Ajeng Wulandari namanya,wanita desa yang cantik juga baik,banyak yang bilang dia adalah bunga desa,dan banyak sekali pemuda di desanya yang ingin sekali menikahinya,sayangnya Ajeng belum mau menikah muda,karena dia baru lulus sekolah menengah atas.
Sampai suatu hari Ajang ingin pergi ke kota untuk bekerja,karena melihat teman temanya sudah kerja dan bisa merubah nasib orang tuanya.
Ajeng lalu izin ke orang tuanya untuk bekerja di kota,orang tuanya sebenarnya berat untuk mengizinkan nya,karena di kota Ajeng tidak ada Saudara,tapi Ajeng memaksa dan bilang ada banyak teman di kota yang bisa bantu cari kerja, akhirnya orang tua Ajeng pun mengizinkan nya.
Gimana nasib Ajeng di kota,apakah akan dapat kerjaan dengan mudah atau malah akan dapat kemalangan,,yuk kita baca dan semoga menyukai ceritaku ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suster Mita Pulang
Dafa baru ingat Ajeng yang sudah dua hari tidak tau kabarnya,Dafa rupanya lupa.
Dafa lalu menelfon Suster Mita,karena Dafa tau kalau Ajeng tidak punya hp.
"Halo Tuan,,"
"Ya halo sus,,gimana dengan Ajeng,apa sudah lebih baik,,"
"Ajeng sudah lebih baik Tuan,sekarang sudah lepas infus,dan sudah bisa jalan walau sangat pelan,,"
"Bagus lah kalau begitu,ya sudah saya hanya tanya itu saja,saya akan datang ke sana hari Minggu depan,"
"Iya Tuan,,"telfon pun mati.
"Syukurlah kalau dia cepat sembuh,biar dia cepat pergi,Aku tidak mau dapat masalah karena membiarkan dia lama lama di apartemen ku,,"kata Dafa pelan.
Dafa lanjut bekerja,sedang Ajeng bertanya pada suster Mita,apa yang Tuan Dafa tanyakan.
"Tuan Dafa hanya bertanya perkembangan kamu saja kok,,"
"Oh ,,"
"Tuan Dafa benar benar baik yah,masih kawatir sama kamu,,"
"Mungkin karena Tuan Dafa merasa harus tanggung jawab,makanya ingin tau keadaan Ajeng sus,,"
"Iya mungkin juga sih,,Trus nanti kalau kamu sudah sembuh mau gimana ,mau pulang kampung atau tetap cari kerja,,?"
"Penginya sih Ajeng cari kerja Sus,tapi kalau kerja kan harus ada KTP dan Izasah buat surat lamaran,sedang kan semua yang di butuhkan punya Ajeng hilang semuanya,,"
"Jadi kamu mau pulang aja,,?"Ajeng diam karena sebenarnya tidak mau pulang.
"Ada ngga yah sus kerjaan yang ngga usah pakai KTP dan lainya,,?"
"Ya susah sih memang kalau cari kerja ngga ada KTP dan yang lainya,,"Keduanya saling diam.
"Kalau jadi pembantu kamu mau ngga Jeng,,?"
"Pembantu,,,"
"Iya,,beres beres rumah gitu,apa kamu mau yang jagain anak,"
"Apa bisa kalau ngga ada KTP,,?"
"Nanti Saya yang jadi jaminan buat kamu,yang penting kamu harus benar benar kerja yang benar dan tidak macam macam,karena saya yang jadi taruhanya,Teman saya yang punya yayasan penyalur ART,,"
"Iya sus,,Ajeng mau,,nanti Ajeng minta no telfon suster Mita yah,,biar kalau Ajeng sudah sembuh dan kuat akan langsung kerja,"
"Iya,sekarang kamu harus terus fokus untuk sembuh yah,,"
Hari berlalu,Hari Minggu siang Dafa akan pergi ke jakarta,dan sedang bersiap di kamarnya.
"Pah,,papah mau berapa hari di Jakarta,?"tanya istri Dafa.
"Ngga lama hanya 3 hari saja,,kenapa,,"
"Ngga nanya aja,,nanti sebelum pergi tranfer uang dulu ke rekening Mamah yah,uang mamah sudah habis,"
"Habis,,"Dafa terlihat kaget.
"Iya,,udah habis,,"
"100 juta tiga hari habis Mah,,"
"Iya kan Mamah kemarin habis arisan,ya habis Pah,,"
"Selalu aja bilang arisan arisan tapi ngga pernah dapat,Mamah itu ikut arisan apa sih,,?"Dafa sedikit emosi,istri Dafa kebingungan jawabnya karena memang ngga pernah menunjukan uang hasil dapat arisan.
"Ya,,,ya karena mamah belum dapat,,"
"Sudah mau setahun loh mah kamu ikut arisan,emangnya yang ikut arisan berapa orang sampai kamu belum dapat juga,,?"
