NovelToon NovelToon
Hello, Mr. Kordes

Hello, Mr. Kordes

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:105.1k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Siapa sangka moment KKN mampu mempertemukan kembali dua hati yang sudah lama terasa asing. Merangkai kembali kisah manis Meidina dan Jingga yang sudah sama-sama di semester akhir masa-masa kuliahnya.

Terakhir kali, komunikasi keduanya begitu buruk dan memutuskan untuk menjadi dua sosok asing meski berada di satu kampus yang sama. Padahal dulu, pernah ada dua hati yang saling mendukung, ada dua hati yang saling menyayangi dan ada dua sosok yang sama-sama berjuang.

Bahkan semesta seperti memiliki cara sendiri untuk membuat keduanya mendayung kembali demi menemui ujung cerita.

Akankah Mei dan Jingga berusaha merajut kembali kisah yang belum memiliki akhir cerita itu, atau justru berakhir dengan melupakan satu sama lain?

****

"Gue Aksara Jingga Gayatra, anak teknik..."

"Meidina Sastro Asmoro anak FKM, kenal atau tau Ga?"

"Sorry, gue ngga kenal."
.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedetik yang lalu

Nalula memaksa badannya untuk bangkit, "Vi, bangun dong...katanya kita mau belanja, buruan ntar keburu keabisan...kata bu Cucu kan kepeleset dikit waktunya, cuma kebagian ampas tahu doang."

Ia tak mau kalau anak kkn 21 berubah jadi anak sapi, jika makannya ampas tahu pagi ini.

Bukan Vio, tapi Senja yang menggeliat, namun selanjutnya ia kembali terlelap diantara penutup matanya. Tanpa berniat memaksa Vio untuk segera bangun, Lula telah beranjak dan keluar kamar menuju belakang. Namun tak lama ia kembali dan mengguncang badan Meidina.

"Mei, jadwal piket hari ini siapa sih...itu di belakang gelas kotor bekas anak-anak cowo ngopi semalem belum dicuci ih.." ucapnya mengeluh.

Mei mengernyit, netranya beradaptasi dengan cahaya yang berpendar, ia sempat terdiam sejenak demi mengingat-ingat tentang jadwal piket yang semalam sudah mereka kocok dan tulis.

Betapa si alnya Mei, atau harus ia sebut ini jodoh? Karena nyatanya kocokan menyandingkan namanya dan Jingga di satu hari yang sama.

"Syua sama Zaltan deh kalo ngga salah, coba liat kertas yang ditempel semalem...di ruang depan." Jawab Mei.

"Ci Yu, bangun woyy...piket!" kini Lula mengguncang badan Syua.

Mei duduk di beranda depan, merapatkan cardigan rajutnya saat udara pagi terasa masih menusuk, sembari memperhatikan kesibukan pagi pertama pekerjaan mereka dimulai.

Ada Jingga yang membantu pekerjaan Jovian dan Alby bersama Maru.

Syua masih menyapu halaman depan, sementara Zaltan mengepel ruang depan dengan sesekali ia mengomel karena beberapa anggota tak mau diam dengan berseliweran di tempatnya sedang mengepel, "anjirrr, se tan lo semua ya!"

"Berantem yok berantem! Arlan, lo lewat sekali lagi, gue sleding kaki lo sampe buntung!" omelnya lagi justru memancing mereka untuk berulah lebih usil.

Dan ujung-ujungnya mereka justru bertengkar manja, layaknya bocah sd.

"Zal yang bener ya lo, awas kalo mesti gue lagi yang kerja ntar!" teriak Syua kini meraup sampah-sampah dedaunan kering dan memasukannya ke dalam tempat sampah.

Dari kejauhan Nalula dan Vio berjalan dengan penuh gertakan mantap.

"Kan, ahhh gue bilang juga apa kan La, mestinya tadi tuh diambil aja seperempat, kalo dua biji begini cukup buat sehari doang! Besok mesti balik lagi ke warung, mana kena cakar ibu-ibu yang rebutan tofu lagi---" sewotnya tak berjeda.

"Kaki gue pegel. Balik-balik dari kkn, betis bak talas bogor deh ah!" omel Vio belum puas sambil menenteng keresek hitam berisi barang belanjaan, "woy! Yang ngerasa cowok, bawain dong!"

"Gue ben\_cong, sorry!" Ujar Mahad baru saja keluar dari rumah dengan tangan masuk ke dalam saku celana, so cool! Atau emang basicnya cowo tajir ini cool beneran.

"Sin ting." Umpat Syua tertawa.

