NovelToon NovelToon
Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen School/College / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Ana Caroline pekerja paruh waktu di selah selah sekolahnya.
Dia yatim piatu dan memiliki 2 adik yang masih bersekolah.
Dia murid pindahan, dan memiliki lika liku yang penuh intrik dan pembullyan di sekolah.
ketika dia suskses, dia mengetahui rahasia atas kematian ibunya.
Dan itu bersangkut pautan dengan calon mertuanya.
Bagaimana pacarnya mengahdapi permusuhan calon istrinya dengan ibunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14

Sebelum Ana Caroline memutuskan jalan mana yang akan di pilihnya, dia masih kerja seperti biasanya di restoran.

Hari ini dia kedatangan tamu yang tidak dia duga,

salah satu gurunya di sekolah.

"Hallo An" sapa sang guru

"Hallo pak, mau pesan sesuatu?"

"hmm, yah, saya pesan ini saja dulu, carrot oranges sama banana shees" dia menunjukan dua menu yang sederhana.

"Ok pak, tunggu sebentar"

Guru tersebut cuma mengangguk, sebenarnya dia ke sini bukan khusus hanya untuk makan, tapi ada sesuatu yang mau dia konfirmasi kebenarannya ke pada Ana.

"Ini pesanannya pak" ucap Ana yang membuyarkan lamunannya.

"Oya, Ana, ada yang mau bapak tanyakan kepadamu, bisa kamu duduk sebentar?"

"hm, tunggu sebentar saya tanyakan dahulu kepada pengawas yang bertugas malam ini ya pak"

Dia hanya mengangguk, Ana pergi menemui staf yang bertugas mengawasi jalannya restoran malam ini,, dia berbincang sebentar dan kembali ke meja guru yang tadi menunggunya.

Dia duduk di depan guru tersebut,

"Ada apa pak Irwan?" tanya Ana setelah dia duduk di depannya, ya itu gurunya pak Irwan,

"Begini, saya mendengar dari teman temanmu bahwa kamu tidak melanjutkan kuliahmu?"

"Iya, bener pak"

"hmm, sayang sekali, padahal kamu cukup pintar selama ini. Sungguh sangat di sayangkan kalau tidak di lanjutkan."

"he he iya sih pak, tapi saya kan tidak ada biaya, adik saya juga masuk Sekolah Menengah Atas tahun ini, belum lagi adik perempuan saya, saya tidak bisa mementingkan diri saya sendiri."

"hmm, ya ya begini. Sebenarnya kami sudah rapat dengan pak Bambang dan pihak donatur yang telah membiayai kamu selama bersekolah kemaren.

Mereka mau membiayai kuliahmu, asal jurusan atas pilihan mereka, dan mereka yang memilihkan perusahaan mana yang akan kamu masuki setelah tamat dari fakultas."

"hmm, kalau kamu setuju, kamu bisa masuk ke fakultas ternama di ibu kota" jelas pak Irwan.

Ana sedikit terkejut dengan usulan tersebut. 'Tapi dengan kata lain, dia menjadi boneka mereka,

Mereka itu siapa? Aku juga tak mengenalnya secara personal hanya lewat yayasan amal" Batin Ana

"Maaf pak, tapi saya menolaknya"

"heh? Kenapa? Bukanlah itu suatu keberuntungan buatmu?"

"Maaf pak, terlalu banyak saya menerima, terlalu banyak pula beban yang akan saya bawa nantinya"

"Tidak mungkin mereka melakukannya dengan gratis seperti itu kepada saya, saya tidak sanggup menerima konsekuensi nanti, apa lagi nanti jika itu di luar kemampuan saya."

"Jika hanya kebebasan saya yang mereka renggut itu tak masalah, tapi jika itu menyangkut orang banyak dan ke dua adik saya, saya tidak bisa, jadi lebih baik awal - awal saya menolaknya,, saya masih bisa mencari Rizki dari yang lain."

Jelas Ana, pak Irwan hanya manggut -manggut,

'Ternyata pikiranmu panjang ke depan, awal saya mengira kamu akan menerimanya karena kamu butuh biaya, nyatanya kamu lebih jauh berfikir ke dalam, saya salut sama kamu Ana, menarik' batinya dalam hati tanpa di sadarinya bibirnya sedikit melengkung ke atas.

"Baiklah kalau begitu, kamu sudah menjelaskannya kepada bapak, jadi bapak bisa nanti menyampaikannya ke pada ke pala sekolah.

Terus rencanamu akan kemana setelah kelulusanmu?"

"Jelasnya saya belum pasti, tapi intinya saya akan mencari pekerjaan pak, kerja apa itu, itu yang belum jelas" jawabnya dengan tersenyum

Kembali pak Irwan cuma mengangguk,

"Ya, sudah kalau begitu, bapak pergi dulu, semoga rencanamu berjalan dengan lancar dan sukses Ana" kata pak Irwan sambil menjabat tangan Ana, bersalaman,

Ana juga membalas jabatan pak Irwan.

"Terima kasih pak" balas Ana sambil mengantar pak Irwan keluar dari restoran, di saat di luar Ana sepat membungkuk sedikit mengantar ke pergian pak Irwan, dia cuma mengangguk membalas dan masuk ke mobilnya.

1
Kenneth
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Dewi Harefa: makasih suportnya
total 1 replies
Đông đã về
Pengen baca lagi dan lagi!
Dewi Harefa: makasih kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!