebat antara Rani dan Budi. Rani merasa lelah harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga seorang diri. Namun, Budi sepertinya tidak pernah peduli dan tetap bermalas-malasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 14 Budi Mulai Sadar

Ancaman perceraian yang dilontarkan Rani benar-benar membuat Budi tersadar dari kebiasaan buruknya selama ini. Selama berhari-hari, Budi seakan kehilangan dirinya sendiri. Pikirannya kalut memikirkan bagaimana nasib keluarga kecilnya jika mereka harus berpisah.

Rani yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga mungkin akan baik-baik saja, tetapi bagaimana dengan dirinya? Budi merasa sangat malu sekaligus takut membayangkan masa depannya seorang diri tanpa Rani di sisinya.

Budi merenungi sikapnya selama ini yang hanya memberikan beban kepada Rani. Ia teringat kembali bagaimana dulu mereka begitu bahagia dan saling mendukung. Namun lambat laun, kemalasan dan sikap acuhnya membuat jarak semakin menganga di antara mereka.

Puncaknya adalah ketika Rani sampai harus mengancamnya dengan perceraian. Budi merasa telah gagal sebagai seorang suami dan ayah. Ia seperti bukan lagi menjadi kepala rumah tangga yang seharusnya melindungi dan menafkahi keluarga.

"Aku harus berubah, ini semua demi kebaikan kami semua," gumam Budi pada suatu pagi seusai Rani berangkat ke kantor.

Budi lalu membersihkan rumah yang sempat teracuhkan beberapa hari ini. Setelah itu, ia mengambil surat lamaran pekerjaan yang tersimpan di laci meja kerjanya. Tekad dalam hatinya sudah bulat, ia harus bangkit dari keterpurukan.

Dengan berbekal surat lamaran dan semangat baru, Budi memulai aksinya keliling kota untuk mencari pekerjaan. Berkali-kali ia mendapat penolakan, namun Budi tidak patah arah. Ia terus berusaha hingga akhirnya ada secercah harapan ketika seorang pemilik bengkel kecil bersedia memanggil dan mewawancarainya.

Budi pulang dengan wajah diliputi kelegaan. Setelah sekian lama menganggur, akhirnya ia mulai mendapat peluang untuk bekerja nantinya. Meskipun hanya menjadi mekanik di bengkel kecil, setidaknya itu merupakan langkah awal Budi untuk membuktikan perubahan dirinya kepada Rani.

Saat Rani pulang nanti, Budi bertekad menceritakan semua perkembangannya hari ini. Semoga Rani bisa melihat kesungguhan hatinya kali ini untuk benar-benar berubah menjadi kepala keluarga sejati. Budi tidak ingin sampai kehilangan orang yang paling dicintainya dalam hidupnya itu.

Budi menunggu dengan gelisah kepulangan Rani dari kantor. Ia ingin segera memberitahukan kabar baik tentang potensi pekerjaannya di bengkel mobil itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan Rani melangkah masuk dengan wajah lelah seperti biasa. Namun kali ini, Budi menyambutnya dengan senyum sumringah.

"Ran, kamu harus dengar kabar ini!" seru Budi antusias.

Rani mengerutkan keningnya bingung melihat tingkah suaminya yang tak biasa itu.

"Ada kabar apa, Bud? Sepertinya kamu senang sekali hari ini."

"Aku akhirnya diwawancara di sebuah bengkel mobil hari ini! Kalau semua berjalan lancar, aku mungkin akan diterima kerja di sana sebagai mekanik, Ran!" jelas Budi dengan bersemangat.

Mata Rani terbelalak kaget. "Benarkah? Akhirnya usahamu membuahkan hasil juga!"

Rani kemudian memeluk suaminya erat. Rasa bahagia dan lega bercampur menjadi satu di hatinya.

"Aku bangga padamu, Bud. Kamu benar-benar serius ingin berubah rupanya," ujar Rani terharu.

"Tentu saja aku serius, Ran. Aku tidak ingin kehilanganmu dan keluarga kecil kita ini," balas Budi sungguh-sungguh.

Keduanya lalu saling berpandangan dengan sorot mata penuh harapan. Budi merasa ia telah menemukan kembali tujuan hidupnya. Sedangkan Rani merasakan kembali percikan semangat dalam rumah tangganya yang hampir padam.

"Seperti kataku, aku akan mendukungmu selama kamu mau terus berusaha, Bud. Jangan sampai kamu mengecewakan aku lagi," ujar Rani memperingatkan, meski dengan nada lembut.

Budi mengangguk mantap. "Percayalah Ran, aku berjanji akan jadi kepala keluarga yang sesungguhnya mulai dari sekarang."

Budi seakan menemukan sumber energi barunya. Semangatnya untuk berubah menjadi lebih baik terpompa dengan kuat. Harapan untuk membahagiakan keluarganya membuatnya merasa hidup kembali.

Budi menjalani hari-harinya dengan penuh tekad sambil menunggu kepastian dari bengkel mobil yang sempat mewawancarainya. Sementara Rani menatap perubahan suaminya itu dengan perasaan lega dan bahagia.

Sepekan berlalu sejak wawancara di bengkel mobil itu. Setiap hari Budi menunggu kabar dengan harap-harap cemas. Namun hingga kini tak ada kepastian apakah dirinya akan diterima bekerja atau tidak.

Meski begitu, semangat Budi untuk berubah tidak pernah surut sedikitpun. Ia tetap bangun pagi, membersihkan rumah dan mencari peluang pekerjaan lain di sela-sela waktu menunggunya.

