Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Peperangan pertama dunia baru bagian 5
Peperangan adalah permainan yang sering di lakukan oleh para Dewa/i dan biasanya itu terjadi saat ada dua atau lebih Dewa/i yang saling bertikai satu sama lainnya, dengan avatar milik mereka para Dewa/i akan mengendalikan para umatnya dan membuat mereka maju ke medan perang. Akan tetapi karena peperangan adalah sebuah permainan yang sangat panjang, para Dewa/i akan membuat aturan akan kekalahan dan juga batasan yang akan di berikan dalam peperangan tersebut.
Kali ini Reza dan juga Dewa Tangan-tangan merah telah membuat sebuah aturan khusus, yang mana salah satu diantara mereka akan menang jika semua pengikut ataupun wilayah mereka telah berhasil di kuasai oleh pihak lainnya. Sementara batasan yang di berikan adalah ketidak ikut campuran para Dewa/i secara langsung dalam peperangan tersebut, dengan kata lain mereka tidak bisa merasuki avatar mereka ataupun memunculkan wujud mereka di peperangan nantinya.
“Sangat mudah untuk mengetahui kalau dia memanfaatkan celah di mana dia bisa mendapatkan bantuan koin dari para Dewa/i lainnya”
“Namun dia bodoh jika berpikir aku juga tidak bisa memanfaatkan celah itu, mari kita lihat apakah dia masih bisa tersenyum saat melihat hasil peperangan nantinya” pikir Reza.
Dan pada saat itu, sebelum Andi berhasil mengalahkan Gios dan memenggal kepalanya, Chintia dengan pasukannya miliknya sedang maju menuju Kerajaan darah suci. Saat ini Kerajaan darah suci hanya di jaga oleh ratusan player dengan tingkat kekuatan yang rendah, dan hal itu membuat para player panik begitu melihat Chintia datang membawa pasukan miliknya.
“Semuanya cepat bersiap, musuh telah datang”
“Cepat… segera hubungi tuan Gios”
“Tidak bisa, dia sekarang ada di medan perang”
Kepanikan tersebut membuat Chintia tersenyum, dengan cepat harimau putih yang di tunggangi Chintia langsung melompat ke udara, harimau putih itu melompat dengan anggun dan juga kuat hingga dapat melewati gerbang Kerajaan darah suci. “Druskk…” setelah mendarat di dalam dinding Kerajaan darah suci, “Srrahskk…” Chintia langsung mengeluarkan senjata cambuk pedang miliknya.
Senjata milik Chintia pada saat itu mengeluarkan aura hitam kemerahan yang membuat para player yang berjaga di sana langsung ragu untuk menyerang dirinya, dan dengan lantang Chintia langsung berkata.
“Kalian semua para player dari Kerajaan darah suci segera menyerahlah, dengan begitu maka aku tidak akan menghabisi kalian dan akan membiarkan kalian pergi”
“Akan tetapi jika kalian memang ingin mati maka majulah, aku dengan senang hati akan mewarnai tanah ini dengan darah kalian”
Menggunakan skill intimidasi miliknya, setiap perkataan yang di keluarkan oleh Chintia membuat mental para player itu terguncang dan mereka menjadi ketakutan akan dirinya. Para player itu seperti seekor kelinci yang melihat predator ganas di hadapan mereka, dan dengan cepat mereka semua langsung melarikan diri dari hadapan Chintia.
Namun saat para player itu melarikan diri, “Bursshk… Bursshk… Bursshk…” secara tiba-tiba kepala mereka pecah, dan darah mulai mengalir dengan kencang dari kepala mereka. Melihat hal itu dengan cepat Chintia langsung mengarahkan serangan kearah tubuh para player tersebut, “Crrast… Traasst…” dengan mudahnya tubuh dari 3 orang player tercabik-cabik dengan satu gerakan dari pedang cambuk miliknya.
Akan tetapi tubuh para player lainnya secara tiba-tiba langsung bergerak dengan aneh, dan dari leher mereka “Crrast…” keluar sosok kepala serangga raksasa yang aneh, kemudian dengan bebasnya para serangga itu mulai mengendalikan tubuh para player dari Kerajaan darah suci dan mulai menyerang kearah Chintia.
Para monster serangga tersebut mulai menyerang Chintia dari berbagai arah, melihat hal itu harimau putih milik Chintia langsung menyerang mereka dengan cakar miliknya, “Cringgs…” dengan satu kali serangan cakarnya, para monster serangga itu langsung terpukul mundur.
