apa jadinya jika seorang santri pondok pesantren diharuskan bersekolah disekolah umum. annasya semenjak ayahnya meninggal dia harus menikah muda kemudian pindah sekolah ke sekolah umum.
araf abinaya diusianya yg masih 18 tahun dia harus menikah dengan seorang gadis anak dari sahabat ayahnya. akankah cinta berpihak pada mereka? akankah annasya merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia dapatkan selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rulinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
David yang sedang duduk disofa sambil memainkan game di hp bersama araf sedang daffa dan fariz bermain ps. David yang masih asyik main game berbicara pada araf, "raf... besok malam ada yang ngajakin taruhan balap mobil"
Araf yang juga sedang mabar dengan david menyahut tapi dengan pandangan masih dihp, "ga ah gue males" jawab araf santai.
"hadiahnya 10 juta" ucap david
"sekarang belum ada keinginan balik gue, maybe next time" ujar araf
Daffa yang juga masih fokus pada layar tv menyambung ucapan david, "tapi kalau lu menang nanti ada pertandingan lanjutan untuk bisa dapet BMW i8 convertible"
Seketika araf menghadap ke arah daffa, "seriusan u?"
Daffa mengangguk pasti, "gila orang kaya mana yang mau hibahin mobil keren begitu? yahhh gue kalah" ucap araf saat melihat permainannya berakhir dikalahkan oleh david.
"gue denger sih dia anak pengusaha properti, kalau ga salah namanya valen tan apa ya lupa juga gue" sahut fariz sambil terus menekan stik ps-nya.
Araf dan david yang menyudahi permainannya berkata pada araf, "mending lu pikirin lagi raf, hari gini buat beli mobil sport keren gitu kan susah. kecuali lu mau nyicil"
Araf nampak berpikir, daffa menoleh sejenak kemudian fokus lagi berucap, "kalau kata gue sih jangan. soalnya dia lagi cari calon suami katanya. secara lu kan dah punya istri"
"gue minat mobilnya doang, lu kan tau sendiri gue belum punya mobil. Sedangkan nasya ga mungkin gue ajak naik motor. Mobil yang sering gue bawa pemberian orang tua gue" ucap araf masih juga berpikir
"mending lu tanya dulu sama nasya raf" ucap fariz
"sekalian lu bilang konsekuensinya" daffa menyahut
Netra madu araf masih melihat ke langit-langit apartemennya dia terus berpikir, "apa iya nasya bakalan kasih izin? hufff..."
"kalau gue boleh kasih saran sih mending jangan" saran daffa yang disetujui fariz
"kapan lagi bisa punya mobil mahal itu?" ucap araf masih terus berpikir
"lu kan bisa minta bokap lu untuk beliin raf, atau lu bisa nabung dari hasil cafe lu yang udah mulai banyak cabang" ucap daffa
David masih terdiam kemudian berkata, "iya juga sih lu dah merit jadi banyak yang harus lu pertimbangin raf"
"Mending gue tanya nasya dulu, kali aja dia kasih izin" ujar araf
"terus kalau lu dikasih izin lu mau punya 2 istri? gila lu. kurang apa coba nasya" ucap daffa sinis pada araf yang diliriknya sebentar.
"lama-lama kok gue curiga ama lu daf" ujar ara yang melirik tajam ke arah daffa yang masih bermain ps dengan fariz
"kenapa?" tanya daffa heran
"kok lu jadi khawatirin bini gue ya" ucap araf tidak suka
"****, gue cuma ga mau lu nyesel nantinya. Dapet mutiara tapi ngebuang berlian" ucap daffa santai
"kita cuma ga mau lu tergoda sama barang yang lebih mahal tapi belum tentu lebih baik raf. masa gitu aja ga paham sama kita. kita kan sahabatan ga mau juga liat runah tangga lu rusak" sahut fariz
Araf mengangguk mengerti, namun keinginan untuk memiliki mobil itu sangat besar juga di hati araf, "gue coba dulu deh ngomong sama nasya" ujar araf yang kemudian beranjak dari sofa berjalan ke arah kamar.
