Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja. Aku tergila-gila pada seorang Super Model yang begitu tampan bagiku.
Keberuntungan membawaku kepadanya dan menjadikan ku asisten pribadinya. Namun keberuntungan itupula yang menjadi petaka bagiku ketika sosok mahluk tak berdosa tumbuh di rahimku akibat kebodohan ku. Aku membiarkan sosok Idolaku mengambil kesucianku. Dan menanamkan benih yang seharusnya tidak pernah hadir diantara kami.
NOTE : Buat Readers, tolong lah jangan di judge dulu tokoh cewek nya sebelum membaca ceritanya sampai habis.
Tokoh wanita yang bernama Ge, disini mendapatkan balasan yang setimpal akibat kebodohan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Noda Lipstik
Alessandro membawaku ke teras rumah dan kamipun duduk disana. Baik aku maupun Alessandro tidak ada yang memulai pembicaraan, kami terdiam dalam pikiran kami masing-masing.
Tidak berselang lama, akhirnya mobil EL tiba didepan pagar rumah. Aku segera berlari menghampirinya dan membukakan pagar rumah agar mobilnya bisa masuk ke halaman.
EL sempat terkejut melihatku berlari menghampirinya, "Ge, kamu masih belum tidur?" tanyanya sambil melirik jam tangannya.
"Aku menunggu mu, Mas!" sahut ku sambil tersenyum kepadanya.
Setelah EL selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah kami, EL kembali terkejut karena melihat Alessandro.
"Kau?!" seru EL
EL memperhatikan Alessandro kemudian beralih padaku.
"Apa yang kalian lakukan berdua disini, tengah malam seperti ini?!" EL nampak emosi.
Aku segera berlari dan memeluknya, "Dia kebetulan lewat kemudian mampir setelah melihatku menunggu mu disini seorang diri." ucap ku sambil menengadah menatap wajahnya.
EL memperhatikan Jas penghangat milik Alessandro yang melekat di tubuhku. Kemudian ia tersenyum sinis padaku,
"Benarkah?! Lalu apa ini!"
EL menarik paksa Jas penghangat itu dari tubuhku kemudian melemparnya kepada Alessandro.
Alessandro tertawa sinis sambil menyambut Jas miliknya, kemudian ia mendekati kami.
"Kamu cemburu dan marah padanya cuma gara-gara pakaian ini, EL? Apa kamu tidak iba melihat Ge yang rela kedinginan menunggu mu disini. Apa kamu tahu sudah berapa lama dia berdiri didepan pagar untuk menunggu mu?" sahut Alessandro geram,
"Sudah, sudah! Pulang lah Alessandro... ini sudah larut malam." ucap ku, aku tidak ingin pertangkaran kembali terjadi ditengah malam seperti ini.
Aku menarik tubuh EL secara paksa untuk masuk kedalam rumah. Karena aku tahu saat itu EL juga tersulut emosi setelah mendengar perkataan Alessandro.
Aku meninggalkan Alessandro diluar rumah seorang diri. Setelah aku mengunci pintu luar, akupun segera mengajak EL untuk ke kamar.
"Apa kamu ingin mandi, biar aku siapkan air hangat untukmu." ucap ku seraya ingin beranjak ke kamar mandi.
"Tidak usah, aku sudah mandi." sahut EL.
Aku terdiam setelah mendengar jawabannya. Dia sudah mandi, dimana? Setahu ku di butik EL tidak ada kamar buat mandi. Tidak mungkin dia mandi di toilet?!
Namun aku terus menepis keraguan ku, aku tersenyum kemudian mendekatinya yang sedang melepaskan pakaiannya.
Aku membantunya melepaskan kancing kemejanya satu persatu sambil tersenyum kepadanya. EL meraih wajahku dan melabuhkan sebuah kecupan hangat di bibirku dan semakin dalam hingga ia menjatuhkan tubuh ku diatas tempat tidur.
Dia tersenyum padaku, aku mengerti apa maksudnya. Akupun mengangguk dan membiarkan dirinya bermain diatas tubuhku.
Ada yang membuat aku kembali curiga, aroma tubuh EL tidak seperti biasanya. Aku mencium ada aroma parfum wanita namun bukan punya ku. Aku menitikkan airmata saat itu namun aku terus berdoa, semoga aku salah. Aku yakin EL tidak akan mengkhianati ku.
Setelah EL selesai dengan permaina nnya, ia melabuhkan sebuah kecupan hangat di kening ku. Kemudian segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Jujur, aku tidak menikmati permainan kami malam ini. Hasrat ku seketika sirna ketika mencium aroma wanita lain di tubuhnya.
