"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 07
"Huft, sepertinya ini bukan hanya mengalami cidera di kaki namun anak ibu juga mengalami amnesia, namun itu hanya sementara akan tetapi jangan terlalu memaksakan untuk mengingat kejadian yang lalu hal itu akan berakibat buruk untuk pasien. "
"Tapi ingatan anak saya bisa sembuh kan dok?"
"Ibu tenang saja ini hanya sementara, seiring berjalannya wakti ingatan anak ibu akan kembali seperti semula."
"Baik, terima kasih dok"
"Apa - apaan dokter ini gue nggak amnesia! Ini pasti dokter gadungan dia nggak lulus sertifikat uji dokter ini pasti!!" batinnya memandang dokter yang berjalan pergi dari ruangannya.
"Dan lagi SAHABAT GUE KEMANA!!??" batinnya berteriak frustasi,
"Sayang, Ara anak bunda ka—"
"Hah Ara? Saya Ti— ARGHHH SAKITT...!!" Tangan kecilnya memukul mukul kepalanya berusaha menghilangkan rasa sakitnya.
"Sayang hentikan jangan di pukul - pukul nak"
"Dok ada apa sama anak saya??"
"Ibu tenang dulu, Sus" suster langsung mengambil suntikan berisi cairan dan menyuntikkannya di lengan Ara, hal itu langsung membuat tubuh Ara lemas berakhir menutup matanya.
"Dok ada apa sama anak saya dok?" tangisnya menatap sendu putrinya yang kembali menutup matanya.
"Anak ibu tidak papa, mungkin tadi nona memaksa untuk mengingat sesuatu jadi nona merasakan sakit luar biasa di kepalanya. Untuk itu saya sarannya untuk waktu dekat ini jangan memaksa nona untuk mengingat tentang kehidupannya dulu, "
"Iya dok"
"Baik kalau begitu kami permisi, semoga nona lekas sembuh,"
"Terima kasih dok"
"Anak bunda.. Kamu kuat sayang, terima kasih telah kembali bunda hanya punya kamu di dunia ini sayang,"
.
.
.
...****************...
Di tempat lain, tempat yang cantik, damai, tenang dan di penuhi oleh hamparan bungga warna - warni serta danau kecil di tengahnya. Angin berhembus dengan kencang menambahkan sensasi asri dalam keheningan alam.
"Anjay gue dimana lagi sekarang? Tadi ketemu tante - tante aneh mana ngaku - ngaku emak gue, sekarang gue di sini? Ini gue lagi di surga atau gimana ini??"
"Yakali gue nyasar, apa ini malaikannya ngajak gue main petak umpet?" dia berjalan menuju bangku yang ada di bawah pohon, duduk di bangku memandangi kumpulan kupu - kupu yang hinggap di bunga.
"Hah, sejuknyaaa... Nyaman.."
"Hay?" sapa seseorang yang datang tiba - tiba di hadapannya.
"Astagfirullah Kunti!!" pekiknya terkejut.
"Iss, cantik begini dibilangin kunti, aku duduk sini yah"
"Lo ngangetin gue and gue belum izinin lo duduk,"
"Lama"
Ck, dia hanya berdecak kesal menatap gadis di sampingnya.
"Sorry, aku Ara,"
"Hah? Lo Ara? Jangan bilang kalau tadi it—"
"Iya tadi bunda aku bunda Vania dan kamu Tiara Arabella kan?"
"Hah lo tau nama gue? Lo kenal gue? Emang kita pernah ketemu??"
"Mungkin, sebelumnya sorry, aku nggak bermaksud menarik jiwa kamu ke tubuh aku Tiara"
"Hah ma- maksud lo?"
"Sejujurnya aku capek sama semua ini, capek jalanin semua kehidupan ini. Aku udah pasrah sama hidup aku, tapi aku nggak mau ninggalin bunda sendirian di sana,"
"Aku sengaja narik jiwa kamu ke tubuh aku untuk mengantikan aku. Aku pilih kamu karena aku merasa kamu orang yang tepat, kamu nggak akan nyesel nempatin rasa aku. Kamu ingin merasakan kasih sayang ibu kan? Kamu tenang aja kamu akan mendapatkannya dengan bunda Vania jika kamu menempati raga aku."
"Tunggu - tunggu ini maksudnya apa sih? Raga? Jiwa? Nempatin? Apa sih maksud lo? Jujur otak gue nggak sangup mencerna ucapan lo!" kesal Tiara,
"Intinya kamu mengalami perpindahan jiwa,"
"Hah maksud lo gue teleportasi!!?" pekik nya.
"Transmigrasi" koreksi Ara.
"Iya maksud nya itu"
"Iya sekarang kamu nempatin tubuh aku SELAMANYA," dengan menekan kata SELAMANYA.
"Ah enggak deh gue nggak minat begituan, hidup gue aja udah berat apa lagi hidup lo? Lo nya aja uda nyerah apalagi gue nantinya? Udah mending lo balik ke tubuh lo terus gue balik ketubuh gue,"
"Nggak bisa!"
"Hah?"
"Huft, jiwa aku udah mati tapi raga aku masih hidup, sementara kamu jiwa kamu masih hidup tapi raga kamu mati. Kamu udah nggak bisa kembali ke tubuh kamu, tubuh kamu udah di makamkan Tiara,"
Tiara mematung mendengar perkataan Ara, jadi sekarang tubuhnya sudah dikebumikan? Dia tidak bisa kembali lagi ke tubuh nya?
Menetes, air mata Tiara menetes tanpa sadar. Secepat inikah dirinya meninggalkan dunia?
"Tiara aku— aku nggak punya waktu banyak, aku mohon tolong tempati raga aku aku mohon Tiara sebelum jiwa lain yang menempati raga aku. "
"Ap— apa untung nya buat gue Ra??"
"Aku serahin semua tubuh aku ke kamu, aku hanya ingin kamu balaskan dendam aku pada mereka yang membully aku, kamu bebas lakuin apapun di tubuh aku,"
"Oke" Tiara menyetujui mungkin itu bukan hal yang buruk,
"Thanks Ra, aku percaya kamu bisa. Aku minta tolong sama kamu jaga bunda kita, hanya bunda yang aku punya, dan semoga kamu di tubuh aku bisa bahagia..."
"Thaks juga udah izinin gue buat nempatin tubuh lo, gue janji bakal jaga bunda lo"
"Hm, segera masuk ke cahaya itu kamu akan kembali kedunia lagi"
"Hm, gue pergi dulu lo jaga diri baik - baik di sana, lo tenang di sana... Jangan lupa kasih ingatan lo ke gue"
"Iya.."
"Aku harap semoga kamu bahagia Tiara... Sudah cukup kamu menderita di kehidupan sebelumnya, di kehidupan ini aku yakin kamu akan bahagia..."