"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18
Sedangkan di rumah Oma nur, begitu kaget melihat kedatangan ustazah yang cukup lumayan terkenal di desa teluk kerang ini.
"Assalamualaikum Oma nur." ucap gadis itu dengan senyuman manis nya menatap Oma nur dengan penuh binar di wajah nya itu.
"Walaikumsalam ustazah. Maaf ada perlu apa ya, malam malam begini ustadzah yeyen datang ke rumah saya?" tanya Oma nur dengan penuh rasa penasaran nya.
ustadzah yeyen yang tak terlalu mendengar ucapan Oma nur, hanya bisa diam sambil melirik ke arah pintu rumah yang tak kunjung di buka. Seperti nya dia datang dengan maksud tertentu nya saja.
"Ustazah?" ucap Oma nur dengan nada sedikit tinggi karena wanita itu tak mendengarkan nya tadi.
"eh Oma, maaf ya kalau yeyen kesini malam malam. hmm, sebenarnya yeyen penasaran Oma. Dari beberapa ibu ibu yang bilang, kalau cucu Oma datang dari kota ya?" ucap nya spontan membuat Oma nur langsung kaget.
Oma nur menatap Heran ke arah gadis itu, bukan kah dia seorang yang ahli agama. Tapi mengapa sifat nya tak mencerminkan kepribadian yang baik. bertamu malam malam ke rumah orang, hanya untuk hal sepele tentang cucu nya.
"Betul, cucu saya Aksa baru datang dari kota. Kalau boleh tau ada apa ya Bu ustazah ini ke rumah saya, malam malam seperti ini?" ucap Oma nur dengan sedikit penekanan.
"heheh, sebenarnya saya cuman silaturahmi saja Oma. Ga bermaksud lain kok. hanya sedikit berbicara saja, sudah lama tak melihat Oma nur ini." ucap nya berusaha mengalihkan pembicaraan.
" oh seperti itu, tapi Mohon maaf, saya tidak bisa mengajak masuk, sebab tak enak dengan tetangga dan hari juga sudah terlalu larut untuk bertamu. Apalagi ustazah ini datang nya sendirian. Nanti takut terkena gosip orang orang di kampung."
wajah Yeyen sempat merasa kecewa dengan penuturan Oma nur. Tapi dia berusaha menyembunyikan kekecewaannya itu. berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan Oma nur, untuk melihat cucu nya Oma nur yang tampan itu. Pesona Aksa benar benar membuat gadis tergila gila.
"Eh, gpp Oma. Maaf ya Udah buat Oma terganggu. Ehm, kalau begitu saya permisi ya Oma. Oh ya ini Oma, kue buatan saya. silahkan di cobain ya Oma." yeyen sebenarnya masih belum ingin pulang sebelum dia, melihat pujaan hati nya itu. Tapi dia tak bisa membuat Oma nur curiga dengan niat nya menuju ke sini.
"Wah, terima kasih ya ustadzah. jangan pulang terlalu malam ustadzah. Apalagi anda seorang wanita. Akan sangat berbahaya. Kalau begitu, saya pamit dulu mau istirahat ke dalam ya ustadah Yeyen. Assalamualaikum."
Sempat ada secercah harapan, di mata Yeyen. berharap cucu nya Oma Aksa mengantarkan nya pulang. tapi sepertinya harapan nya sirna, saat Oma Yeyen mengatakan untuk berhati hati setelah itu, beliau langsung masuk ke dalam.
"Iss, kenapa langsung masuk sih?" decak nya dengan perasaan yang kesal.
"Mas Aksa ya namanya. sangat tampan, cocok banget dengan aku." gumam nya sambil tersenyum senyum sendirian.
Kemudian gadis itu, langsung pulang ke rumah nya, dengan senyum senyum sendirian.
Oma nur langsung meletakkan kue yang diberikan tadi, di meja kecil nya.
"Astaghfirullah, kenapa wanita jaman sekarang seperti itu ya. padahal dia itu ahli agama, tapi.... Ah sudahlah, lebih baik aku istirahat saja." gumam Oma nur sambil berjalan menuju ke arah kamar nya.
