"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Desta baru saja tiba di ruangannya. Saat ia masuk ke dalam ruangan kerjanya, ternyata di dalam ruangan tersebut sudah terdapat Gania yang sedang duduk di kursi kebesaran miliknya. Desta yang melihat Gania berada di ruangannya seketika tersenyum.
"Sudah ku duga, pasti kamu tidak akan bisa bercerai dariku." ucap Desta yang berjalan mendekat ke arah Gania.
Gania seketika melempar selembar kertas ke arah Desta. "Cepat tanda tangani surat itu." perintah Gania.
Desta seketika meraih selembar kertas di atas meja, dan membaca surat tersebut, bahwa itu adalah surat perceraian. "Kamu yakin mau bercerai? aku sudah berkali-kali menjelaskan kepadamu, bahwa itu hanya lah kesalahan, Gania."
"Aku tidak perduli, entah itu kesalahan, ke sengajaan, atau tipuan, yang jelas aku sudah tidak mau bersama mu lagi. Dan kembalikan mobil yang kamu bawa, karena itu milikku." Gania yang mengulurkan tangannya untuk meminta kunci mobil.
"Gania.. kita sudah menikah selama dua tahun, lalu bagaimana nasib anak kita nanti, apa kamu yakin melahirkan seorang anak tanpa suami, apakah kamu juga tega jika anak itu lahir tanpa ayah?."
"Aku muak mendengar ucapanmu tentang anak. Dan mulai hari ini kamu juga di pecat dari kantor ini."
"Di pecat? memang salahku apa?." tanya Desta.
Gania yang mendengar ucapan Desta seketika kembali melempar selembar kertas kepada Desta."Baca lalu pahami, jika kamu tidak paham juga, berarti kamu stupid."maki Gania.
Desta kembali meraih kertas tersebut. Kertas tersebut memperlihatkan pengeluaran perusahaan, dan penggelapan dana yang Desta lakukan. "Kamu telah mencuri uang perusahaan senilai 1 miliar, kamu harus bertanggung jawab." ucap Gania.
"Tapi Gania..."
"Tidak ada tapi-tapian, cepat berikan kunci mobil, kartu ATM kepada ku, dan cepat keluarlah dari perusahaan ku, aku sudah tidak mau melihatmu di kantor ini."
"Lalu aku bagaimana jika aku di pecat dari perusahaan ini, dan mobil serta ATM kamu ambil, bagaimana aku akan hidup."
"Ya itu bukan urusanku, aku tidak mau tahu, aku hanya minta semua barang yang kamu pakai." ucap Gania dengan sinis.
Desta seketika mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya, serta meraih dompet dan memwbweikan beberapa kartu ATM kepada Gania.
"Kenapa kamu tega sekali dengan ku, Gania? apakah ini bentuk pembalasan dari mu?"
"Bukankah pembalasan lebih kejam, dari pada tidak membalas?." Gania yang menatap ke arah Desta. "Apa yang kamu berikan kepadaku, tentang luka, dan kekecewaan aku kembalikan kepadamu." Gania seketika beranjak berdiri.
"Jika aku tahu dari awal bahwa kamu adalah kekasih Vania adik tiri ku yang sangat cantik itu, aku tidak akan mau menikah dengan mu. Laki-laki yang tidak tahu diri, dan tidak berterimakasih. Berani-beraninya kamu bersekongkol dengan ibu tiriku, dan juga Vania untuk mendapatkan harta ku, kamu kira kamu siapa?." Gania yang berjalan mendekat ke arah Desta.
"Kalian kira kalian bisa mendapatkan harta dari keluargaku? seharusnya kalian itu jangan membuat ulah jika hidup saja numpang, tidak becus untuk mencari uang." ucap Gania lagi.
"Apa kamu sedang menghina ku?." tanya Desta menatap wajah Gania.
"No.. aku tidak menghina, aku hanya mengucapkan apa yang selama ini aku lihat, dan rasakan, bahwa kalian bertiga itu hanya lah benalu di keluargaku."
"Jaga ucapan mu, Gania! aku ini masih suamimu!." Desta yang bersiap untuk menampar Gania namun tiba-tiba Gania langsung menepis tangan Desta.
Desta yang mendapat perlawanan dari Gania seketika terkejut. Pasalnya selama Desta menikah dengan Gania, Gania tidak pernah berani melawan Desta, apa lagi menatap Desta dengan tatapan yang sangat tajam seperti sekarang.
"Kenapa kamu diam? apakah kamu terkejut dengan sifat ku sekarang?." tanya Gania saat melihat Desta terus menatap ke arahnya.
Desta seketika menarik tangannya yang sedang di genggam oleh Gania."Suatu saat kamu akan menyesal, Gania. Karena telah menceraikan ku, dan menghina ku seperti ini, kamu akan tahu akibanya melakukan hal seperti ini kepadaku." ucap Desta.
Gania yang mendengar ucapan Desta seketika tertawa cukup kencang."Hahaha.. justru jika aku tidak menceraikan laki-laki busuk seperti mu, mungkin aku juga akan menjadi busuk, dan merasa menyesal seumur hidup."
"Akan ku pastikan kamu akan menyesal membuang ku, dan suatu saat kamu akan bersujud di kaki ku." Ucap Desta lalu berjalan keluar begitu saja dari ruangannya.
Saat Desta baru saja keluar dari dalam ruangan. Tiba-tiba di depan pintu sudah ada satu polisi dan juga Akbar selaku sekretarisnya di kantor.
"Selamat siang pak, bapak harus ikut saya ke kantor polisi sekarang." Polisi tersebut yang seketika langsung memborgol kedua tangan Desta.
Desta yang tiba-tiba di tangkap oleh polisi seketika semakin terkejut."Apa-apaan ini, memang salah saya apa?." tanya Desta.
"Bapak telah menggelapkan dana perusahaan sebesar 1 miliar, dan penggunaan narkoba di apartemen." ucap pak polisi tersebut.
"Tidak pak.. saya bisa menjelaskan, tolong lepaskan saya terlebih dahulu."
"Nanti bapak bisa menjelaskan di kantor polisi bersama ibu Dewi dan juga nona Vania."
"Ibu Dewi dan dan Vania? apakah mereka juga berada di kantor polisi?." tanya Desta.
"Iya pak.. mari." Polisi yang membawa Desta untuk keluar dari perusahaan dan menuju ke kantor polisi.
"Lepaskan saya pak, saya tidak ada sangkut pautnya dengan mereka berdua, saya juga korban." Desta yang terus memberontak.
"Saya minta tenang dan jangan mempersulit suasana. Dari pada saya memaksa bapak dengan cara kasar!." bentak pak polisi lagi sambil menyeret Desta.
Gania yang masih di dalam ruangan seketika mendapat telfon dari sang ayah.
"Halo yah?." Gania yang sudah mengangkat telfon.
"Bagaimana? apa kamu sudah memecat Desta, dan mengambil semua barang-barang yang ada pada dia?." tanya tuan Maxim.
"Sudah yah.. dan sepertinya polisi juga sudah membawa mas Desta ke kantor polisi."
"Bagus... mereka akan membayar semua yang mereka lakukan kepada kita." ucap tuan Maxim lagi.