Bintang, harus pasrah saat dipaksa menggantikan adiknya, yaitu Azkia. Untuk menikah dengan seorang pria yang mempunyai kepribadian langka.
"Kenapa kamu mengorbankan Kakak? Dia kan di Jodohkannya dengan kamu, bukan aku."
"Aku tidak sudi, menikah dengan Pria yang Alergi pada wanita. Gimana mau bahagia," jawab Azkia dengan ketus.
Emillio Ferdinand, pria yang mempunyai kepribadian langka, harus menerima jika dia di jodohkan orang tuanya dengan Azkia. Dan apakah reaksi Emil, saat mengetahui jika pengantinnya di ganti?
Apakah rumah tangga Bintang dan Emil, akan bertahan? Dengan keadaan Emil yang Alergi jika di sentuh wanita. Atau, mampukah Bintang menyembuhkan penyakit Emil?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ganggu Sahabatku
Happy reading.....
Selesai makan siang, Emil mengajak Bintang dan juga Tiwi beserta Leon untuk ke mall. Mereka akan jalan-jalan bersama sambil menikmati waktu, karena hari ini Emil tidak ada meeting, dan dia juga ingin semakin dekat dengan Bintang.
Saat mereka sudah sampai di mall, Emil mengajak Bintang untuk berbelanja kebutuhannya, dari mulai tas, sepatu dan juga baju. Awalnya Bintang menolak tapi Emil memaksanya.
Dan mau tidak mau, Bintang pun akhirnya berbelanja bersama dengan Tiwi. Sementara para lelaki menunggu di kursi sambil memainkan ponsel.
''Aku rasa, kau dengan teman si Markonah itu cocok,'' ucap Emil saat duduk bersama dengan Leon.
''Maksudnya?'' bingung Leon sambil menatap ke arah sahabatnya dengan tatapan menyipit. Leon benar-benar bingung, apa yang dimaksud oleh Emil.
karena dia sama sekali tidak mengerti.
''Maksudku, kau 'kan tahu, selama ini aku dan Bintang suka berantem setiap hari?Tidak ada kata damai bagi kami, selalu ada saja yang diributkan, dan pepertinya, kau juga akan mendapatkan jodoh seperti Bintang. Dan aku rasa, kau sangat cocok dengan teman Bintang, si buah Kiwi berbulu itu?''
Leon semakin mengerutkan keningnya, kemudian dia menatap Emil dengan tatapan bingung. Lalu dia pun memukul bahu Emil. ''Lo ini, bicara apa sih? Sebenarnya dari tadi, ucapan Lo muter-muter mulu, seperti komedi putar? Kalau ngomong itu yang jelas dan pada intinya, Gue lagi males untuk tebak-tebakan,'' ujar Leon yang sudah keluar taringnya, karena memang dia sedang tidak ingin berdebat dan juga tebak-menebak.
Emil menghela nafasnya dengan kasar, kemudian dia menatap ke arah Bintang dan juga Tiwi yang sedang berbelanja baju. ''Tuh lihat! Maksud Gue itu adalah ... Lo sangat cocok dengan temannya bintang yang bernama buah kiwi? Lagian, Lo 'kan jomblo? Dan wanita itu juga jomblo? Ya udah, daripada Lo jomblo akut nggak laku-laku, mending Lo sama dia aja,'' jelas Emil sambil menunjuk ke arah Tiwi dengan dagunya.
Mendengar ucapan sahabatnya, mata Leon membulat dengan mulut menganga. Dia tidak percaya jika Emil akan berkata seperti itu, kemudian dia menonjok bahu Emil lumayan keras. ''Dasar! Mentang-mentang Lo udah nikah, udah lak. Lo ngatain Gue bujang lapuk? Gue juga yakin, Lo belum pernah belah duren 'kan sama Bintang? Sok-sokan, namain Gue bujang lapuk. Durian Lo aja belum dibelah?'' gerutu Leon dengan wajah cemberut.
Emil yang mendengar itu pun terkekeh, sedangkan Leon malah menatap ke arah Tiwi secara diam-diam. Dia memperhatikan gadis itu, tapi saat ini Leon memang tidak berminat untuk menjalin hubungan dengan wanita. Bukan saat ini saja, tetapi memang sedari dulu. Karena Leon pikir, wanita itu menyusahkan, dan jika dia bermain cinta, yang pada akhirnya akan menyita waktu dan juga pikirannya. Jadi lebih baik, Leon fokus untuk bekerja daripada memikirkan wanita.
Sebenarnya banyak yang mau dengan Leon, tetapi pria itu tidak pernah membuka hatinya dan tidak pernah memberikan jalan kepada wanita untuk mendekatinya. Leon selalu memberikan jarak agar wanita tidak dapat masuk ke dalam hatinya, tapi siapa yang tahu, manusia hanya bisa berencana dan berusaha, tetapi Allah lah yang menentukan. Jika Allah sudah berkehendak, hati manusia yang tertutup pun, pasti akan terbuka. Tidak ada yang bisa menandingi kuasa Allah.