"Eh, Oma. Kok belum tidur?" tanya Aksa yang baru selesai mandi, dan keluar dari kamar nya itu.
"Kamu baru siap mandi le. Kok malam malam toh mandi nya, masuk angin entar kamu!"
"iya Oma, sedikit gerah tadi. Wajah Oma kenapa kok kesal gitu?" tanya Aksa yang sedikit heran. Bukan kah tdi oma nya senang kenapa tiba-tiba kesal.
"gpp, Oma hanya sedikit kesal dengan seseorang."
"loh, kenapa Oma. Oh pasti gara gara gadis yang tadi sore ya Oma?" ucap nya yang sok tau.
"sok tau kamu itu, bukan dong. Ada ustadzah di kampung sini. Kamu pernah jumpa sama gadis itu ga?"
"gadis siapa oma. Kan aksa mandi tadi, jadi kurang tau maksud Oma apa."
"'ckck...yaudah abaikan saja. Oma mau istirahat dulu. Oh ya kue yang di meja itu, jangan di makan ya. nanti Oma kasih tetangga aja." ucap Oma nur yang tak ingin makan kue pemberian ustazah genit itu.
Aksa yang melihat Oma nya seperti itu, merasa heran. Ada apa dengan oma nya itu, kenapa terlihat seperti sedang marah. dia pun kemudian berjalan menuju ke arah dapur, untuk mengisi air botol nya untuk di bawa ke kamar.
"Pokoknya Aksa cucu ku, harus sama dengan cucu besti ku. rasanya tak rela, bila Selin dilamar oleh pria lain. apalagi Selin adalah kandidat yang cocok menjadi menantu di keluarga ku!" gumam Oma nur yang melamun sendiri di kamar nya.
Sedangkan Aksa, masih sibuk berkutat dengan dokumen, dan laptop nya itu. beberapa pekerjaan harus diselesaikan saat itu juga. Dia juga membuat kopi tadi, untuk mencegah rasa ngantuk saat berkerja.
"Kenapa wajah gadis cerewet itu terlintas dipikiran gue ya?" gumam nya yang merasa ada yang tak beres dengan dirinya itu.
"Sepertinya ada yang aneh. Aiss dasar cerewet. Saat ga ada orang nya aja gue bisa denger suara nya." gumam nya sambil menatap datar ke arah laptop nya itu.
keesokan harinya....
setelah disibukan dengan tugas tugas kuliah nya itu, Selin pun membuka ponsel nya untuk mengecek endorse yang masuk beberapa hari yang lalu.
selain aktif di sosial media, Selin juga harus mengerjakan beberapa tugas tambahan dari dosen kampus nya itu.
"huft, selesai juga ini tugas nya. Huh lelah sekali. Belum lagi live buta endorse!" gumam nya dengan sedikit mengeluh dengan pekerjaan nya yang banyak hari ini.
"Selin! Selin!" teriak Buna yang heran belum melihat putri nya keluar dari kamar sejak tadi pagi.
"iya Bun, Selin di kamar."
"Kamu ini, udah siang. Kok belum makan?" ucap Buna yang sudah berkacak pinggang melihat putri nya yang sibuk dengan beberapa dokumen di sana.
"Belum lapar bun. Masih banyak tugas soalnya."
"Kamu ini kebiasaan banget. Lambung belum terisi sejak tadi, dan malah sibuk dengan tugas kamu yang menumpuk itu. Jangan buat Buna sama ayah cemas toh nduk. Mau kamu di omelin ayah nanti nya. Ayah mu dokter tapi putri nya hobi sakit." cibir Buna sambil menatap kesal ke arah Selin.
"Iya Buna yang cantik, nanti Selin makan ya. Masih ada tugas dan endorse Bun, ga sempat buat makan, dikejar deadline soalnya."
Tanpa memperdulikan ucapan putri nya itu, Buna pun langsung pergi ke dapur mengambilkan piring dan beberapa lauk kesukaan Selin. dia juga membawa vitamin untuk putri nya itu