NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:235k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Tak bermaksud apa-apa, Keenan hanya ingin mengajak Ruby bermain bersama Ale, karena Ruby begitu antusias ingin bertemu Ale.

“Apa mamanya tahu?” tanya Jihan ketus, yang tak ingin berurusan dengan Nayla.

"Tak perlu tahu, dia juga tak peduli anaknya sedang apa. Ehm, terima kasih sudah mengizinkanku bertamu ke sini lagi, Jihan,” ujar Keenan tersenyum rindu.

Tak menanggapinya, Jihan kembali masuk ke dalam untuk menyiapkan minuman.

Keenan lalu memperkenalkan Jihan pada Ruby. “Tante Jihan ini, mamanya Ale.”

Ruby merasa bingung karena yang ia lihat saat itu adalah Inka, Keenan menjelaskan bahwa Inka adalah teman dari mamanya Ale, yang dipanggil bunda.

Setelah Jihan meletakkan dan mempersilakan Ruby untuk meminum, anak Keenan dengan Nayla itu tak lupa mengucapkan terima kasihnya.

Ruby lalu mengajak Ale untuk bermain ke playground salah satu mall. Tentu, dengan senang hati Ale menyambutnya, karena ia sangat jarang bermain di arena bermain. Tapi tidak dengan Jihan yang melarangnya.

“Kalau mau main di rumah saja,” tolak Jihan.

Keenan lalu membujuk Jihan, agar mengizinkan mereka bermain di luar, karena hanya sebentar saja.

Seakan ayah dan anak selalu kompak, Ale juga membujuk sang mama agar mau ikut dengan mereka bermain di mall. “Ale janji hanya sebentar saja, Mama. Ale 'kan juga mau bermain di sana.”

Merasa tak tega karena ia memang jarang sekali mengajak Ale bermain di mall, Jihan tak bisa melarangnya. Namun ada rasa kesal yang Jihan rasakan karena Keenan dianggap sudah terlalu jauh mengganggunya. Ia menatap Keenan dengan tajam, sedangkan Keenan hanya bisa tersenyum kecil.

Mereka berempat lalu bergegas menuju mobil, Jihan duduk di sebelah kiri Keenan, sedangkan Ale dan Ruby duduk di belakang mereka. Bocah-bocah kecil itu tampak bersenda gurau seperti telah menemukan kecocokan di antara keduanya, padahal mereka baru kenal. Sembari fokus menyetir, sesekali Keenan mencuri pandang ke arah Jihan, seolah tak dapat membendung rasa bahagianya.

Hingga tak lama, tiba lah mereka di parkiran mall. Jihan yang turun, segera menggandeng Ale. Sontak Ruby menundukkan kepalanya, karena ia tak pernah merasakan kehangatan itu.

Melihat Ruby yang tampak bersedih, membuat Jihan menanyakannya.

“Beruntung sekali Ale punya mama yang sayang dengannya. Ruby tidak pernah digandeng mama seperti itu,” keluh bocah polos itu.

Jihan lalu mengulurkan tangan kirinya pada Ruby, yang disambut baik oleh Ruby.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan, sedangkan Keenan berjalan di belakang mereka, sembari tersenyum melihat Jihan berjalan bersama anak-anaknya.

Ketika akan sampai di arena bermain, Ale dan Ruby langsung berlari, bak singa yang melihat daging.

“Papa tunggu di sini ya,” ujar Keenan setengah berteriak.

Jihan lalu duduk, sembari mengawasi Ale, disusul oleh Keenan yang duduk di sebelahnya.

Sejujurnya, ada perasaan senang di hati Jihan, karena Ale bisa merasakan kebahagiaan yang seharusnya bocah itu dapatkan. Rasa bersalah dan iba pun membali muncul, saat merenungi bahwa ia memang jarang sekali mengajak anaknya bermain di tempat seperti ini. Paling hanya bermain di taman dekat rumah, dengan permainan gratis yang seadanya.

"Kamu masih tetap cantik sekali, Jihan," puji Keenan yang sedari tadi mencuri pandang ke arah Jihan.

