NovelToon NovelToon
BIDADARI SANG PENAKHLUK

BIDADARI SANG PENAKHLUK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Tsabita

Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.

Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.

Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.

Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

" Aku, penganut Agnostik." Jawab Azzam dengan nada bicara yang sangat berat.

Betapa terkejutnya Kiya saat itu, orang yang kini berada dihadapannya adalah seorang yang tidak mempunyai agama yang ia yakini. Akhirnya, Kiya pun akan menjelaskan apa yang ingin Azzam ketahui.

" Tuan, islam mengenal istilah mahram, yaitu semua orang yang haram untuk dinikahi karena tiga sebab, yaitu keturunan, persusuan, dan pernikahan. Istilah mahram dijelaskan secara lengkap oleh Allah SWT, sebab istilah ini bisa memengaruhi banyak perkara. Mahram dibagi menjadi dua jenis, yaitu mahram muabbad dan mahram muaqqot. Keduanya dibedakan berdasarkan sebab tidak boleh dinikahinya." (Sumber:Kumparan.com).

" Dan kita, pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan satu sama lainnya. Ditakutkan akan mengundang hasrat dan birahi dari dalam diri manusia, dan hal itu sangat ditentang dalam agama saya. Jadi, saya akan mengoleskan obat itu sendiri, tuan." Kiya mengadahkan telapak tangannya kepada Azzam.

Sebegitu kah agamanya membuat peraturan? Bagaimana bisa dia menjalankannya selama ini? Aku saja, hampir selalu bersentuhan dengan lawan jenis. Bahkan hampir melakukan hal yang terlarang, aih. Ternyata sungguh sangat rumit untuk memahaminya, apa aku sudh mulai tertarik dengan agamanya? Azzam.

Menyerahkan sebuat botol kecil keoada Kiya, botol itu berisikan obat untuk penghilang rasa sakit dan menyamarkan bekas memar pada tubuh. Azzam memberitahukan cara untuk mengoleskannya kepada Kiya, dan Kiya pun memahaminya lalu memulai mengoleskannya pada pergelangan tangannya yang memar akibat ulah Azzam.

" Selesai, Alhamdulillah. " Kiya merasakan sejuk pada pergelangan tangannya.

Kiya mengembalikan botol berisikan obat itu kepada Azzam, dengan menerimanya. Azzam kini memutar-mutarkan botol tersebut dijari tangannya.

" Apa kau bisa menjelaskan padaku, tentang agamamu?" Pandangan Azzam masih menatap pada botol kecil itu.

" Hah! Tuan ingin mengetahui agama saya? Hem, baiklah. Saya bisa menjelaskan, tapi tidak sebaik dengan penjelasan dari seorang guru yang sangat mengerti pada bahasan tersebut tuan." Jelas Kiya.

" Sampaikan saja yang kau ketahui." Azzam mulai merapikan kotak obat tersebut.

" Baik tuan, apakah anda yakin ingin mempelajari tentang agama saya? Tapi, bukan karena anda tertarik dengan saya kan?" Pertanyaan yang sangat membutuhkan keberanian pada diri Kiya.

Tak!!!

Ketukan dari sebuah sendok gula yang berada pada gelas minuman itu mendarat di dahi Kiya, hingga menimbulkan rasa sakit pada dahinya.

" Aakkhh, sakit." teriakan kecil dari mulut Kiya.

" Heh! Sangat PD Sekali ternyata kau ini, kalaupun hal itu benar, memangnya kenapa? Masalah?!" tatapan mata Azzam memandangi wajah Kiya.

" Hem, nggak juga si. Tapi..."

" Sudahlah, jangan perpikir terlalu keras. Sebagai calon istri yang baik, kau harus mengajari calon suamimu ini dengan baik." Tatapan Azzam kini mulai mengandung sedikit aura penggoda.

" Astaghfirullah, baru saja jadi pacar beberapa jam yang lalu. Eh, sekarang malah bilang calon istri dan calon suami. Dasar aneh!" Kiya tanoa sadar mengucapkan kalimat tersebut yang mengundang senyuman terindah dari Azzam.

" Heh! Kau sendiri yang sudah menyatakannya, sayang. Jangan lagi berfikir untuk yang lainnya." Azzam memainkan matanya untuk berkedip di salah satu matanya.

Kiya sontak saja melebarkan matanya, ia juga merasa tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan tadi. Rasanya ingin sekali bersembunyi dan menenggelamkan wajahnya kedalam tumpukkan bantal, ingin ia menarik lagi ucapan yang terlontarkan. Tapi rasanya sangat percuma, untuk berdebat dengan bosnya itu tidak akan berhasil untuk menang.

" Ya Rabb, apa salahku hari ini? Kenapa bisa-bisanya mulut ini berbicara sembarangan." Keluh Kiya dengan mengumpat Azzam, berbicara sangat kecil.

" Aku masih bisa mendengarnya, sayang. Tunggu sebentar, aku akan kembali." Azzam berjalan meninggalkan Kiya menuju ruang kerjanya.

Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, kini Kiya hanya bisa berusaha menjadi dirinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Untuk melawan si bos, tidak semudah yang dibayangkan. Untuk melepas rasa kesalnya, gara-gara tidak menyadari atas ucapan yang ia lontarkan. Kiya berjalan mengikuti arah yang bik Ipa lewati tadi, menuju sebuah dapur yang sangat minimalis.

" Bu, sedang sibuk ya?" Kiya semakin mendekati bik Ipa yang lagi berkutat dengan bahan-bahan makanan untuk diolah.

" Eh ada non, ini sedang menyiapkan sarapan buat tuan Azzam. Tadi dia belum sempat sarapan, non." jawab Ipa dengan seadanya.

" Boleh Kiya bantuin nggak Bu?." Kiya merasa tidak enak jika hanya berdiam diri, menunggu bosnya itu yang sekarang menjadi pacar atau calon suaminya, entahlah.

" Duh non, nanti tuan marah. Baru kali ini bibik ngelihat tuan membawa wanita kerumahnya, apalagi cantiknya seperti puteri-puteri yang bibik liat di tv kayak non. Duduk saja ya, biar bibik selesaikan dulu. " Ipa masih menyiapkan bahan-bahan memasaknya.

" Nggak apa-apa kok bu, Kiya sudah terbiasa dirumah. Sini, Kiya yang masak ya. Ibu tolong arahin saja apa yang harus Kiya lakukan. Hehehe." Kiya merasa sangat ingin memasak, apalagi setelah melihat dapur milik bosnya itu sangat menarik perhatiannya.

Ipa tersenyum melihat sikap Kiya yang sangat lucu menurutnya, lalu mereka asik dalam kegiatan masak memasaknya. Ipa juga menceritakan sedikit-sedikit mengenai Azzam kepada Kiya, Ipa yakin jika Kiya adalah wanita yang tuannya sukai.

" Bibik juga baru tadi melihat tuan Azzam tertawa lepas non, selama ini selalu murung dan terlihat sangat menyeramkan. Tapi yakinlah, tuan adalah orang yang sangat baik. Hanya saja, takdir membawanya menjadi seperti itu." kini hidangan telah selesai mereka letakkan diatas meja makan.

" Semoga saja bu."

" Eh, non Kiya panggil bik Ipa saja. Sama seperti tuan ya. Ayo non, tuan Azzamnya diajak makan. Bibik mau bersihin dapur." Ipa meninggalkan Kiya yang masih termenung didepan meja makan.

Kok jadinya malah aku seperti yang punya rumah ya, aneh. Apa nggak terlalu berani untuk menelusuri rumah ini tanpa izin dari yang punya? Ya Rabb, maafkan hambaMu ini yanh terlalu lancang. Kiya.

Kaki itu melangkah menaiki anak tangga satu persatu, mata Kiya melirik setiap sudut dari rumah bosnya itu. Sesampainya dilantai atas, Kiya bingung mencari dimana letak ruang kerja milik bosnya, apalagi tadi lupa menanyakannya kepada bik Ipa. Disana ada dua buah pintu yang terletak cukup berjauhan, pintu pertama yang akan ia buka, ternyata terkunci. Mengetuk dan memanggil nama tuannya berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Lalu Kiya menuju pintu yang satunya lagi, terlihat sedikit terbuka. Memajukan kepalanya untuk melihat, tapi apa yang ia dapatkan sungguh mengejutkan.

" Tuan!!!."

1
Yuliati Soemarlina
siapa lagi kli bukan azzam
Yuliati Soemarlina
kiya mending dg hanif...
Yuliati Soemarlina
kiya kenapa diam aja ditampar..dipukul sama marsha....sabar bukan begitu caranya...
Yuliati Soemarlina
kiya mau semobil dg hanif yg bukan mukhrim hanya berdua...gak konsisten kiya...
Yuliati Soemarlina
utk visual bebas aja thor..tiap" orang beda senengnya..yg penting ceritanys bagus...
Yuliati Soemarlina
punya bos kaya azzam..makan ati..bisa" stres tuh karyawan
Guntur Guntur
Lumayan
Murni Murniati
apakah soal kemaren yg djebak tu udah tau kah
Rini Haryati
bagus
Yana Emon
Buruk
Yana Emon
Kecewa
Tika Sartika12
Luar biasa
Tika Sartika12
karya yg luar biasa,,ska karakter nya kiya,,,wanita memang harus seperti bunga mawar yg memiliki banyak duri untuk melindungi bikann untuk menyakiti
Cia Sanu
cerita yang seru dan keren
Teti Kaka Hotimah
bava dari awal tegang tawa tegang tawa lagih..yah sekarang tegang lagi
Sandisalbiah
Ferdinan.. biang rusuh..
Sandisalbiah
hadeehh. Kya. jgn gampang di intimidasi dong.. kamu itu harus kuat dan bisa membela diri...
Sandisalbiah
marsya tipe wanita culas..
Sandisalbiah
menurutmu itu keberuntungan tp mungkin menurut Kya itu musibah.. Gina..
Teti Kaka Hotimah
ngakakkkkkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!