Pada suatu sore, saat Rani pulang dari kantor, Budi tampak lebih gelisah dari biasanya. Rani bisa merasakan kalau ada sesuatu yang mengganjal di benak suaminya itu.

"Ada apa, Bud? Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu hari ini?" tanya Rani mencoba membuka pembicaraan.

Budi menghela napas panjang lalu menatap Rani lekat-lekat. "Jujur saja Ran, aku mulai sedikit ragu dengan kemampuanku sendiri."

Rani tercenung mendengar pengakuan Budi. Ini pertama kalinya ia melihat suaminya meragu suatu hal sejak bertekat untuk berubah.

"Kenapa bisa berpikiran seperti itu? Bukankah kamu sudah berusaha semaksimal mungkin?" tanya Rani lembut.

"Memang benar, tapi sampai sekarang aku masih belum mendapat kepastian diterima di bengkel itu. Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar tidak kompeten?" Budi menundukkan kepalanya lesu.

Rani menggeleng pelan, lalu membelai lembut kepala suaminya. "Sudahlah Bud, jangan terlalu merendahkan dirimu begitu. Yang terpenting adalah niat dan usahamu selama ini. Hasilnya nanti pasti akan mengikuti."

"Tapi Ran, aku takut kamu kecewa lagi padaku seperti dulu. Aku tidak mau ancaman perceraianmu jadi kenyataan," ucap Budi dengan raut wajah muram.

Mendengar itu, Rani merengkuh tubuh Budi ke dalam pelukannya. Dibelainya punggung suaminya dengan penuh kasih sayang.

"Justru aku yang sekarang bangga kepadamu, Bud. Kamu sudah benar-benar berubah seperti janjimukan? Aku percaya pada usahamu, sehingga bagaimanapun hasilnya nanti, aku akan selalu di sisimu mendukung," bisik Rani meyakinkan.

Pelukan dan kata-kata istrinya begitu membesarkan hati Budi. Semangat dan rasa percaya dirinya kembali membuncah. Ia merasa begitu beruntung masih memiliki Rani di sisinya, mendukung setiap langkahnya untuk menjadi lebih baik. Kali ini Budi berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan mengecewakannya lagi.

Setelah mendapat dukungan penuh dari Rani, semangat Budi untuk berubah semakin membara. Ia bertekad bulat untuk mendapatkan pekerjaan dan membuktikan dirinya layak menjadi tulang punggung keluarga.

Tepat seminggu setelah wawancara di bengkel mobil, ponsel Budi berdering. Ternyata panggilan itu berasal dari pemilik bengkel yang sempat mewawancarainya. Dengan jantung berdebar, Budi mengangkat panggilan tersebut.

"Selamat siang, Pak Budi yang baik. Saya Pak Hendra, pemilik Bengkel Putra kalau Bapak masih ingat," sapa suara di seberang.

"Ah iya, saya ingat Pak. Ada yang bisa saya bantu?" Budi menjawab dengan sedikit gugup.

"Begini, setelah mempertimbangkan hasil wawancara Bapak waktu itu, saya memutuskan untuk menerima Bapak bekerja di bengkel saya sebagai mekanik," tutur Pak Hendra.

Budi hampir terlonjak kegirangan mendengar kabar itu. Dengan tangan sedikit gemetar, ia berusaha merespon setenang mungkin.

"Terima kasih banyak atas kesempatannya Pak Hendra. Bapak tidak akan menyesal memperkerjakan saya."

"Baiklah kalau begitu, besok Bapak bisa mulai bergabung ya. Nanti saya jelaskan lebih lanjut mengenai ketentuan kerjanya," putus Pak Hendra.

Budi mengiyakan dan mengakhiri panggilan itu dengan perasaan bahagia membuncah di dadanya. Akhirnya usahanya selama ini membuahkan hasil. Ia segera mencari Rani dan memberitahukan kabar gembiranya.

"Ran! Aku diterima bekerja di bengkel mobil itu!" seru Budi kepada istrinya yang tengah membersihkan ruangan.

Rani menghampiri Budi dengan wajah sumringah. "Astaga benarkah? Selamat ya Bud, aku ikut senang mendengarnya!"

Keduanya lalu berpelukan erat, meluapkan kebahagiaan yang membuncah di dada masing-masing. Bagi Budi, ini adalah tonggak penting dalam hidupnya untuk benar-benar berubah seperti tekadnya. Sedangkan bagi Rani, kebahagiaan suaminya adalah kebahagiaannya juga.

Setelah lepas dari pelukan, Budi menatap Rani dengan sorot mata penuh tekad.

"Mulai besok, kehidupan kita akan benar-benar berubah, Ran. Aku pasti akan bekerja sebaik mungkin agar bisa menghidupi keluarga kita dengan layak," ujarnya mantap.

Rani mengangguk dan tersenyum lembut. "Aku percaya padamu, Bud. Ayo kita lalui hari demi hari dengan penuh semangat mulai sekarang!"

Mereka pun memeluk erat sekali lagi, mengukuhkan tekad untuk memulai lembaran baru yang lebih cerah dalam rumah tangga mereka. Kebahagiaan dan harapan terpancar di wajah keduanya, menyongsong hari esok yang lebih indah.

1
HRN_18
🔥🔥🔥🔥
Diamond
Jalan ceritanya keren abis.
Oralie
Author, kapan mau update lagi nih?
HRN_18: sabar ,😩
total 1 replies
SugaredLamp 007
Menghanyutkan banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!