Vio dan Nalula bergabung dengan Mei di beranda menyerahkan belanjaan pada Arlan yang turut keluar setelah puas mengganggu Zaltan dan membawanya ke dapur.

"Bang sat, Arlan bede bah lo!" teriak Zaltan ketika temannya itu kembali menginjak hasil jerih payahnya.

"Pagi ini menu sarapannya kita apa chef?" tanya Arshaka turut keluar dan membantu teman-temannya yang sudah lebih dulu bekerja, dari semua proker mungkin pembuatan kincir air dan penerangan jalan lah yang cukup memakan banyak waktu dan bahan, selain dari pot-pot akuaponik dan hidroponik greenhouse yang kini turut dikerjakan Alby.

"Omelannya Ci Yua dengan lauk pauk teman-teman lak nat..." jawab Zaltan ngasal kembali memancing tawa mereka dimana sejak bangun dari tidur Zaltan sudah diteriaki Syua bak maling entok dan baru saja selesai dari pekerjaan mengepelnya dengan penuh rasa lelah. Ngepel rasa tawuran....

"Nasinya udah mateng belum sih, tadi gue tinggal bentaran buat belanja sama Vio, dititip Senja kok." Ujar Nalula kini sudah beranjak lagi padahal ia baru saja duduk, "Vi, telor 8 butir dong, mau gue dadar pake daun bawang!" teriak Lula meminta pada Vio.

"Lo sama Vio ke warung se abad kali La, pasti udah mateng lah..." jawab Yua mendudukan diri di bangku yang sengaja dibuat dan ditaruh di dekat pohon nangka dan alpuket sembari memperhatikan kesibukan anggota laki-laki, "ini kalo lagi berbuah gini biasanya pohon alpuket banyak uletnya ngga sih, By?" tanya Yua sambil mendongak ngeri, gemerisik dedaunannya tertiup angin sepoi-sepoi seolah sedang menyapa siapapun manusia yang sedang berada di bawah naungannya.

"Yoi, mana gede gede, berbulu pula."

"Itu ulet apa kingkong, By?" tawa Arshaka.

Syua langsung bangkit untuk pindah tempat duduk ke tempat bekas Nalula dan Vio di samping Mei satu undakan tangga lebih bawah.

Duduknya Syua membuat Mei refleks menaruh lengannya di pundak gadis itu.

"Mei, gue tuh waktu awal-awal ketemu lo...berasa kaya familiar banget liat muka lo." Mei sempat menegakan badannya, waduh.. apakah setelah sekian lama tak ada yang menyadari, apa kini saatnya? Jangan biarkan usahanya menutup identitas Meidina si selebgram jadi sia-sia.

Mei so-so-an be go, melongokan wajahnya ke arah Syua, "oh ya? Liat dimana?"

"Selembaran pamflet, kali...iklan jual beli motor..." sambung Mahad memantik tawa Mei sendiri namun tidak dengan Syua yang menggeleng serius, "bukan...bukan...serius deh, berasa kenal kaya sering liat gitu dulu, tapi dimana ya lupa, gue. Lo pernah punya akun medsos apa gitu?"

"Anak jaman milenial pasti pada punya lah Ci. Lo nanya kaya si Mei anak jaman bung Tomo aja..." sambar Jovian menjeda kegiatannya meski kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Mei sempat terdiam dan terkekeh getir, "kayanya muka gue banyak dimiripin orang, lo percaya ngga kalo manusia itu punya 7 kembaran tak sebapak--seibu di dunia?" Tepis Mei, entahlah secara refleks ia menatap Jingga yang nyatanya sejak tadi ikut memperhatikan obrolannya dan Syua, ia bahkan menghentikan sejenak apa yang tengah ia lakukan demi memandang Mei lekat.

Apa? Kini bahkan sorot mata Jingga terlihat menyiratkan kekhawatiran padanya? Mei menggeleng tak mau berekspektasi lebih akan hal itu.

"Iya gue percaya." Sambung Jovian, "kaya si Arlan tuh....yang satunya pernah gue liat di perempatan lampu merah." Tawanya, yang memancing dengusan Arlan, "nah gue pernah liat kembaran lo lagi sedot tin ja."

Arshaka tertawa, "disamain sama alat sedot wesee, parah..."

Mei menarik tangannya dan berlalu dari sana, demi menghindari obrolan seperti tadi, lalu ia menemukan Senja yang baru saja kabur dari dapur sebab Vio dan Lula mengamuk padanya akibat penanak nasi yang lupa gadis itu 'jetrekan, alhasil mereka harus menunggu lama lagi untuk sarapan.

