Ini kisah cinta Sinaga, pria beristri yang jatuh cinta pada wanita yang mengandung anaknya. Mereka bukan kekasih, bukan musuh. Mereka hanya orang asing yang terjebak oleh keadaan. Karena satu malam, Moza hamil. Bagaimana Moza menjalani hidupnya? Apa Naga tahu, bahwa wanita asing itu mengandung benih yang tak sengaja ia tanam.
Follow akun Instagram Sept
Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Yang Terbongkar
18+ Istri Gelap #14
Oleh Sept
Malam itu adalah malam paling kacau yang pernah terjadi pada hidup Moza, kehadiran Sendy dalam hidup Moza membuat wanita itu ingin lepas dari jerat lembah paling nista. Tapi sekarang, putrinya sedang direbut paksa. Bahkan di depan ayah kandung gadis tersebut. Miris sekali, Naga tidak tahu Sendy adalah putrinya. Seorang anak yang lahir tanpa sengaja, tanpa cinta, tanpa adanya pernikahan.
Moza mengerjapkan mata, di tengah rasa perih akibat rasa sakit karena tusukan yang ia terima. Ia bisa melihat rona kecemasan pada sosok pria yang sampai sekarang ia tak tahu namanya. Ia sempat bertanya-tanya, apabila ia mati, apakah ada yang akan menangis untuknya?
Moza merasa dirinya sangat hina, tidak pantas mendapat tangisan kesedihan dari siapapun. Hanya Sendy, hanya gadis kecil itu yang kini ada di dalam kepalanya. Bila ia pergi sekarang, bagaimana dengan nasib putrinya? Ia tak mau Sendy mengalami takdir yang sama dengannya, yang terlunta-lunta tanpa orang tua.
“MOZA!” Naga mencengkram pundak wanita yang mulai lemas itu. Meminta Moza untuk bertahan, sementara Madam Antony. Wanita itu meliirik ke arah anak buahnya, mengisyaratkan untuk segera meninggalkan tempat itu.
Ketika Naga cemas dengan apa yang menimpa Moza, Madam Antony masuk ke dalam mobil bersama anak buanya. Di dalam sana, Sendy meronta ingin keluar. Karena berisik, Madam menyuntikkan sesuatu ke tubuh gadis tanpa dosa tersebut.
“Merepotkan!” cetusnya setelah tubuh Sendy perlahan melemas dan pingsan.
“Cepat jalan!” perintah Madam Antony pada sopir sekaligus bodyguardnya.
“Tapi Madam ...”
“Cepat, sebelum warga dan polisi datang!” sentak Madam yang mulai uring-uringan pada sang sopir yang dinilai sangat lamban.
“Jalan sudah ditutup Madam!”
“Apa maksud kamu?” Madam langsung menatap ke luar, di sana sudah ada banyak mobil. Tak lama kemudian, banyak pria berbadan tegap, tinggi dan berotot seperti bodyguard berjalan mengepung mobil Madam.
“Sial!” rutuk Madam. “Tabrak mereka semua!” titahnya dengan sorot mata bak setan.
“Tapi Madam ...!”
“TABRAK!” salak wanita itu dengan amat garang.
Semua pengawal yang semula menghadang mobil Madam langsung berpencar, mobil itu melesat dengan cepat. Menabrak tiga mobil sekaligus yang menghadang.
Karena Madam berhasil kabur, semua pengawal Naga pun masuk ke mobil masing-masing. Mereka pun mengejar Madam. Kejar-kejaran di jalan raya yang sepi di tengah malam pun tak terhindarkan.
Sementara itu, di depan halaman rumah Moza.
Naga membopong tubuh lemas itu masuk ke dalam mobil, dengan beberapa pengawal yang tak ikut dalam aksi pengejaran Madam. Mereka pergi ke rumah sakit terdekat.
Di dalam mobil.
“Moza! Bangun Moza! Mozaaa!”
