Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Bab 14
Riko terus mengemudikan mobilnya sambil sesekali melirik ke kaca spion untuk melihat kekasih dan sahabatnya, dia melihat Syifa sedang tertidur di pundak Novi.
"Maafkan aku Fa !, kalau saja aku dulu tidak membantu Alfin untuk menjebak kamu mungkin saat ini kamu tidak akan seperti ini " batin Riko
2 jam kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah vila, Riko pun turun dari mobil dan membuka pintu mobil belakang, di lihatnya Novi dan Syifa masih tertidur dengan pulas. Riko jadi tidak tega untuk membangunnya tapi kalau harus di gendong itu tidak mungkin, akhirnya dengan terpaksa Riko membangunkan mereka berdua.
"Yang bangun kita udah sampai" ucap Riko sambil membelai pipi Novi dengan pelan.
Karena merasakan sesuatu di pipinya perlahan Novi membuka mata, ia melihat sekeliling ternyata mereka sudah sampai. Novi pun membangun kan Syifa.
"Fa bangun kita udah sampai" kata Novi sambil mengelus rambut Syifa.
Syifa bangun mereka berdua turun dari mobil dan melihat Riko lagi berbicara pada seorang pria paruh baya yang Novi dan Syifa tidak kenal, Riko yang melihat Novi dan Syifa sudah keluar dari mobil mendekat.
"Ini vila keluargaku Fa untuk sementara kamu tinggal disini dulu, disini aman kok" kata Riko pada Syifa
"Tapi apa mas Alfin gak akan nemuin aku" tanya Syifa
"Aku jamin Alfin gak akan bisa nemuin kamu Fa, yang penting kamu jangan keluyuran dan kalau mau apa-apa kamu hubungin aku dulu" jelas Riko
Dan di balas anggukan dari Syifa.
Kemudian Riko mengajak Novi dan Syifa masuk kedalam vila itu, mereka berdua sangat kagum dengan desain vilanya.
Riko pun memperkenalkan para pekerja pada Syifa dan Novi, setelah berbincang-bincang Riko mengajak mereka untuk duduk di ruang tamu sambil menanyakan pada Syifa langkah apa yang akan dia ambil.
"Fa setelah anak kamu lahir kamu beneran akan pergi dari kota ini ?" tanya Riko sambil menatap Syifa
Novi yang mendengar pertanyaan Riko akhirnya menoleh ke Syifa untuk menunggu jawaban dari sahabatnya.
"Iya mas seperti yang aku jelaskan pada mas Riko dan Novi waktu di mobil tadi, dan sebelum aku pergi aku juga akan mengurus surat cerai dulu" jawab Syifa
Novi melihat ada kesedihan di mata Syifa begitupun Riko, mereka tau kalau Syifa sangat mencintai Alfin.
"Tapi apa kamu tidak mencintai Alfin lagi Fa ?"tanya Novi
"Entahlah Vi aku tidak tau apa itu cinta untuk sekarang, tapi yang jelas aku ingin pergi dari kehidupan mas Alfin aku gak mau mengganggu hidup dia lagi biar mamanya bahagia" jelas Syifa sambil menunduk
"Ya udah kamu tinggal disini dulu Fa!, terserah kamu mau sampai kapan, dan maaf aku gak bisa lama-lama disini aku takut Alfin curiga kalau aku yang bawa kamu" kata Riko
"Iya mas makasih untuk semuanya, dan maaf kalau aku ngerepotin kalian" ucap Syifa
"Tidak apa-apa Fa santai aja, Novi juga akan disini untuk sementara nemanin kamu sampai kamu lahiran" kata Riko sambil tersenyum
"Lah kalau Novi disini terus kuliah nya gimana ?" tanya Syifa sambil menoleh kearah Novi
"Kamu tenang aja untuk kelasku sudah libur Fa, kami sudah selesai ujian semester, jadi aku akan nemanin kamu sampai dedek bayi keluar" jawab Novi sambil mengelus perut Syifa yang sudah sangat besar
"Terima kasih Vi, aku gak nyangka kalau kamu masih sangat memperdulikan aku" ucao Syifa terharu.
Riko hanya tersenyum, kemudian dia pamitan untuk pulang lagi kerumah nya, tapi sebelum dia pulang dia meminta handphone Syifa dan Novi.
