" Apa maksud dari keluarga mu bicara seperti itu mas? Apakah aku kalian anggap orang asing selama ini? Apa bakti ku pada suami serta keluarga ini tidak berarti apa apa?" Ria berkata dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.
Selama ini ia hanya dianggap orang asing oleh keluarga suami nya sendiri padahal dia lah yang selalu ada untuk suaminya ketika sedang terpuruk bahkan dia rela menjadi tulang punggung mencari rezeki demi sesuap nasi karena suami yang dicintainya di PHK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maharanii Bahar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 4
Seminggu berlalu dan sakit itu masih terasa , ditambah dengan surat dari pengadilan aku memutuskan tidak menghadiri persidangan agar semua nya cepat terselesaikan .
Tok
Tok
Tok
"Non makan dulu mbok sudah masak makanan kesukaan non". Ujar mbok Yem.
"Iya mbok sebentar lagi aku keluar". Jawab ku dengan menghela nafas pelan .
Aku keluar kamar dan menuju ruang makan ,aku harus kuat dan tetap melanjutkan hidup serta membalas hinaan yang mereka lakukan pada ku secara terang terangan, kalau aku terus seperti ini mereka akan bahagia diatas penderitaan ku.
"Mbok hari ini rencana nya aku akan ke desa sekitar 3 harian atau lebih ,mbok jaga rumah seperti biasa ya". Ujar ku pada mbok Iyem
"Baik non sampaikan salam mbok pada nyonya dan tuan". Ujar mbok Iyem
Setelah selesai memasukkan beberapa baju ke dalam koper dan di bantu pak Sarto masukan ke dalam mobil, aku pun pamit pada keduanya lalu bergegas menuju ke desa, setelah menempuh perjalanan yang melelahkan aku sampai di desa kelahiran ku, pemandangan yang indah serta menyejukkan mata dan menenangkan pikiran ku .
"Assalamualaikum bapak ibu ria pulang". Ujar ku sembari mengetuk pintu, dan tak lama pintu dibuka dan keluar lah ibu ku dengan raut bahagia melihat kedatangan ku .
"Waalaikumsalam nak ayo masuk ,ibu senang kamu kembali kerumah ini, dan ibu turut sedih dengan apa yang sudah menimpa mu". Ujar ibu sembari memeluk ku .
"Maaf kan aku Bu kalau aku sudah membuat kalian kecewa dengan perceraian yang terjadi". Ujar ku dengan suara bergetar.
"Kamu tidak salah nak, dan ibu bangga kamu bisa melewati cobaan hidup yang cukup berat ,mungkin jodoh mu dan Riyan hanya sampai disini saja". Ujar ibuku.
"Iya Bu, bapak mana Bu?".
"Bapak sedang ke kebun biasa lah lagi ngecek perkebunan kita, mungkin sebentar lagi pulang karna sudah jam makan siang". Ujar ibuku.
Dan benar saja setengah jam berlalu bapak pun pulang dia senang karna aku kembali dan berharap menetap disini tapi tak bisa karna ada pekerjaan yang harus aku urus serta membalas orang orang yang telah menghina ku.
Setelah selesai makan siang aku istirahat sejenak hingga tertidur lelap , waktu makan malam tiba baru aku dibangunkan ibuku untuk makan malam bersama.
"Bagaimana usaha mu nak apakah baik baik saja?"
"Alhamdulillah pak semua berjalan dengan lancar tanpa kendala, dan mas Riyan serta kakak nya masih bekerja di perusahaan ku".
"Kenapa tidak kamu pecat saja?" .
"Belum waktunya pak ,mungkin setelah akta cerai keluar baru aku akan kembali ke perusahaan dan akan aku jalan sendiri di bawah kepemimpinan ku bukan lagi orang kepercayaan ku".
"Baiklah jika menurut mu itu baik bapak setuju, oh iya dengan uang yang ingin bapak beri apa kamu sudah memikirkan usaha apa yang akan dibangun nantinya?".
"Belum pak , kenapa tidak bapak simpan saja uang nya atau untuk bapak ibu liburan kemana gitu?".
