Jodoh Teman Kelas

Happy Reading . . . . . . .

Jangan lupa di Like😉

.

.

.

Mita yang melihat laki laki di parkiran yang bersama Dira merasa tidak asing dengan orang itu, setelah ia berjalan mendekat ke parkiran ia semakin yakin jika itu adalah sahabatnya Devino.

"Devi!....." Panggil Mita dengan girang

" Lo beneran Devi kan?,,, gue gak sedang mimpi kan?" ucap Mita sambil memegang wajah Vino.

"Devi, Devi ... nama gue Vino ingat itu!, dan Lo nggak lagi mimpi gue memang Devino sahabat Lo yang gantengnya melewati luasnya samudra"

Plak!

"Woy sakit!... tadi Dira yang gebuk gue sekarang Lo!, seharusnya di hari perdana gue muncul di hadapan kalian gue mendapatkan pelukan bukan di geplak," ucap Vino sambil mengusap usap pundaknya bekas pukulan Mita.

"Gue cuma memastikan kalok gue gak lagi mimpi, karna Lo kesakitan berarti ini nyata bukan mimpi," ucap Mita dengan santainya.

"Wah ... Lo bener bener gak berubah Mit, seharusnya Lo pukul diri Lo sendiri bukan malah gue yang dipukul, kan yang ngerasa mimpi elo," ucap Vino.

"Lo selama ini kemana aja Vin? Gue pikir Lo dah lupa sama kita," ucap Mita.

"Gak mungkin lah gue lupa sama dua orang cewek yang selalu ngintilin dan buat gue repot," ucap Vino dan ia pun menceritakan tentang kepergiannya dan bagaimana ia kembali ke kota ini kepada kedua sahabatnya itu.

"Ya udah gue pergi dulu, kapan kapan kita kumpul bareng," ucap Vino kemudian pergi meninggalkan Dira dan Mita.

Sebelum mereka beranjak dari parkiran Dira melihat mobil Arga yang baru saja datang, Dira yang niatnya ingin menghampiri suaminya mengurungkan niatnya karena ia melihat Arga membukakan seseorang pintu mobil dan memapahnya dan orang tersebut adalah Elena.

Dira yang melihat hal itu menarik tangan Mita untuk segera ke kelas.

"Hm, permisi ... mesra banget sih kalian," ucap Dira saat melewati Arga dan Elena.

Arga yang melihat hal itu langsung melepaskan Elena dan hendak menyusul Dira.

"Arga!" panggil Elena mencegah Arga untuk menyusul Dira.

"Apa lagi."

"Lo harus tanggung jawab, kan Lo yang nabrak gue," ucap Elena sambil memegang tangan Arga agar tidak meninggalkannya dan Arga pun mau tidak mau kembali memapah Elena dan mengantarnya sampai ke kelasnya.

Sedangkan Dira yang melihat hal itu  merasakan sakit dihatinya.

"Kenapa rasanya sakit sekali, tahan Dira jangan sampai kamu menangis disini," batin Dira berusaha agar ia tidak menangis.

"Dir ... Lo baik baik saja kan?" tanya Mita.

"Tenang aja gue gak papa kok ..." jawab Dira sambil tersenyum dan langsung masuk ke kelas. Mita tidak percaya dengan ucapan Dira, ia yakin jika sahabatnya itu tidak baik baik saja.

Tidak lama setelah itu masuklah Arga. Ia ingin menghampiri Dira dan memberikan penjelasan, tapi karena dosen terlebih dahulu masuk jadi ia mengurungkan niatnya dan duduk di belakang Dira.

Arga terus memperhatikan punggung Dira ia yakin jika Dira pasti salah paham melihatnya tadi bersama Elena, apalagi ia melihat panggilan tak terjawab dari Dira.

*

*

Flashback On

Di perjalanan menuju ke kampus tiba tiba Elena mencegatnya dan memaksa ingin ikut dengan Arga.

"Stop!.... Arga aku ikut mobil kamu ya?" ucap Elena yang berdiri di samping mobil Arga.

"Nggak bisa," Ucap Arga singkat.

"Kalau kamu gak biarin aku ikut, aku gak akan minggir dari sini," Ucapnya dan langsung berdiri di depan mobil Arga.

"Minggir!" ucap Arga yang sudah semakin kesal dengan tingkah Elena.

"Nggak! sampe kamu biarin aku ikut!" teriak Elena.

Disaat ia sedang berdebat dengan Elena yang terus memaksa ingin ikut dengannya tiba tiba Dira menelponnya, baru saja ia ingin mengangkatnya suara Elena dari luar mobil mengurungkan niatnya untuk menjawab telpon dari Dira.

"Arga! pokoknya aku akan tetap disini sampe kamu biarin aku ikut sama kamu," ucap Elena kembali.

Elena yang terus menghadang mobilnya membuat Arga kesal dan tanpa sengaja menabrak Elena dan menyebabkan kakinya sedikit lecet, hal itu langsung dimanfaatkan Elena dan mau tidak mau Arga harus bertanggung jawab dan ia pun akhirnya membiarkan Elena ikut dengannya.

Flashback of

*

*

Setelah jam perkuliahan selesai Arga langsung menghampiri Dira dan menarik tangannya karena Dira ingin beranjak meninggalkan Arga.

"Ra ... tunggu! Aku harus jelasin ke kamu soal yang tadi," ucap Arga.

" Silahkan," ucap Dira dingin.

"Ikut aku!" ucap Arga menarik pelan tangan Dira dan membawa Dira ke cafe dekat kampus untuk memberikan penjelasan sekalian makan siang disana.

Sampainya di cafe Arga mengajak Dira untuk duduk dan memesan.

Dira hanya duduk dengan ekspresi dinginnya membiarkan Arga yang memilih pesanannya.

Arga yang melihat Dira bersikap dingin padanya hanya bisa menghela napas.

"Ra ... kamu marah sama aku?"

"Menurut kamu?" Dira balik bertanya.

Arga yang melihat sikap dingin Dira bergidik ngeri, ternyata Dira terlihat menyeramkan ketika marah dan ia pun menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir alasan kenapa ia bisa bersama Elena tadi pagi dan kenapa ia tidak menjawab panggilan telpon dari Dira. Dira hanya diam saja mendengar penjelasan Arga tanpa sedikitpun memotong perkataan suaminya.

"Ra ... maaf," ucap Arga.

"Buat?..."

"Karna aku gak langsung jelasin ke kamu dan malah ngenterin si Elena."

"Iya gak apa apa," jawab Dira.

"Tapi kamu beneran gak marah kan Ra?" tanya Arga memastikan.

"Buat apa aku marah, aku tidak memiliki hak untuk marah sama kamu," jawab Dira.

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Tentu saja kamu berhak karna kamu istri aku," ucap Arga tidak suka dengan ucapan Dira.

"Iya aku maafin, lagian kamu juga udah jelasin alasannya, kan jadi untuk apa aku harus marah," ucap Dira meralat ucapannya, karna melihat ekspresi kesal Arga.

"Makasih Ra ... udah mau dengerin penjelasan aku."

Tidak lama setelah itu akhirnya pesanan mereka sudah datang dan mereka pun mulai menyantap makanannya.

Sementara Arga merasa lega karna Dira sudah tidak salah paham lagi dengannya.

*

*

Bersambung. . . . .

JANGAN LUPA DI LIKE, KOMEN AND FAVORIT😉👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