Selesai berbelanja, mereka pun pulang. Akan tetapi, saat di tengah jalan Bintang tidak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan, hingga barang-barangnya jatuh, dan saat Bintang membantu perempuan itu mengikuti belanjaannya, ternyata perempuan itu adalah Azkia.
''Azkia ...!'' kaget Bintang sambil menatap Azkia yang sekarang berada di hadapannya.
''Kak Bintang!'' ucap Azkia juga dengan wajah yang kaget, dan saat ini dia melihat Emil yang sedang berdiri di samping Bintang. Entah kenapa, Azkia merasa tidak rela saat melihat Emil dekat-dekat dengan Bintang. Dia pikir, Bintang akan menderita jika menikah dengan Emil, tapi sepertinya Azkia salah. Dia malah melihat Bintang habis berbelanja banyak.
''Ayo Sayang, kita pergi. Tidak usah meladeni sampah seperti dia!'' ucap Emil dengan sarkas. Kemudian dia menarik tangan Bintang untuk pergi dari sana, tapi Azkia malah menghentikan langkah mereka, hingga membuat Emil dan juga Bintang menatap ke arah Azkia.
''Aku tidak menyangka, ternyata kamu tidak menderita menikah dengan pria bengek itu?'' ucap Askia dengan sinis sambil menatap ke arah Emil.
Bintang yang mendengar itu tentu saja tidak terima, kemudian dia berjalan mendekat ke arah Askia dan menatap wanita itu dengan tajam. ''Kamu bilang apa tadi? Pria bengek? Aku tidak akan pernah menderita, yang akan menderita itu kalian ! Oh iya, dan satu lagi, aku mau berterima kasih kepada kamu, karena kamu sudah memberikan Emil kepada aku. Kamu benar-benar bodoh, sudah membuang sebuah berlian yang begitu berharga kepada diriku. Dan aku rasa, itu adalah sebuah keberuntungan. Asal kamu tahu ya! Mas Emil itu nggak bengek kok. Buktinya kami bisa bersentuhan, dan lihat! Apakah Mas Emil itu sesak nafas? Tidak 'kan?'' ucap Bintang dengan tatapan menantang ke arah Axkia sambil memegang tangan Emil.
Dia benar-benar tidak terima saat Emil dihina oleh Azkia, tetapi jauh di dalam lubuk hati Bintang, dia sangat bersyukur karena Azkia menolak untuk menikah dengan Emil, dan memintanya untuk menggantikan pernikahan itu, sehingga pada akhirnya kebahagiaan mulai datang ke hidup Bintang.
Azkia menatap geram saat melihat Emil dan juga Bintang berpegangan tangan, dan dia sama sekali tidak melihat Emil sesak nafas, malah pria itu tenang saja seperti tidak terjadi apapun.
''Udahlah Tang, nggak usah kamu ladenin wanita seperti dia! Kamu hanya akan membuang waktu dan juga tenaga untuk wanita tidak tahu diri ini? Sebaiknya kita pergi saja, tidak ada gunanya meladeni dia,'' ucap Tiwi sambil menatap sinis ke arah Azkia.
Azkia yang tidak terima dihina seperti itu dan dipermalukan, kemudian dia menyiram tubuh Bintang dengan minuman yang ada di tangannya, tapi sayang, minuman itu bahkan tidak mengenai tubuh Bintang sedikitpun. Kaarena dengan cepat, Tiwi menahan tangan Azkia dan malah membelokkan tangan itu ke arah wajahnya, hingga minuman itu jatuh membasahi wajah dan juga tubuh Azkia.
''Jangan berani, kamu menyentuh sahabatku! Jika itu terjadi, maka bukan hanya wajah dan tubuhmu saja yang akan basah, tapi jari-jarimu bisa ku patahkan!'' ancam Tiwi dengan nada yang tegas, sambil menunjuk wajah Azkia dengan tatapan yang tajam. Kemudian mereka meninggalkan Azkia yang menjerit karena kesal sekaligus malu, sebab baju dan juga wajahnya lengket karena minuman yang tadi hendak dia siram ke arah Bintang.
''Awas kalian, ya ...!'' teriak Azkia dengan kesal.
Bersambung......
aku ajah lihat baju gitu ingin tak bakal menggelikan 😅😅
apa enak nya sihh ikut mertua aku sajahhh jadi bintang ogahhh sumpekkk 😂😂😂😂🤣🤣🤣,,
sulit gerak nafas tinggal seperempat 😀
jarang ada wanita menerima apalagi tanpa cinta
biasanya wanita akan lebih egois apalagi tanpa cinta
bener gak Thor 🤭
pernah kehilangan seorang ayah diwaktu masih SMK tapi tetap sakit meskipun hanya 1 tahun sekali
kurang kasih sayang seorang ayah tau² pergi merasa gak percaya gitu 🤧