"Tidak nak kami dirumah saja toh bapak dan ibu lebih suka disini kalau liburan suka gak betah, masih enak di desa sendiri apalagi desa yang indah seperti desa kita".
"Ya sudah kalau begitu, nanti aku akan pikirkan usaha apa yang akan aku bangun dikota pak".
" Besok bapak kasih cek nya segera kamu cair kan dan masuk kan ke rekening pribadi mu saja ya".
Setelah perbincangan selesai aku memutuskan untuk kembali ke kamar beristirahat, tanpa AC pun disini sudah sangat sejuk ,memang cocok untuk membuat pikiran kusut menjadi tenang.
Hari demi hari sudah terlewati dan mbok Iyem menyampaikan akta cerai ku sudah bisa di ambil di pengadilan , karna dengan ketidak hadiran ku semua menjadi lancar tanpa hambatan dan proses nya pun lebih cepat karna tanpa diadakan mediasi antara mas Riyan dan aku. Besok sudah waktunya aku kembali ke Jakarta sungguh waktu cepat sekali berlalu ,niat nya 3 hari malah seminggu disini dan tak terasa seminggu terlewati dengan cepat .
"Pak Bu besok ria kembali ke Jakarta ya, soalnya akta cerai sudah keluar dan aku pun harus kembali ke perusahaan".
"Tapi nduk kamu baru seminggu disini ibu masih kangen".
"Nanti kalau senggang aku bakalan kesini lagi bu, atau ibu dan bapak saja ke kota biar kita tinggal bersama disana?".
"Ibu dan bapak gak bisa nak , disini terlalu banyak kenangan kalau harus ditinggalkan, dan juga usaha kita disini kan bapak kamu sendiri yang menghandle".
"Iya nak ,nanti kamu sering kesini ya, kalau pun bapak sama ibu mau ke kota nanti kami kabarin kamu".
"Ya sudah kalau memang bapak dan ibu maunya begitu aku tidak bisa memaksa, aku pamit ya pak Bu jaga kesehatan ada apa apa segera kabari aku ya pak Bu".
Aku segera memasuki mobil setelah pamit dan berpelukan pada kedua orang tuaku ,memang masih rindu tapi ada yang harus aku urus terlebih dahulu. Setelah menempuh perjalanan jauh aku sampai dirumah , dan istirahat sebentar sebelum itu aku menelepon orang kepercayaan ku untuk mengambil kan akta cerai dan langsung diantarkan kerumah karna ada hal yang ingin aku bicarakan juga padanya.
Setelah sejam akhirnya orang ku sampai ya dia adalah teman masa kecil ku hingga sekarang, nama nya Julio dulu kami bertetangga didesa dan sekolah di sekolah yang sama hingga ke jenjang kuliah pun kami masih bersama dan hingga saat ini.
"Ini akta cerai mu dan mau membicarakan apa?".
"Aku ingin ada penyambutan CEO di perusahaan,selama ini tidak ada yang tau siapa pemilik nya dan aku ingin kamu siapkan segalanya nanti".
"Huufftt apakah aku tidak bisa libur selalu saja kamu memberatkan ku dengan pekerjaan,hingga tak ada waktu untuk berkencan atau berkenalan dengan seseorang wanita, kamu sih enak sudah pernah merasakan pernikahan lah aku?". Ujar Julio iya kami memang bersahabat sejak kecil bahkan julio sudah menganggap ku sebagai adik nya dan begitupun sebaliknya, dia juga merasakan sakit kala mas Riyan menceraikan ku hingga menghina ku, kalau tidak ku tahan mungkin saja mas Riyan saat ini dirumah sakit atau lebih parah ada disisinya.
"Baiklah setelah acara selesai dan aku akan memimpin perusahaan ku sendiri kamu pergi lah liburan berapa lama kamu mau".
"Benarkah? Kalau begini aku jadi semangat , apa lagi akan melihat wajah Riyan serta keluarga nya setelah tau kamu lah pemilik sesungguhnya, aku sudah muak melihat wajah penjilat nya itu".
"Boleh juga ide mu mas Riyan dan keluarga nya, oke acara itu seluruh karyawan boleh membawa keluarga biar mereka semua bisa hadir dan aku akan lihat bagaimana wajah kaget mereka".