Masa remaja Disha, penuh dengan warna warni. Sahabat, ayah tiri yang menyayanginya.
Semuanya sempurna.
Hingga 'dia' muncul.
Dia seorang guru, lalu menjadi paman, dan tiba-tiba menjadi seorang suami.
Namun menjadi tiga sosok berbeda membuatnya menjadi orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Perhatian membuat Berdebar
Keesokan harinya Disha sudah boleh pulang dengan sederet obat. Diam-diam dokter meresepkan obat penenang yang harus diminum pagi dan malam menjaga agar tidak pingsan.
Ia punya waktu lima hari untuk istirahat. Karena kemah masih berjalan dan ia berdoa Brandon tidak cari masalah lagi.
Ia sudah dengar kelakuan Brandon yang membuatnya geram.
Nila pernah dip*rkosa ramai-ramai geng nya. Hal itu terpaksa ditutupi orangtua Nila karena diancam. Kekuasaan orangtuanya Brandon terlalu besar. Melenyapkan keluarga kecil seperti keluarga Nila bukan hal sulit. Bahkan bisa saja Brandon melenyapkan mereka tanpa jejak.
Nila terlalu takut akan yang diperbuat Brandon namun nggak berdaya melawan.
Selain bisu, Nila juga nggak paham apapun hanya tahu Brandon jahat.
Nila juga yang menulis surat anonim pada guru BP "Geng Brandon mau tawuran."
Hanya empat kata.
Namun guru BP yang sudah tahu kelakuan Brandon langsung percaya dan menggeledah geng nya. Dan ternyata benar ditemukan beberapa senjata tajam.
Walau itu semua dilakukan hanya formalitas. Karena nggak ada yang berani skors, hukum, apalagi DO Brandon dari sekolah.
Yang jelas rencana tawuran digagalkan.
Sekarang keluarga Nila sudah aman pindah ke luar kota.
Dan sebagai pengganti, Disha yang menjadi bulan-bulanan sekarang.
Yang bisa dilakukan saat ini hanya menghindar. Ia nggak mau membuat Papa dan Bunda semakin cemas jika dengan tangguhnya ia melawan geng meresahkan itu.
Dan lagi, Disha masih kepikiran sosok yang menolongnya dari Brandon. Ia tidak ingat karena keburu pingsan.
Sungguh ia penasaran, dan ingin berterima kasih sudah menyelamatkannya.
Dan ingin tahu juga kenapa sosok itu memindahkan Disha ke tempat lain.
Mengingat yang terjadi padanya malam itu sungguh membuatnya takut.
Bertekad menjauhi masalah.
Menjadi wonder girl ternyata tidak seenteng di film. Sok pahlawan membela kebenaran. Ia perlu bekal untuk menjadi wonder girl. Dan harus menjadi kuat.
Kalau dengan obat bius saja membuatnya nggak berdaya, apa pantas dia sok pahlawan?
Klekk..
Pintu terbuka membuat lamunan Disha buyar dan membuka mata.
"Eh kamu udah bangun, Dish?" Zafran masuk membawa sepiring roti bakar.
Disha beringsut duduk.
Zafran duduk di pinggir tempat tidur. "Maaf ya Om nggak ketuk pintu.. kirain kamu masih tidur jadi Om nggak mau bangunin kamu. Om cuma mau anter roti bakar coklat kesukaan kamu."
"Nggak pa-pa kok Om. Emang udah waktunya aku bangun. Kelamaan tidur nanti badanku malah kaku. Wah kebetulan aku laper pengen makan yang manis."
"Iya kata dokter kamu kudu banyak asupan makanan supaya bertenaga. Makan yang banyak. Biar sehat dan bisa sekolah lagi." Zafran menusukkan garpu pada roti.
Diam-diam Disha terharu dengan perhatian Zafran. Entah kenapa muncul perasaan aneh setiap dekat dengannya.
Sambil menyuapi Disha, Zafran memberi nasehat. "Pokoknya kalau di sekolah kamu jangan pernah urusan sama Brandon atau geng nya. Juga sama Aldo mantan kamu itu. Kalo aja ada bukti, bisa Om gebukin tu dia."
"Jangan Om. Kan nggak lucu nanti Om dipecat gara-gara mukulin siswa." Ingat Disha.
