Jodoh Teman Kelas
Happy reading.......
Ketika mencintai seseorang dalam diam, hanya bisa mengaguminya dari jauh, kadang merasakan cemburu ketika melihatnya dekat dengan orang lain, tapi kita tak bisa mengungkapkannya karena dia bukan siapa siapa, hanya orang yang dikagumi dalam diam apalagi jika orang tersebut sudah memiliki kekasih.
Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Anindira yang diam diam mencintai teman sekelasnya "Arga" sejak ia masih duduk di bangku SMA. ia pikir rasa itu hanya sebatas rasa kagum sementara, tapi nyatanya sampai detik ini rasa itu masih tetap sama bahkan semakin besar.
Di kediaman keluarga Dira.
"Pa, Dira tidak mau dijodohkan, apalagi sampai menikah dengan orang yang sama sekali tidak Dira kenal," ucap Dira yang sangat terkejut dengan ucapan papanya yang tiba tiba saja mengatakan jika ia telah dijodohkan dan ia harus bersiap jika sewaktu waktu ia diminta untuk menikah.
"Dira, kamu tidak bisa menolaknya karena ini adalah wasiat dari almarhum kakek kamu dengan sahabatnya yang telah menjodohkan kamu dengan cucunya, papa tidak bisa berbuat apa apa selain melaksanakan apa yang telah di wasiatkan kakek untukmu," ucap Arman papa Dira.
"Pa, apa Dira benar benar tidak bisa menolak permintaan papa kali ini? Dira belum siap untuk menikah muda," ucap Dira dengan wajah memelas, ia masih berusaha untuk merubah keputusan papanya.
"Maaf kan papa Dira papa hanya melanjutkan apa yang sudah diamanah kan kakek, yakinlah jika pria yang dipilihkan oleh kakek kamu pasti adalah yang terbaik, ia tidak mungkin membuat keputusan yang akan membuat cucu kesayangannya menderita." ucap Arman memberikan pengertian pada Dira.
Dira menatap mamanya untuk meminta bantuan, tapi mamanya hanya bisa menggelengkan kepala pertanda ia tidak bisa membantu Dira.
Dira yang melihat hal itu hanya bisa menghela napas pasrah dengan apa yang dikatakan papanya, sekeras apa pun ia berusaha untuk menolak perjodohan itu papanya tidak akan pernah merubah keputusannya, apalagi itu adalah wasiat dari almarhum kakeknya.
Setelah pembicaraan Dira dan papanya, Dira pun langsung masuk ke kamarnya meninggalkan papa dan mamanya di ruang tamu.
"Pa apa kita tidak terlalu memaksakan kehendak kita pada putri kita, biar bagaimanapun Dira masih terlalu muda untuk menikah," ucap mama Dira dengan hati hati.
"Papa juga sebenarnya tidak tega melakukan hal ini pada Dira, tapi mau bagaimana lagi ma, ini adalah wasiat dari papa, apalagi sekarang om Irwan keadaannya semakin buruk dan ia sangat ingin melihat cucunya dan Dira segera menikah," ucap Arman sambil menghela napas.
"Kita doakan saja semoga ini yang terbaik untuk putri kita," ucap mama Dira.
Sementara Dira terus membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang, ia belum bisa terlelap karna terus memikirkan tentang perjodohan itu, ucapan papanya yang mengatakan jika ia harus siap untuk menikah dalam waktu dekat ini masih terngiang di kepalanya, ia berulang kali menghela napas untuk mengurangi rasa gelisah dihatinya.
"Cinta sepihakku saja belum usai, malah aku diharuskan untuk menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal dan belum tentu orang itu juga setuju dengan pernikahan ini," gumam Dira sambil menatap langit langit kamarnya.
"Inikah takdir hidup yang harus aku jalani? Apakah aku tidak berhak untuk memilih?" batin Dira sampai akhirnya ia pun tertidur karna kelelahan.
Esok harinya
Dira dengan terburu buru berlari menuju parkiran karna beberapa menit yang lalu papanya menelponnya dan menyuruhnya untuk cepat pulang jika jam kuliahnya telah selesai.
Bruk!
"Aw! Sshh maaf aku gak sengaja ..." ucap Dira sambil meringis, tanpa melihat orang yan ia tabrak, Dira pun memunguti buku-bukunya yang terjatuh.
"Makanya kalok jalan pake mata biar gak asal tabrak aja," ucap orang yang Dira tabrak.
Dira yang sangat mengenali suara orang yang ia tabrak seketika terdiam, dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya ke arah laki laki yang berdiri dihadapannya dengan wajah dinginnya, Dira memegangi dadanya yang lagi lagi berdetak lebih kencang setiap kali melihat sosok tampan itu.
"Maaf ..." Dira kembali meminta maaf pada orang itu. "Tapi dimana mana orang jalan pakek kaki, mana ada orang jalan pakek mata." gumam Dira yang masih bisa di dengar oleh laki laki yang sedang menatapnya dingin dan orang itu adalah Arga Rahardian laki laki yang disukai Dira.
Arga hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Dira.
"Dasar cewek aneh," gumam Arga yang masih bisa didengar oleh Dira.
Tanpa menanggapi ucapan Arga, Dira pun kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran tempat dimana ia menaruh motornya, sambil memegangi dadanya yang masih berdetak kencang.
"Wah parah cuma denger suaranya doang jantung gue udah Jedag jedug gak karuan," gumam Dira sambil menghidupkan motornya.
Dira pun segera melajukan motor maticnya dengan kencang agar ia cepat sampai di rumah.
*****
Setelah beberapa menit akhirnya motor yang dikendarai Dira telah sampai di halaman rumahnya, disana kedua orang tuanya telah menunggunya.
"Ayo kita harus segera berangkat," ucap Arman, setelah melihat putrinya turun dari motornya.
"Kita mau kemana pa?" tanya Dira bingung, karna tiba tiba saja papanya menyuruhnya pulang cepat dan sekarang mengajaknya pergi.
"Kita akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan kakek Irwan, sekalian hari ini kamu akan bertemu dengan calon suamimu di sana," ucap Arman memberitahukan tujuannya mengajak Dira pergi hari ini.
Lagi lagi Dira hanya bisa menghela napas mendengar ucapan papanya, dan ia pun naik ke mobil mengikuti kedua orang tuanya menuju ke rumah sakit tanpa protes.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen
Favorit
Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
selalu perjodohan, ini bkn zaman nya siti Nurbaya keles
2023-06-22
0
ayu nuraini maulina
LBH sakit memendam, LBH baik ngungkapi walaupun jwban g sesuai ap yg qta inginkan
2023-06-22
0
Ayu syahfitri
Mampir di bab 1
mau baca novel yg ringan² dlu deh
2022-08-29
0