Seorang gadis remaja sederhana akhirnya mampu meluluhkan perasaan dari Juanda dan merubah kehidupan Juanda menjadi sosok laki-laki muda yang lebih baik dari sebelumnya. Lantas apakah Juanda mampu untuk meredam emosinya yang selama ini meletup-letup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Bawa Ke Rumah
Mamanya Juanda mengundang Inara untuk datang nanti malam dan Juanda pun merasa kesal banget. "Mah aku ajakin Kirana ya buat datang juga, soalnya aku pengen aja gitu memperkenalkan dia di keluarga!"
"Iya boleh kalau misalkan dia mau,"
"Tenang dia mau kok untuk datang ke rumah apalagi di rumah pacarnya dia sendiri," jawabnya dengan begitu sangat tegas.
Mama langsung terdiam dengan apa yang dikatakan oleh Juanda.
***
Inara merasa kaget banget kenapa tiba-tiba aja ada Robert yang menjemputnya jadi ia pun merasa kalau misalkan Robert terlalu mau banget disuruh-suruh oleh mamanya Juanda harusnya tidak perlu kayak begini dan ia sebenarnya males banget sih untuk datang ke acara kayak begini karena ibaratnya ini acara keluarga mereka dan nggak ada sangkutnya pautnya sama sekali jadi yang merasa malu dan benar-benar merasa takut kalau Juanda bakalan ngerasa ilfil atau marah.
"Gue disuruh datang ke sini sama nyokapnya Juanda untuk ngejemput lo udahlah lo nggak usah terlalu banyak berpikir kayak begitu, ngapain sih lo berpikir kalau misalkan Juanda itu bakal marah atau enggak yang paling penting kan kita datang ke acaranya dia kenapa lo ngerasa nggak suka atau kayak gimana?"
"Bukan masalah kayak gitu aku tuh bener-bener enak aja kalau misalkan di sana tuh ada Kirana, nanti disakanya aku tuh kayak ngambil hati atau kayak gimana dan aku berusaha semaksimal mungkin untuk tetap santai-santai aja tapi tetap aja aku ngerasa nggak enak hati jadi kayaknya aku nggak bisa deh untuk datang ke sana!"
Robert meyakinkan kalau misalkan kita tidak perlu merasa tidak percaya diri udahlah santai aja nggak usah dipikirin lagi pula kan itu banyak keluarga besarnya juga dan kita nggak mungkin dong ibaratnya diusir langsung sama Juanda bisa-bisanya nanti dia bakalan ngerasa malu.
Inara menggelengkan kepala mengatakan kalau misalkan dirinya nggak mau dan segeralah Robert menelpon mamanya Juanda mengatakan kalau misalkan Inara nggak bisa dan ternyata suruhan itu tetap seperti suruhan di awal yaitu harus mengajak Inara untuk datang ke rumahnya.
"Iya... iya Tante, kayaknya aku nggak bisa datang deh Tante aku nggak enak banget kalau misalkan datang ke rumah, soalnya kan itu acara dan aku kayaknya nggak akan pernah mungkin deh," ucap mamanya Juanda yang menyuruh banget untuk Inara datang ke sana.
Telefon pun dimatikan dan benar kan apa yang diucapkan oleh Robert kalau misalkan Inara emang harus dipaksa untuk datang ke sana. "Ayolah gue nggak bohong kan nyokapnya Juana yang malah nyuruh lo untuk datang ke sana udahlah masalah kayak gitu doang nggak usah dipikirin, nanti kalau misalkan ada apa-apa dan Juanda marah-marah sama lo gue yang bakalan belain udahlah gue sebagai sahabat udah muak juga sama tingkah laku dia kayak begitu!"
Setelah berapa menit kemudian akhirnya Inara pun mengiyakan dan mengganti pakaian di dalam kamar dan ia pun mencari baju yang cocok yang bakalan datang ke acara ke rumahnya Juanda tapi yang rasa bingung banget baju-baju itu ya baju-baju lama nggak ada beli yang baru karena emang nggak ada kepikiran untuk baju baru.
Dengan dandanan yang sangat sederhana untuk ke rumahnya Juanda dan ia pun berpamitan kepada orang tuanya Robert membukakan pintu dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam mobil.
"Aku benar-benar merasa tidak percaya diri banget tahu nggak sih kalau misalkan ke rumahnya Juanda itu kamu tahu sendiri kan kalau misalkan dia kalangan orang kaya, aku pun sebenarnya duduk di samping kamu ini kayak nggak percaya diri juga cuman ya kayak gimana ya nanti aku takut banget dikata-katain sama teman-teman sekelas kalau misalkan aku tuh sok-sokan deket sama kalian!"
