NovelToon NovelToon
Secret With Bad Boy

Secret With Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College
Popularitas:888.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Naya_handa

Kinanti Amelia, remaja pintar yang terpaksa harus pindah sekolah karena mengikuti ayahnya.

Ia masuk ke sekolah terbaik dengan tingkat kenakalan remaja yang cukup tinggi.

Di sekolah barunya ia berusaha menghindari segala macam urusan dengan anak-anak nakal agar bisa lulus dan mendapatkan beasiswa. Namun takdir mempertemukan Kinanti dengan Bad Boy sekolah bernama Kalantara Aksa Yudhstira.

Berbekal rahasia Kinanti, Kalantara memaksa Kinanti untuk membantunya belajar agar tidak dipindahkan keluar negeri oleh orang tuanya.

Akankah Kala berhasil memaksa Kinan untuk membantunya?

Rahasia apa yang digunakan Kala agar Kinan mengikuti keinginanya?

ig: Naya_handa , fb: naya handa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kotak makanan

Kala masih merasa kesal dengan apa yang dilakukan Yudhistira padanya. Sepuluh menit lalu, assistant Yudhistira menghubunginya kalau semua akun perbank-an Kala sudah di blockir. Laki-laki itu meminta Kala datang, kalau ia mau Yudhistira mengembalikan semua akun bank yang ia tarik.

Hah, menyebalkan. Padahal Kala sangat tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu apalagi masuk ke rumah yang membuat Kala merasa seperti pengemis dan tidak ada artinya.

Di tengah perjalanan pulang, Kala terdiam beberapa saat di atas motornya. Ia masih berpikir apa ia harus menuruti permintaan Yudhistira atau mengabaikannya begitu saja. Sebenarnya ia bisa saja meminta uang pada ibunya tapi resiko yang terjadi kemudian adalah, Yudhistira akan mendatangi ibunya dan membuat keributan yang menyebalkan. Hal itulah yang dihindari Kala saat ini. Ia tidak mau mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya yang berakhir dengan tangisan sang ibu yang menyayat hatinya.

Akhirnya, Kala menyerah. Ia memutuskan untuk menemui Yudhistira yang sudah menunggunya.

Dengan motor sportnya, Kala melintasi jalanan yang ramai. Beberapa kali ia menyalip kendaraan di depannya dan berebut mencari peluang dengan pengendara lainnya. Di tepian jalan, ia juga melihat genk motor yang selama ini menjadi musuhnya.

“Woy! Itu Kala!!” teriak salah satu anggota genk motor.

“Wah, makin belagu aja dia. SUSUL!” seru ketua genk.

Genk motor yang berjumlah sekitar dua belas orang itupun segera menunggangi motornya dan menyusul Kala. Dengan kecepatan tinggi, mereka menguasai jalanan, melajukan motor dengan sesuka hati dan berteriak-teriak layaknya manusia barbar yang sedang mengejar mangsa.

Pengemudi lain jelas terganggu dengan tingkah mereka. Klakson dibunyikan beberapa kendaraan untuk membuat mereka menepi dan tidak mengganggu ketertiban lalu lintas. Tapi dengan arogan mereka malah mengacungkan jari tengahnya pada pengemudi lain dan sesekali melempar botol minuman pada pengendara mobil.

“HAHAHAHAHAHAHA!!!” mereka tertawa terbahak-bahak melihat keberhasilannya mengintimidasi orang-orang di jalanan.

Tiba di jalanan yang menyempit, mereka berbelok. Mereka masih melihat Kala yang sudah jauh di depan sana. Kuda besi itu kembali di pacu dengan kecepatan tinggi demi menyusul Kala, hingga akhirnya mereka berhasil menghadang Kala di belokan terakhir sebelum jalan menuju rumah Yudhistira.

“Ciittt!!!”

Kala menarik rem kuat-kuat hingga motornya berdecit. Sedikit memutar hingga menyisakan bekas ban yang menghitam di jalanan beraspal.

“Woy Kala! Kemana aja lo?!” seorang anggota genk motor turun dari tunggangannya. Dengan gayanya yang perlente ia menghampiri Kala.

Kala sebenarnya malas meladeni orang-orang ini karena ujung-ujungnya mereka hanya mengajak Kala ribut dan baku hantam. Andai saja ia tidak pernah mengenal orang-orang ini, mungkin ia tidak akan memiliki urusan yang panjang sampai sekarang.

“Turun lo!” teriak laki-laki bertubuh cebol dengan tindikan dimana-mana dan rambutnya di pangkas ala anak punk.

Tidak ada pilihan, Kala akhirnya turun. Dua belas orang itupun mendekat pada Kala dan menatapnya dengan penuh ejekan.

“Mana duit lo! Gue perlu makan!” ucap laki-laki itu dengan seringai sarkas pada Kala.

“Gue gak bawa duit bang.” Sahut Kala, apa adanya.