"Banyak lah Pah,,udah deh jangan banyak tanya terus,pokoknya nanti Papah harus tranfer,"
"Ngga,,Papah ngga akan trfer ,100 juta itu buat seminggu,jadi seminggu lagi papah baru tranfer lagi,,"Dafa lalu keluar dari kamar karena sudah kesal dan marah pada Istrinya.
Istri Dafa terus mengikutinya sambil terus berkata.
"Papah ngga bisa begitu,,ingat ya Pah,,perusahaan itu milik siapa,,perusahaan itu milik Mamah,Papah ngga bisa larang Mamah untuk minta uang,,"
Deg...
Dafa lalu berhenti berjalan,dan memang benar yang di katakan istrinya,perusahaan itu milik istrinya,dulu Dafa hanya karyawan biasa dan di suruh menikahi Istrinya ini karena istrinya hamil tapi ngga ada yang bertanggung jawab,jadi Dafa lah yang menikahinya lalu di suruh memegang perusahaan itu,tapi perusahaan sekarang sangat maju karena Dafa lah yang selalu bekerja keras untuk memajukanya.
"Baiklah,,akan Papah taranfer,,"Dafa tanpa melihat istrinya lalu berkata,setelah itu Dafa langsung pergi.
Dafa tidak mengajak supirnya,karena hati Dafa sedang tidak baik dan ingin sendiri.
Dafa membawa mobilnya cukup kencang ,sampai hampir mau menabrak mobil di depanya.
Dafa untung bisa menghindarinya,lalu Dafa meminggirkan mobilnya agar sedikit tenang.
Hpnya berbunyi, ternyata pesan dari istrinya yang meminta transferan 200 JT karena mau pergi.
Dafa tanpa menjawab lalu mentrfer yang di minta istrinya.
"Ya Tuhan kenapa istriku tidak pernah berubah,Aku padahal sangat mencintainya,dan Amel pun sudah aku anggap darah dagingku sendiri ,tapi kenapa istriku Meta seperti tidak pernah memandangku ada,apa lagi mencintaiku ,meta seperti hanya butuh teman tidur di ranjang saja kalau bersamaku,"kata Dafa pelan setelah selesai tranfer.
Setelah berhenti 10 dan sudah lebih tenang,Dafa menjalankan lagi mobilnya,sekarang membawa mobilnya setandar saja.
Sekitar jam 3 sore Dafa sudah sampai di apartemen nya,Dafa naik keatas setelah mobil di parkiran.
Ajeng dan Suster Mita sedang ada di Dapur,Ajeng sedang membantu suster Mita memasak,dari kemarin Ajeng selalu ikut memasak.
Luka luka Ajeng sudah kering dan sekarang tinggal pemulihan.
Keduanya keluar dari dapur saat dengar suara pintu di buka.
"Sore Tuan,,"Ajeng dan Suster menyapa Dafa bersamaan.
"Sore,,,"Dafa lalu duduk di sofa.
"Silakan duduk,,saya mau bicara,"keduanya lalu duduk.
"Gimana keadaan Ajeng sus,,?"
"Ajeng sudah lebih baik dan sehat,lukanya juga sudah pada kering Tuan,"
"Berarti Ajeng ngga perlu di rawat kamu lagi kan sus,,"sambil Dafa melihat ke Ajeng,Ajeng terus saja menunduk karena takut.
""Sudah ngga Tuan,Ajeng sekarang juga sudah bisa memasak,kalau buat dia makan pasti bisa buat sendiri,"
"Baiklah,,ini sudah satu Minggu dari kesepakatan kita,Akan saya trfer uang nya,"
"Baik Tuan,saya ucapkan terimakasih,,"Dafa hanya menjawab iya.
Suster Mita lalu pamit untuk ambil tas yang sudah di isi dengan baju bajunya,karena memang suster Mita sudah tau ini hari terakhirnya.
Ajeng ikut masuk ke dalam kamar,Ajeng meminta no telfon suster Mita,agar nanti kalau sudah di suruh pergi tuan Dafa Ajeng bisa langsung menghubunginya.
"Ini no telfon saya,Kamu harus cepat sembuh yah,jangan lupa lukanya di salepin biar cepat kering,,"
"Iya Sus,Ajeng juga terimakasih karena Suster selama ini merawat Ajeng dengan baik,"keduanya saling peluk.
Setelah itu Suster dan Ajeng keluar dari kamar,dan suster Mita langsung berpamitan.
Ajeng mengantar sampai pintu,setelah Suster pergi Ajeng masuk lagi.
"Duduk,,Saya mau bicara sama kamu,"Ajeng lalu berjalan ke sofa dan duduk sambil menunduk.
"Kamu sudah lebih baik kan,,jadi kamu juga harus pergi dari sini,,,,"Ajeng kaget dengar perkataan Dafa,karena sebenarnya Ajeng belum sembuh seratus persen.
jangan lupa like komentar dan votenya terimakasih...
Semangat terus thor.
Semangat thor.
bagus cerita'a sayang pendek g panjang 🤭🤭