Zafran terkekeh. "Bercanda kok. Supaya kamu selalu aman, jauh-jauh dari orang-orang yang bermasalah. Kurang dari 4 bulan lagi kamu udah ujian Nasional. Fokus aja sampe lulus."
Disha menghormat dengan gaya lucu. "Siap komandan!"
Zafran tersenyum gemas. "Lucu banget sih keponakan ku ini..."
"Duuhh sakit Om.." Disha meringis pipinya dicubit.
"Sorry sorry.. Om kekencengan ya?" Zafran mengusap-usap pipi Disha.
Lalu mata mereka bertemu dan saling tatap.
Disha merasakan jantungnya berdebar lebih kencang melihat tatapan lembut Zafran. Apalagi wajah gantengnya yang membuat Disha tersihir.
Dering HP mengagetkan keduanya.
"Ngg... Om bikinin minum dulu." Zafran menyimpan piring di meja dan meninggalkan kamar.
Disha menarik napas dan mengambil HP-nya.
Ira menelepon.
"Halo, Ra?"
"Disha.. share location rumah lo sekarang gue sama Lena mau besuk lo."
"Gue udah nggak apa-apa kok, Ra. Nggak perlu lo berdua ke sini."
"Lo kenapa sih nggak ngijinin kita ke rumah lo? Ada yang lo sembunyiin dari kita?" Ira mulai curiga.
"Ya kagak lah. Cuma gue kudu istirahat biar Senin bisa sekolah lagi. Papa nggak ngijinin gue main atau dibesuk. Ya tau kan Papa Bunda protektif banget sama gue. Jadi nggak perlu lo ke sini. Kita ketemu di sekolah aja ya."
"Trus kemarin kenapa lo ngilang dari tenda?"
Disha mendengus pelan. Ia sudah tahu nggak mudah menghindar dari dua sahabatnya. Tapi hal ini masih harus ditutupi. Ia berencana membuka rahasia nanti ketika mereka lulus SMA. Dan sudah disiapkan berbagai alasan yang bisa diterima.
Karena dia sudah membayangkan reaksi heboh dua sahabatnya ketika tahu Zafran adalah Om-nya.
Belum lagi mengenai Brandon, ia tutupi demi keamanan. Ia nggak mau Ira dan Lena cemas berlebihan.
"Gue cuma mau pipis tengah malem. Mau bangunin lo pada kagak ada yang bangun. Pules bener. Eh taunya gue nyasar. Senter gue abis baterai jadi gue bingung jalan. Gitu aja."
Sepertinya alasan Disha masuk akal membuat Ira nggak bisa bertanya lagi.
"Udah ya gue mau istirahat dulu."
"Oke deh cepet sembuh ya bestie.."
"Oke bestie... Bye."
Disha memutuskan telepon dan melanjutkan makan rotinya.
Belakangan ia jadi sering berdebar dengan perhatian Zafran padanya.
***
nm ampir yuk
Dan anggapan bahwa ini "cuma kisah cinta gadis remaja" aja, ternyata salah. Gak nyangka ada masalah lain yang lebih serius.
Trus, episodenya gak kepanjangan. Sumpah udah beberapa kali baca karya dari author lain yang 200 episode lebih tu sebel. Tetep baca karena penasaran tapi sebel ceritanya gak habis2. Mirip banget sinetron indo yang alurnya udah keluar jalur, udah kemana2 dan gak jelas banget.
Nah kalo ini beda, bener2 kayak baca novel yang udah terbit itu looh, layak banget deh dibaca.
Keren thoor, sukaaa 😍😍
Bisa2nya ninggalin anaknya serumah sama yang bukan muhrim. Sebel deeh
Dan novel ini, beneran kelas teenlitnya gramedia. Layak terbit banget.
Sayangnya lebih banyak yang suka yang temanya pernikahan, dan paling mainstream kalo gak tema cewek miskin nikah sama cowok sangat amat kaya raya, ya tema pernikahan dimadu ato mertua jahat.
Plis, karya ini bagus banget loo, layak dilike banyak2.
Padahal judul lain yang temanya mainstream (perempuan miskin nikah sama laki2 kaya raya) dan penulisannya buuuerantakan bisa berpuluh2 ribu like nya, heran deh 😔
Dan akhirnya nemu judul ini, baru part 5 udah puaaas banget.
Keren thoooor 😍😍😍😍
ceritanya 👍