Bensin motornya bahkan nyaris habis dan entah ia akan sampai atau tidak ke rumah Yudhistira.

“Lo pikir gue percaya? Jangan ngarang lo!” seru laki-laki itu.

“Haahahahah ... pura-pura dia bang. Masa motor harganya ratusan juta tapi dompet kosong. Paling akal-akalan dia doang.”  Ucap salah satu lainnya.

“Gue serius. Kalau lo mau duit, gue bisa balik lagi, tapi jangan sekarang.” Ucap Kala penuh kesungguhan.

“Halah! Lo pikir gue percaya?!”

“Geledah dia!” seru nya seraya memberi isyarat pada teman-temannya untuk menyerang Kala.

Satu pukulan di layangkan seorang laki-laki bertubuh tinggi, namun Kala masih bisa menahannya. Ia balas mendorong laki-laki itu hingga terhuyung. Di waktu yang bersamaan, dua orang menyerang Kala, tapi Kala masih bisa menahannya.

“Maju lo semua! Ngadepin satu ekor curut aja lo gak bisa.” Seru ketua genk motor dengan penuh kemarahan.

Dua belas orang itu bersamaan menyerang Kala. Ada yang memukul dengan kayu, ada yang mengeluarkan sebilah pisau dan yang membuat Kala ambruk adalah tendangan di perutnya.

Kala langsung terhuyung, ia bertumpu pada stang motornya. Sedikit meringis menahan rasa sakit dan sesak yang datang di waktu bersamaan. Baru Kala akan membalas tiba-tiba,

“BUG!” sebuah bogem mentah memukul kepala Kala dengan keras.

Kala terhuyung dan jatuh terkapar. Mereka belum puas dan kembali memukuli Kala, menendangnya beberapa kali hingga menyisakan rasa sakit dan luka lebam di sekujur tubuhnya.

“TET!! TET!! TET!!!”

Sebuah mobil menyorot kerumunan genk motor yang sedang memukuli Kala. Ia juga membunyikan klaksonnya beberapa kali seolah meminta tolong pada pengendara mobil lainnya.

“Ada polisi, ada polisi!!!” seru laki-laki tua yang tidak lain adalah Lukman. Ia sengaja menakut-nakuti genk motor itu agar segera pergi.

Benar saja, mereka langsung lari tunggang langgang, ketakutan polisi benar-benar datang ke tempat mereka.

Kepergian genk motor itu meninggalkan Kala yang terkapar sendirian di tepi jalan yang gelap. Remaja itu tidak punya kekuatan untuk bangkit karena seluruh tubuhnya seperti hancur terkoyak.

Lukman segera turun. Ia menghampiri Kala yang kesulitan untuk bangun.

“Ya ampun, kasian itu anak.” Seru Lukman. Ia memperhatikan Kala yang masih terbaring di atas aspal dengan luka lebam di seluruh wajahnya.

“Nak, kamu gak apa-apa?” Lukman memeriksa keadaan Kala yang terlihat lemah.

Ia melihat Kala masih memejamkan matanya dan wajahnya tampak meringis.

Lukman berinisiatif mengambil air minum dalam botol kemasan berwarna merah muda, milik putrinya. Ia juga mengambil sekotak roti bakar yang belum sempat ia makan lalu membawanya pada Kala.

“Bangun nak, minum dulu.” Lukman membantu Kala untuk bangkit.

Susah payah Kala bangkit untuk duduk. Ia bersandar pada tiang telepon yang ada di tepi jalan. Lukman membantunya untuk minum dan Kala hanya meneguknya sedikit. Sudut bibirnya terlalu sakit saat bertemu air.

“Gimana, udah baikan?” tanya Lukman saat melihat Kala hanya terdiam memegangi perutnya yang sakit.

“Makasih pak.” Ucap Kala dengan susah payah.

“Iya sama-sama.” Lukman memandangi Kala dengan iba.

“Gimana caranya kamu bisa dipukuli sama genk motor berandal itu?” tanya Lukman penasaran.

“Bapak tau mereka?” Kala penasaran dengan tebakan tepat Lukman, kalau mereka adalah genk motor.

“Iyak, bapak tau. Mereka kan pernah malak temen bapak. Sama kayak kamu, dipukuli juga. Mereka terkenal di sekitar sini. Makanya bapak khawatir kalau anak bapak keluar malem-malem. Takut ketemu mereka.” Terang Lukman dengan penuh kekhawatiran.

Lukman memperhatikan Kala dengan seksama. Ia melihat pakaian seragam Kala yang sedikit terlihat dan rasanya familiar.

“Kamu sekolah di SMA A?” selidik Lukman.

“Iya.” Kala berusaha tersenyum walau sudut bibirnya terasa sakit.

“Wah, anak bapak juga sekolah disana. Dia baru pindah tiga hari lalu. Namanya Kinanti. Tingginya sekitar seratus enam puluh empat senti, badannya tidak terlalu kurus ataupun gemuk. Rambutnya panjang dan berwarna sedikit coklat mirip ibunya. Kamu kenal?” Lukman dengan wajahnya yang sumeringah.