Saat araf masuk dilihatnya nasya yang srdang tertidur dengan menutup wajahnya dengan bantal. Araf mendekat kemudian menggoyangkan tubuh nasya, "sya... kamu udh tidur?"
Nasya yang merasa ada yang menyentuh terbangun, "kenapa mas?" nasya duduk bersandar pada kepala kasur.
Araf tampak berpikir kemudian berkata, "sya... aku... mau minta izin"
"untuk?" tanya nasya heran sambil memandang tajam ke arah araf.
Araf menatap mata teduh nasya kemudian berucap, "untuk ikut balapan mobil besok"
"kenapa pengen ikut balapan?" tanya nasya yang masih menatap tajam pada araf
"hadiah uang tunainya 10 juta sya" ucap araf pada nasya sambil menatap nasya penuh permohonan
"kamu udah dapat perusahaan ayah yang setiap bulannya bisa kasih kamu lebih dari itu" ujar nasya mengingatkan
Sejenak araf berpikir, "benar juga selain cafe gue juga ada penghasilan dari perusahaan peninggalan bokapnya nasya" batin araf. Namun dia teringat dengan hadiah utamanya, "tapi sya hadiah utamanya kalau menang aku bisa dapet BMW i8 convertible"
"untuk apa mobil mewah itu?" Nasya masih bertanya
"Biar aku juga bisa punya mobil sya,,,, lagipula kamu juga ga pernah mau kan kalau aku ajak naik motor"
"mobil yang sering kita pakai?"
"punya orang tua kan sya... kalau bisa punya sendiri kan bangga sya"
Nasya masih menatap tajam ke arah suaminya itu, "mas bisa beli sendiri walaupun bukan mobil mewah kita bisa membeli mas tanpa perlu ikut balapan. lagipula...." nasya makin lekat menatap tajam pada araf, "ga mungkin ada orang mau memberi hadiah mewah seperti itu di balapan liar kalau ga ada maksud"
Seketika araf tergagap, "itu... itu..."
"terserah mas aja" nasya langsung merebahkan dirinya membelakangi nasya tanpa menoleh lagi membuat araf bingung.
"sya..." panggil araf pelan
"mas kalau kamu ga sayang nyawa kamu silahkan aku ga mau memaksa. Hidup kamu sebelum bertemu aku seperti apa aku ga tau. Tapi yang pasti sekarang kamu dah dewasa dah punya istri kamu ada tanggung jawab selain sama diri sendiri" jelas nasya oanjang lebar
Araf menghela nafas panjang. Saat araf hendak membuka pintu kamar nasya bertanya, "teman-teman mas ikut makan malam disini?"
Araf menyahut singkat, "iya"
Nasya beranjak dari kasur melewati araf. Araf bertanya, "mau kemana kamu?"
"masak mas buat kita makan malam nanti" jawab nasya sambil melihat ke arah araf.
"aku bantuin ya" tawar araf. nasya tersenyum sambil menggeleng, "ga usah mas, mas temenin aja tamu mas" Nasya melenggang pergi ke arah dapur. David dan yang lainnya melemparkan senyum pada nasya yang melewati mereka. Nasya hanya menunduk sambik tersenyum.
"gila cantik banget emang bininya araf ckckck" ujar daffa sambil geleng-geleng yang disambut jitakan kepala dari araf.
"sakit tau" ujar daffa kesal
"jaga tuh mata makanya" ucap araf sambil duduk disofa sambil merentangkan tangannya.
"keliatannya polos dan lugu ga nyangka dia macan betina" ujar fariz masih sambil menatap nasya yang sudah didapur. david dan daffa mengangguk setuju sedangkan araf yang menatap teman-temannya melempar mereka dengan bantal, "lu pada ya ga boleh mandangin bini gue begitu"
"ishhh dasar" dengus daffa dan fariz
David bertanya, "gimana raf?"
Araf hanya menggeleng david pun terlihat lemas
Jangan lupa tinggalkan jejak dan kasih vote ya terima kasih 🙏
KESEEEL😡
the best😍💕