Hanya melirik, Jihan tak menanggapi pujian mantan suaminya itu. Keenan yang fokus pada Jihan, membuatnya tak sadar bahwa Ruby baru saja terjatuh. Jihan yang mengawasi mereka, bergegas menghampiri Ruby dan menolongnya. Jihan lalu membawa Ruby ke luar arena bermain.

“Mana yang sakit?” tanyanya penuh perhatian.

“Tidak ada, Tante. Ruby hanya kaget saja,” jawab Ruby dengan menyengir.

Merasa lega, Jihan lalu mengusap beberapa bagian tubuh Ruby yang diduga mengalami sedikit benturan. “Mainnya hati-hati ya.”

Ruby hanya tersenyum, lalu kembali masuk ke dalam permainan.

“Kamu dan ibunya yang salah, kenapa dia yang harus jadi korban, sampai anak sekecil itu bisa bilang tak pernah disayang orang tuanya. Dia jatuh juga kamu hanya diam. Orang tua macam apa kamu?” tegur Jihan, saat kembali duduk di sebelah Keenan.

“Aku mau ke sana, tapi sudah ada kamu yang menolongnya, terima kasih ya. Bukan aku tak mau menyayangi Ruby, tapi perasaanku terbatas padanya karena Nayla. Terkadang, aku juga merasa bersalah,” tutur Keenan.

Bukannya merasa ditegur, Keenan justru menggoda Jihan jika mama Ale itu masih sama saja seperti dulu bila sedang marah, ketus dan dingin, meski candaan itu tak mendapat respons dari Jihan.

Sebenarnya, Jihan tak begitu suka ketika pertama kali melihat Ruby, karena gara-gara dia lah Ale tak mendapatkan peran seorang ayah, tapi entah mengapa, jiwa keibuannya tiba-tiba hadir saat bersamanya, seolah seperti menganggapnya sama dengan Ale.

Berbeda dengan Jihan yang terus mengawasi Ale dan Ruby, Keenan justru menopangkan dagunya pada salah satu tangannya, terus memandangi Jihan. Hatinya kembali sejuk ketika bisa melihat mantan istrinya itu lagi. Seakan ia tak ingin jika momen ini segera berakhir.

***

Seharian kemarin, setelah puas bermain yang nyatanya sampai 3 jam lamanya, mereka lalu makan bersama. Jihan dengan sabar melayani tak hanya Ale, tapi juga Ruby. Sikap Jihan ini bahkan lebih pantas disebut ibu dari kedua bocah itu.

Hingga hari Minggu paginya, sebelum Keenan dan Ruby kembali ke Jakarta, Ruby ingin bermain sebentar bersama Ale di rumahnya, sekaligus untuk berpamitan.

“Nanti, gantian kamu yang bermain ke apartemenku ya, Le,” ajak Ruby.

Ale dengan semangat mengangguk. “Apartemen kamu pasti besar ya.”

Jihan lalu menengahi pembicaraan mereka, dengan memanggil Ale dari dapur, karena takut Ale akan merengek ingin berkunjung ke apartemen Ruby.

Tak lama, Ale keluar lagi menemui Ruby disusul oleh Jihan. Ale memberikan sekotak bekal makanan pada Ruby. “Ruby, ini dari mamaku. Untuk ngemil kamu selama di jalan nanti. Coba deh, buatan mamaku enak.”

Melihat Ale dengan iri, Ruby kembali mengucapkan terima kasihnya pada Ale, yang sangat beruntung karena memiliki mama seperti mamanya, karena mama Ruby tak pernah memasakkannya, apalagi membawakan bekal.

Jihan lalu meminta Keenan dan Ruby untuk segera pulang, karena Nayla pasti akan mencari mereka.

“Pa, Ruby mau di sini saja, tidak mau pulang,” rengek Ruby, membuat Keenan dan Jihan berpandangan.

Lalu tak lama, Gio datang ke rumah Jihan.

“Om Giooo,” panggil Ale heboh.

“Sebentar aku ambil tas dulu,” ucap Jihan berlalu ke dalam kamarnya, membuat Keenan hanya bisa diam penuh tanya.

Mau ke mana mereka?

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!