Kala tidak menjawab, ia hanya tercenung. Tentu saja ia mengenal gadis itu. Gadis yang ceria dan selalu menatapnya dengan tajam terlebih saat gadis itu memaksanya untuk meminta maaf. Akh, Kala tidak bisa melupakan kejadian itu. Terlebih saat Kinanti membayar semua makanannya di saat ia sangat kelaparan. Dan kali ini, laki-laki tua ini juga menolongnya.

“Hah, sepertinya kamu gak kenal anak bapak. Anak bapak itu memang pemalu, senengnya menyendiri.” Lukman tersenyum di ujung kalimatnya. Ia ikut duduk di jalanan beraspal samping Kala.

“Tapi, anak bapak itu pintar. Katanya dia mau ikut olimpiade di sekolahnya. Bapak seneng dia bisa beradaptasi dengan cepat di sekolahnya. Bapak sangat takut kalau dia dibully karena berasal dari keluarga yang sederhana.”

“Kalau suatu waktu kamu ketemu dia, tolong perhatikan ya. Kalau sampai dia di buly sama temen-temennya, bapak mau pindahkan dia ke sekolah lain. Bapak gak mau anak bapak satu-satunya disakiti orang lain.” Lukman memberi pesan dengan mendalam.

Kala hanya termenung, ia pikir di dunia ini tidak pernah ada seorang ayah yang begitu menyayangi anaknya. Tapi ternyata, masih ada orang seperti Lukman di dunia ini.

“Ah, bapak jadi ngelantur. Bapak permisi dulu ya, anak bapak pasti udah pulang dan nyariin. Ini ada roti, makanlah.” Ucap Lukman sambil menaruh kotak makanan di tangan Kala. Ia bangkit berdiri setelah menepuk bahu Kala.

“Lain kali, kalau berantem sama mereka, pastikan kamu menang ya.” Pesannya sebelum laki-laki itu tersenyum dan berlalu pergi.

Ia melambaikan tangannya pada Kala dan melajukan mobilnya dengan pelan, masuk ke jalur kanan.

Kala membiarkan orang baik itu pergi begitu saja. Setelah mobil Lukman tidak terlihat, perhatian Kala beralih pada kotak makanan di tangannya. Ia membuka penutup kotak makanan itu dan benar saja, isinya roti bakar. Sedikit gosong dan tempatnya berembun. Tapi Kala tidak mempermasalahkannya. Ia menggigit roti itu dengan lahap, mengunyahnya dengan tergesa-gesa, sesekali ia terbatuk saat tersedak. Diambilnya botol minuman dengan tutup berbentuk beruang. Botol minumannya berwarna senada dengan kotak makan.

Entah mengapa, bulir air mata terkumpul di sudut matanya. Sesak rasanya, padahal ia sedang mengisi perutnya yang keroncongan.

****

1
neni onet
lopyu riko 😍
neni onet
ringkas dan tepat sasaran 😁
Ran Tea
Luar biasa
neni onet
jangan bilang klo perselingkuhan emaknya juga gegara campur tangan neeh bocah, berarti pas kalanterpuruk juga sebenernya dia tau emaknya yang jadi biang keladi 🤨
neni onet
untung kinan dah lapor polisi, ga sabar nungguin reaksi papa Kala tau anak sambung kesayangannya ternyata bobrok /Grin/
Risma Eandless
Lumayan
neni onet
Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan umatNya, tapi tolong yang Thor jangan tambah beban buat anak gadisnya pak Lukman. . .
As Hen
sudah mulai usil..
Rini Anggraini
Luar biasa
Tia rabbani
wah, tamat, 😢
DFD Mom
penjaga gerbang ajapun belagu nya minta ampun...
ira rodi
omong2 demian sama yudistira gak ada yah...
ira rodi
jangan sampe demian anak dari ibu sambung kala...alias saudara tirinya....
@sulha faqih aysha💞
senjata makan tuan Lo Demian niat hati ingin menunjukan rasa peduli Lo dan ingin menjadi pahlawan kesiangan eh ga tahunya Lo sendiri yang banyak belur tapi baguslah nanti suatu saat nanti kedokmu akan terbongkar
@sulha faqih aysha💞
seribet ini mengungkap rasa cintamu kepada kinan
@sulha faqih aysha💞
semangat kala tunjukan pada papamu buktikan omongan papamu Sebangau batu loncatan di mana ada kemauan disitu pasti ada jalan 💪
@sulha faqih aysha💞
apakah itu kala atau Demian yang menguping 🤔
@sulha faqih aysha💞
jangan kembek Kinan jangan mentang mentang dia orang kaya bisa nindas kamu seenaknya Kamu harus bisa lawan
@sulha faqih aysha💞
gengsi aja padahal lapar
@sulha faqih aysha💞
mampir Thor langsung ke favorit 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!