Robert tertawa terbahak-bahak dengan apa yang diucapkan oleh Inara nggak usah tidak percaya diri kayak begitu dong udah santai aja nggak usah memikirkan hal yang enggak-enggak dan Robert meminta minta maaf kalau misalkan selama ini ada salah.
Acara pun tiba.
Inara mengucapkan salam ketika sudah sangat banyak banget keluarga Juanda yang datang dan mamanya Juanda pun menyambut kedatangannya memperkenalkan kepada sanak keluarga dan Robert pun sebenarnya merasa bingung banget sih dengan sikap mamanya Juana yang begitu sangat welcome banget berbeda dengan sikap beliau dengan Kinara.
"Apa mamanya Juanda pengen banget ya kalau misalkan Juanda sama Inara? Gue jadi ngerasa bingung banget deh dan gue kenapa bertanya-tanya kayak begini kenapa tiba-tiba aja gue mendadak kepo banget ya?" batin Robert dalam hati yang merasa yakin banget kalau mamanya Juanda tuh setuju dengan hubungan Juanda dan Inara pasti di setujuin.
Tapi sebelumnya Juanda menjemput Kirana terlebih dahulu di rumahnya. Sudah banyak sekali di rumah Juanda namanya juga acara.
"Kenapa?" ucap Juanda yang dengan merasa kaget banget tiba-tiba aja ia melihat ada Inara yang sudah sampai duluan tapi ia berusaha untuk tetap santai dan biasa-biasa aja, dan ia merasa kalau misalkan mama terlalu berlebihan banget untuk main specialkan Inara seharusnya Kirana lah yang berhak di situ karena ia nggak ada hubungan apa-apa sama Inara tapi malah kayak begini deh hasilnya!
Mama langsung mendekat ke arah Juanda dan mengatakan kepada Juanda silakan masuk bersama Kirana, ya mamanya Juanda harus berpura-pura baik dong dengan Kirana karena nggak mungkin banget dong kalau cuek bisa-bisa nantinya bakalan mereka merasa curiga atau kayak gimana.
"Kirana kamu silakan aja makan dengan makanan yang sudah tersedia di sini ini adalah acara keluarga dan biasanya kami itu makannya prasmanan jadi nggak disediakan diambilin atau kayak gimana nggak papa kan kalau misalkan kayak begitu?"
Kirana pun mengangguk dan tersenyum dan ia sama sekali nggak masalah. Juanda mencoba untuk memperkenalkan Kirana ke berbagai anggota sepupunya agar bisa lebih akrab lagi.
"Jadi ini adalah pacar aku ya biasalah namanya juga anak muda zaman SMA, maaf ya dia itu agak malu-malu biasalah namanya juga baru pertama kali kenalan sama kalian jadi diwajarkan saja."
"Iya nggak kenapa-napa lagi pula sampai kok dan cantik juga ya pacar kamu, kita pikir kamu tuh nggak bakalan pacaran tapi ternyata bawa pacar juga ke sini tapi nggak papa kita bisa saling kenalan satu sama lain di sini," ucap salah satu dari anggota keluarga atau sepupu dari Juanda yang nggak terlalu jauh usianya mereka dan mereka pun kita sangat dekat satu sama lain.
Tapi ada juga yang ibaratnya seusia dengan beberapa sepupu yang lain tapi nggak masalah usia mereka tidak terpaut jauh kok. "Oh iya siapa sih yang perempuan itu, itu sahabat kamu atau teman kamu yang ada di sekolah sih yang namanya Inara itu?"
"Iya dia teman sekelas aku juga di sekolah tapi nggak terlalu deket biasalah biasa aja kok nggak ada sesuatu hal yang gimana-gimana banget."
Agar Kirana tidak terlalu tersinggung dan dengan cepat Juanda pun mengatakan kalau misalkan Kirana adalah perempuan terjamin di sekolah dan ia merasa beruntung banget memiliki seorang pacar seperti Kirana dan Kirana pun malu-malu dengan apa yang diucapkan oleh Juanda.
"Kamu jangan malu-malu kayak begitu dong. Mereka tuh emang kayak begitu orangnya jadi nggak usah terlalu gimana-gimana, santai aja di sini tuh kita saling membaur satu sama lain."