"Oh ya mana handphone kalian berdua" tanya Riko
"Buat apa mas" jawab Novi..
"Sini biar aku bawa nanti aku akan mengganti nya dengan yang baru, kalau handphone itu tetap ada pada kalian Alfin dengan mudah menemukan kalian" jelas Riko
Akhirnya Novi dan Syifa memberikan handphone nya pada Riko dan Riko pun mengambilnya, setelah itu dia berjalan pulang.
__________
Setelah mengantarkan Syifa dan Novi ke villa, Riko langsung ke toko handphone, dia ingin menjual sekaligus membeli handphone baru untuk Syifa dan Novi.
"Permisi mas, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang pelayan tersebut
“Oh iya mbak, saya mau jual handhone ini sekaligus saya mau beli juga” jawab Riko sambil melirik deretan ponsel yang di pajang disana
"Boleh saya periksa dulu handphone nya mas" pinta pelayan itu
Riko langsung mengeluarkan 2 buah handphone milik Syifa dan Novi kemudian menyerahkan kepada pelayan tersebut.
"Handphone nya masih bagus mas, kenapa di jual"?? tanya pelayan itu
" Pengen ganti yang baru" jawab Riko dengan santainya
"Tukar tambah aja mas biar gak ribet gimana?" tanya pelayan itu lagi
"Terserah yang penting saya dapat 2 handphone baru" jawab Riko
"Ok baiklah silahkan mas pilih dulu mau model yang bagaimana"
“Yang itu aja" jawab Riko sambil menunjuk salah satu handphone terbaru
Pelayan itu pun langsung mengambilkan handphone yang dimaksud oleh Riko, kemudian mencatat jumlah uang yang harus di bayar.
"Ini mas sama total uang yang harus di bayar" pinta pelayan itu
Riko langsung mengambilnya dan mengeluarkan kartu debitnya kemudian menyerahkannya kepada pelayan itu lagi.
"Sekalian kartu nya 2 mbak" pinta Riko
"Baik mas"
Setelah semuanya selesai Riko langsung meninggalkan tempat itu dan masuk kemobilnya, tak lupa dia juga mengambil kartu sim yang ada di dalam handphone Syifa dan Novi.
____________
Sementara di tempat lain, terlihat seorang laki-laki lagi marah marah mencari sang istri.
"Syifa kamu dimana" teriak Alfin dengan emosi
Sang mama yang melihat itu hanya diam tak berani bicara.
"Kenapa gak ada satu orang pun di antara kalian yang tau kemana Syifa pergi" bentak Alfin
"Maafkan kami tuan muda" ucap salah-satu pembantu di rumah Alfin
Kemudian mang Dadang masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa.
"Maafkan saya tuan, tadi saya melihat nona Syifa keluar membawa tas, setelah saya tanyakan katanya dia mau mengantar kiriman untuk kedua orang tuanya di kampung" kata mang Dadang takut.
Alfin yang mendengar itu sangat emosi, dia menggepalkan tangan nya.
"Kenapa mamang gak tahan dia" tanya Alfin
"Maafkan saya tuan tapi tadi sudah saya tahan, tapi kata nona ada hal penting Yang ingin dia sampaikan pada teman nya" jawab mang Dadang sambil menunduk
"Teman? siapa?" tanya Alfin lagi
"Saya tidak tau tuan, saya juga tidak terlalu memperhatikan kearah mana nona Syifa berjalan, maafkan saya tuan" ucap mang Dadang
Mendengar itu Alfin sangat emosi dia membanting semua barang yang ada di atas meja, kemudian dia berjalan ke arah kamar Syifa.
Setelah masuk di kamar itu Alfin langsung memeriksa lemari pakaian Syifa, matanya membulat karna tak ada satupun baju Syifa yang tersiksa, kemudian dia membuka lemari untuk calon anak nya, di lihat nya lemari itu masih rapi dan pakaian nya tinggal tersisah sedikit.
"Aaaaarrrrgggghhh" teriak Alfin
"Kemana kamu sayang, tolong jangan bikin aku khawatir" kata Alfin dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
Eva yang berdiri di ambang pintu menjadi iba, tapi dalam hatinya dia bersyukur karna Syifa telah pergi dengan sendiri nya walaupun dia kehilangan calon cucunya.
