Dhea mencintai Vean, tapi Vean menjalin kasih dengan Fio—sahabat Dhea.
Mencintai seseorang sejak masih SMP, membuat Dhea terus saja berharap kalau cintanya akan bersambut. Sampai akhirnya gadis itu menyerah dan memilih pergi saat pria yang dicintainya akan bertunangan dengan sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33 Kecewa (Revisi)
"Om, Om tahu di mana keberadaan Arya?"
"Tidak."
"Aku ingin meminta maaf padanya, Om."
Bram menoleh pada Vean, pria tua itu menghela nafas.
"Pergilah, Om sedang sibuk."
Vean tahu tidak ada gunanya memaksa Bram untuk mengatakannya. Mungkin saja dia memang tidak tahu di mana keberadaan Arya saat ini.
Tidak ada lagi acara kumpul keluarga, akibat perkataan Mila. Fio sendiri juga merasa tidak enak hati pada keluarga Vean dan Juna, terutama pada Arya.
"Tolong maafkan Mila," ucap Gerald pada Bram dan Candra.
"Aku tidak habis pikir kenapa istrimu bisa bersikap seperti itu," ucap Bram.
Dia memang yang terlihat paling kesal akan sikap Mila, dan Candra paham akan hal itu. Tidak mudah mendapatkan donor itu, dan Bram sudah benar-benar mengusahakannya.
Lalu, setelah sekian tahun, orang luar justru mengungkitnya. Seperti melemparkan kotoran ke wajah Bram. Membuat Bram malu pada Arya. Bukan hanya Bram saja pastinya, tapi kedua orang tua Vean juga merasa malu dan bersalah pada Arya. Sekarang pria baik itu benar-benar pergi.
Seperti habis manis, sepah dibuang!
Tentu saja itu sangat melukai harga diri Arya, kan? Pikir keluarga Vean.
Di dalam kantornya, Vean kembali menatap jendela. Memandang hujan yang turun dengan derasnya.
Dulu Dhea yang pergi tanpa pamit, sekarang Arya. Mungkin sikap Vean yang kurang baik pada keduanya, hingga mereka pergi.
Bukan mungkin, tapi memang benar. Dia sangat sadar tidak pernah bersikap baik pada gadis itu. Pasti dia sudah sering membuat Dhea menangis.
Pada Arya, bukan dia yang bersikap tidak baik, tapi ibu dari tunangannya.
💦💦💦
"Kamu terlihat punya banyak beban?" tanya Juna.
"Tidak."
"Cobalah pergi berlibur, agar pikiran kamu bisa tenang."
"Aku tidak perlu berlibur."
"Kamu terlalu sibuk bekerja. Lebih santai sedikit, Vean. Nikmati waktu kamu sendiri."
Saat ini Vean dan Juna sedang ada di apartemen Juna.
"Berliburlah satu dua hari!"
Vean hanya mendengar saja perkataan Juna, mungkin ada benarnya kalau dia harus pergi berlibur, sendiri saja. Karena kalau mengajak Fio, bukan liburan yang dia dapatkan, tapi menghabiskan waktu menemani gadis itu berbelanja.
Di lain tempat, Dhea sedang sibuk membaca buku, mencatat apa saja yang penting. Gadis itu lalu pergi ke dapur untuk memasak mie. Untung saja Clara tidak ada saat ini, kalau tidak, Dhea pasti sudah dimarahi karena selalu makan mie instan.
Dhea juga membuat teh manis untuk menemani makannya. Perutnya sudah sangat lapar, dan dia sudah menunda selama dua jam hanya karena merasa tanggung saat membaca.
Gadis itu menyeruput mienya dengan nikmati. Menambahkan saos banyak-banyak dan juga cabe. Lagi-lagi dia memakan dua bungkus mie sekaligus. Ingin kenyang, sekaligus berhemat.
Dia melupakan kondisi tubuhnya sendiri, tidak mempedulikan nasihat dokter yang melarangnya makan makanan instan, apalagi terlalu sering.
Mungkin seperti itulah cara Dhea menikmati hidup. Dhea buru-buru mencuci peralatan dapur dan membuang sampah. Jangan sampai saat Clara datang nanti, melihat ada dua bungkus mie di tempat sampah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Dhea?
Bahkan Dhea kini minum soda dingin yang diberikan oleh teman kerjanya.
"Seger banget." Dhea mengusap mulutnya.
Dhea kembali membaca buku, mencari beberapa artikel di internet. Dia sedikit merasa nyeri, mungkin karena terlalu banyak makan mie, pedas, ditambah soda. Dan sekali lagi, dia tidak peduli!
Baginya, sakit yang dia rasakan ini tidak seberapa. Ada yang pernah lebih sakit dari ini, yaitu hatinya. Butuh waktu yang lama untuk menyembuhkannya. Jadi, jika hanya sakit yang seperti ini saja, dia masih tetap kuat. Minum obat pun, sakitnya akan segera sembuh. Namun hati yang patah, hingga kini belum ada obatnya.
sy mencari2 cerita yg berbeda..kebanyakan sama....hy beda nama tokok dan sedikit alur..trus klaim mrk yg awal membuat cerita..muak saya.
terima kasih thor,membuat cerita yg bagus..ah,knp baru nemu sy cerita bagus gini
cintanya dipupuk hingga subur
dimana nih rasa malunya
aku juga pernah lho namnya cinta dalam diam sama pacarnya sahabat sendiri tapi gk kyk Dhea terang²an dengan mengejar seseorang yang tak pasti!!
sakit hati kan rasanya ditolakk !!,,
udah baca 3 kali, udah tau Endingnya kek mana, tapi kenapa gk bisa nahan air mata