Melihat celah tersebut Chintia mulai kembali menyerang menggunakan pedang cambuk miliknya, pedang cambuk milik Chintia bergerak layaknya ular yang mana memiliki 5 buah kepala dan “Sringgs… Sringgs… Sringgs…” dengan cepat Chintia menghabisi puluhan monster serangga tersebut. Akan tetapi dari mayat para player yang mana di rasuki para monster serangga tersebut, “Crras… Crras…” keluar 5 sampai 10 monster serangga seukuran serigala.
Monster-monster serangga itu memiliki cangkang hitam pekat dan satu buah mata merah yang berbentuk bola kristal, dengan enam kaki dan dua sabit, monster serangga itu terbang dengan cepat kearah Chintia. Para monster serangga itu sangat terorganisir, mereka dengan cepat mengepung Chintia dan menunggu rekan-rekan mereka, dan pada saat itu Chintia terkepung dari segala arah dan tidak bisa menyerang karena adanya jarak diantara dirinya dan para monster serangga tersebut.
Lalu pada saat para monster serangga itu akan menyerang Chintia secara bersamaan, “Truskk…” secara tiba-tiba gerbang Kerajaan darah suci langsung rusak di tabrak sesosok monster manusia ular yang mana adalah peliharaan milik Chintia. Monster manusia ular itu kemudian melihat kearah para monster serangga tersebut dan “Srrahkk…” dia mulai menyemprotkan bisa miliknya kearah para monster serangga itu, bisa monster manusia ular itu sangatlah kuat dan membuat para monster serangga itu mulai meleleh karena asam yang ada di bisa tersebut.
Bersamaan dengan monster manusia ular itu, para player bawahan dari Chintia mulai bermunculan, dan dengan lantang mereka berkata.
“Semuanya mari habisi para player busuk dari Kerajaan darah suci ini, dan kibarkan bendera kita di wilayah mereka”
Mendengarkan hal itu Chintia hanya bisa tersenyum melihat semangat yang di keluarkan oleh para bawahannya tersebut, dan dalam waktu kurang dari satu jam mereka telah berhasil mengalahkan para monster serangga itu. Di saat yang bersamaan juga “Pinggs…” peperangan antara Reza dan Dewa Tangan-tangan merah telah berakhir dengan kemenangan dari Reza, dengan rasa kecewa Dewa Tangan-tangan merah menyatakan kalau dirinya menyerah dalam peperangan tersebut.
Hal itu membuat Reza sedikit kebingungan dan bertanya kepada Dewa Tangan-tangan merah.
“Kenapa kau menyerah sekarang, aku tahu kalau kau masih menyimpan beberapa kartu kuat di tanganmu”
“Jangan kira aku bodoh Dewa jubah ungu, aku tahu kalau kau telah menyiapkan semua ini untuk kebangkitan kisah dari salah satu avatar milikmu, dan aku sama sekali tidak ingin menjadi batu pijakan dari musuhku” balas Dewa Tangan-tangan merah.
“Sangat di sayangkan, akan tetapi mau bagaimana lagi… masih ada lain hari dan masih ada beberapa Dewa/i yang bisa aku tumbalkan demi rencanaku” kata Reza.
Mendengarkan kata-kata dari Reza, membuat Dewa Tangan-tangan merah langsung merinding, dia dapat melihat kegilaan dan juga kegelapan tampa batas dari kata-kata yang di keluarkan oleh Reza.
“Sialan… nampaknya aku membuat musuh dengan sosok yang merepotkan, aku harus diam untuk sementara waktu sekarang, mungkin butuh puluhan tahun untuk memulihkan kekuatanku di planet Bumi ini… akan tetapi itu cukup, aku tidak mau membuat masalah dengan dirinya lagi” pikir Dewa Tangan-tangan merah.
Dua hari kemudian, di tanah area peperangan antara pasukan Andi dan juga Gios, saat itu dua kubu pasukan milik Chintia dan juga Andi sedang berunding tentang hasil rampasan peperangan yang akan mereka minta. Namun pada saat itu Chintia terlihat kebingungan dengan apa yang di katakan oleh Andi.
“Ehemm… Tuan Andi, apa aku tidak salah dengar… kau cuman menginginkan itu saja untuk bayaran peperangan kali ini…??”
“Yah… selain beberapa koin, aku hanya menginginkan para rakyat biasa yang mana ada di Kerajaan darah suci untuk bergabung kedalam Kerajaan langit ungu milikku” balas Andi dengan tegas.
.
.
.
Bersambung…..