Aku mencoba memeriksa kemejanya yang baru saja ia lepaskan. Aku cium dan ku periksa kemeja itu secara detail.
Deg...
Hatiku seketika panas. Seluruh tubuhku terasa panas dingin dan airmata ku pun meleleh dikedua pipiku.
Ada sebuah noda lipstik di kemeja suamiku. Aku jatuh kebawah tempat tidur dan kemeja itu masih erat ku pegang di kedua tanganku.
Aku terisak disana sendirian.Mungkinkah ini yang dimaksudkan oleh Alessandro selama ini? EL bermain dibelakang ku? Tapi dengan siapa?
Mengapa EL begitu tega padaku? Dia berjanji akan menua bersama ku, bahkan hingga maut memisahkan kami. Lalu ini apa?
Oh Tuhan, haruskah aku kembali jatuh dalam keterpurukan? Tidak, mungkin saja ini salah. Mungkin saja seseorang tidak sengaja menabraknya dan lipstik nya menempel di kemeja suamiku.
Pintu kamar mandi terbuka, ternyata EL sudah selesai melakukan ritualnya dikamar mandi. Aku segera menyeka airmata ku dan mencoba tersenyum padanya.
"Kenapa kamu duduk disini?"
EL bingung melihat ku yang duduk dibawah tempat tidur. Aku tidak menjawab pertanyaanya namun aku tetap tersenyum kepadanya. Dia membantu ku bangkit dan mengajak ku ketempat tidur.
"Sebaiknya kita tidur, ini sudah larut malam."
"Mas, apa kamu masih mencintaiku?" tanyaku, Aku duduk di tepi tempat tidur sambil menatapnya.
EL membalas tatapan ku, "Kenapa bertanya seperti itu?!" tanyanya keheranan.
"Jawab saja, Ya atau Tidak?" tanyaku lagi.
"Tentu saja, Ge! Aku sangat mencintai mu. Bahkan melebihi siapapun." sahutnya dengan wajah serius.
Aku tersenyum kepadanya, "Apa kamu bersedia menjelaskan tentang ini?"
Aku memperlihatkan noda lipstik yang terdapat di kemejanya. EL memperhatikan noda itu dengan seksama kemudian ia terkekeh pelan,
"Apa kamu cemburu?" ucapnya padaku,
"Aku cuma butuh penjelasan saja, Mas!" jawabku,
"Baiklah, sebenarnya tadi di butik, salah satu karyawan ku ada yang jatuh pingsan karena sakit. Aku menolongnya, mungkin disaat aku mengangkat tubuhnya, lipstik itu menempel di kemejaku." ucapnya,
Aku terdiam sambil memikirkan jawaban EL. Aku rasa jawabannya memang masuk akal.
"Sudahlah, Sayang! Jangan berpikiran macam-macam, sebaiknya kita tidur saja sekarang."
Akupun mengangguk dan mengikutinya untuk berbaring ditempat tidur. Setelah berbaring dengan posisi saling berpelukan, akhirnya EL tertidur. Hanya aku yang tidak dapat tidur. Mataku masih terbuka dan otakku terus memikirkan perubahan EL akhir-akhir ini.
Pagi menjelang,
Semalaman suntuk aku bergadang. Mata ini memang enggan menutup. Apalagi setelah melihat noda lipstik dan mencium aroma tubuh wanita lain ditubuh suamiku.
Aku segera mandi dan berpakaian. Kemudian setelah itu aku segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Ternyata Nur sudah bergelut disana seorang diri. Nur memang hebat, selain pandai merawat bayi kembarku, dia juga sangat cekatan didapur.
"Hai, Nur! Selamat pagi!" sapa ku,
Nur tersenyum, "Selamat pagi juga, Nona ku! Loh, apa Nona tidak tidur? Wajah Nona terlihat pucat, tidak seperti biasanya." sahut Nur
"Ah, masa sih?"
Aku segera memperhatikan bayangan ku didalam cermin yang ada di dapur. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Nur, wajahku terlihat memucat, tidak seperti biasanya.
Setelah bercermin, aku kembali ke pekerjaanku. Selama mengerjakan tugas didapur, pikiran ku terus melayang. Aku berencana ingin ke butik EL untuk memastikan apa yang dia katakan adalah benar dan tidak membohongi ku.
Setelah beberapa saat, sarapan pun tersaji diatas meja tinggal menunggu EL keluar dari kamar kami. Sedangkan Nur, dia segera memandikan kedua bayiku setelah si kembar ku bangun dari tidur nyenyak mereka.
Akhirnya EL tiba, seperti biasanya, ia kembali mengecup keningku dan kemudian sarapan.
***