"Duh, sorry Mei...sorry..." ujarnya bertabrakan dengan Mei, namun sedetik kemudian ia melotot... "OMG....Ulet bulu!!! Mei di tangan lo...ihhhh...." teriak Senja ke arah lengan cardigan Mei, ia bahkan sudah melompat masuk ke dalam kamar, sementara Mei yang ikut terkejut sudah panik mengibas-ngibaskan tangannya dan bergidik namun ulat itu tetap menempel, "aaa!!"

Syua yang semula berada di beranda langsung masuk ke dalam bersama Jingga yang berniat mengambil minum.

"Ada apa sih, ribut terus?"

Gerak panik Mei bersamaan dengan Jingga yang masuk ke dalam, "Ga, tolongin gue ih!" tunjuknya bergidik memejamkan matanya sambil menunjukan lengan cardigan, dimana ulat bulu itu menggeliat lamban ke arah atas, semakin saja Mei dilanda panik, "Jingga buruan, ini dia makin ke atasss ihh...." gelinya.

Jingga refleks menyentil ulat bulu itu yang pada kenyataannya tak membuat kaki-kaki menggelikan nan banyaknya tergoyahkan, justru membuat si ulat bulu bergerak lebih cepat dari sebelumnya menggera yaangi tangan Mei, "aaaa, Jingga lo mah ih!!!"

"Lepas dulu, lepas cardigannya..." pinta Jingga telah meraih ujung cardigan Mei, dalam gerakan cepat Mei melakukan apa yang Jingga katakan, membuka cardigan yang dipakainya dan menyerbu dada Jingga dengan bergidik sebab merasa geli. Entahlah, kenapa ia harus pula menyerbu dada Jingga demi berlindung dari sesuatu yang justru telah ia jauhkan sendiri.

"Coba liat tangan kamu, ngga apa-apa kan?" Jingga menarik lembut tangan Mei dan melihat setiap inci kulitnya siapa tau bulu dari ulat sempat menempel.

"Kerasa gatel atau sedikit perih?" tanya nya lagi digelengi Mei, "ngga tau..."

"Dipakein salep atau minyak kayu putih, Mei..." Syua turut datang melihat, ia juga memungut cardigan Mei dan membawanya keluar.

Jingga melihat wajah itu tak berjarak, ia benar-benar rindu dengan gadisnya itu, aroma Mei yang selalu melekat dan hampir ia lupakan. Jingga menelan salivanya sulit demi menekan keinginan untuk mencium kening Mei yang membuat jakunnya naik turun.

"Ini kira-kira bakalan langsung gatel apa engga ya, cardigan gue tipis soalnya." Mei mendongak menemukan Jingga sedang menatapnya lekat-lekat.

"Baiknya di olesin salep. Takutnya sempet ketempelan bulu."

"Ya ampun, Mei...lo ngga apa-apa kan?" Senja sudah keluar dari tempat persembunyiannya, begitu pun keributan yang turut melesak memutus suasana canggung barusan.

Mei seketika berjalan menjauh menuju kamar, "iya nih. Mau langsung mandi dulu kayanya."

\*\*\*

"Mei, ini cardigan lo gimana?!" jerit Syua dari luar.

.

.

.

1
sya-sha
candaannya bikin ngakak.yg baca jadi ikutan
rheisha
hahajaan,beruk kata nya...😁
rheisha
pinter banget senja balikin omongan nya ...😀
yuli
lanjuuuttt
sya-sha
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
rheisha
setajir itu kah mahad....enak dong
Khoirun Ni'mah
seru ya liat anak2 KKN,,emang seseru itu ya atau itu cuma khayalan teh Sin aja
🌸🌸mommy anak2..😉😉
😂😂😂😂😂😂
Zee Zee Zubaydah
duuh ayo dong mei,katanya mau saling terbuka lagi
jadi jangan ada yg di tutup²in lagi ya cantik
Fitria_194
arlan gk ada jaim jaimnya depan cewek... 😆😆😆😆.
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣yg ini juga betulllllll
lestari saja💕
benerrrrrr
lestari saja💕
pada berasumsi sediri sendiri😂😂😂😂
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lestari saja💕
ga waras gtu kayak guru nya wiro sableng???
lestari saja💕
enak nya ada yg merhatiin
lestari saja💕
seruuu bgt....klo dah selesai kkn pasti kangen deh....
lestari saja💕
betooolllll
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣
lestari saja💕
definisi sultan beneran nih mahad.....😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!