Tidak tahu kapan terakhir ia menangis dalam hidupnya, malam ini Naga mengeluarkan air mata. Sebuah air mata seorang pria yang langka.
“Bangun Moza!” perintahnya berkali-kali pada wanita yang menutup matanya itu. Sedangkan pengawal yang duduk tak jauh dari tempat Naga, hanya melirik dan merasakan sesuatu yang aneh.
Bagi mereka, baru kali ini melihat bos mereka menitihkan air mata karena seorang wanita. Sebuah fenomena langka, sepanjang mereka bekerja pada Sinaga, pewaris Sanrio Group yang terkemuka. Apa itu adalah selingkuhan bos mereka? Kiranya itu yang ada di kepala para pria berbadan sangar itu.
Rumah sakit
Ketika Naga membopong Moza masuk ke dalam, tanpa sengaja dokter Arka melihat. Arka yang sudah menenteng tas, seketika melepas tas yang ia bawa. Pria itu berlari menghampiri Moza yang ia lihat terkulai lemas.
“Apa yang sudah kamu lakukan padanya?” salak dokter Arka, ia begitu marah karena lagi-lagi Moza selalu jadi korban. Hubungan Moza dan dokter Arka terjalin sangat baik, meski Moza enggan menceritakan detail tentang masalah hidupnya, Arka dapat menebak. Bagaimana jalan hidup wanita tersebut. Hamil dalam pelarian, tanpa suami dengan nyawa yang selalu terancam. Arka tahu, sangat mengerti betul. Karena selama ini ialah yang menjadi penolong Moza.
Sekarang ia marah, karena Moza datang ke rumah sakit dengan kondisi penuh darah. “Apa yang sudah kamu lakukan?”
“Dokter, tenang Dok!” perawat mencoba melerai.
Ketika Moza sudah masuk ke dalam ruang UGD, kini dua orang pria itu berdiri di depat unit gawat darurat dengan perasaan campur aduk. Dua orang itu mencemaskan wanita yang sama. Khawatir bila Moza tak tertolong lagi.
“Di mana Sendy?” tiba-tiba Arka ingat dengan anak Moza.
“Mereka menculiknya.” Suara Naga terdengar lirih, ia menyesal tak bisa mencegah. Saat ini bahkan anak buahnya belum mengabari dirinya. Bagaimana mau mengabari? Ponselnya saja tak tahu di mana.
Samartphone milik Naga tergeletak di ruang tamu, pertempuran dengan anak buah Madam. Membuat ponsel itu terlempar tanpa sengaja.
“Kau diam saja?” tanya Arka tak percaya, bagaimana bisa pria itu membiarkan putrinya diculik. Meski Moza mengatakan pria di depannya bukan ayah biologis Sendy. Sebagai dokter, ia bisa mengamati ciri-ciri fisik yang sangat dominan itu. Walau Moza tak mengatakannya, Arka sudah bisa menebak sendiri.
“Keadaan sangat kacau!” Naga mengusap wajahnya dengan kasar.
“Pantas Moza meninggalkanmu, kau memang tak bisa diandalkan. Membiarkan putrimu diculik di depan mata, itu sangat keterlaluan!” maki Arka yang tak bisa lagi mengontrol emosinya.
Naga memang sedang kalut saat itu, tapi otaknya masih bisa berpikir dengan jernih. Telinganya pun masih berfungsi dengan normal. Jadi ia sangat kaget dengan pernyataan pria yang ia kira suami Moza.
“Apa maksudmu?”
“Kau pria lemah yang tak bisa melindungi wanita dan anakmu sendiri!” cecar Arka dengan tangan mengepal, sebenarnya ia ingin menghajar Naga sejak pertemuan mereka di dalam rumah kaca di Gardenia Sanrio Park. Namun ia tahan.
“Dia bukan putrimu?” tatapan Naga berubah nanar, kejutan apalagi ini? Harusnya ia tak percaya dengan omong kosong Moza. Karena Sendy benar-benar mirip dengannya.
Dokter Arka enggan menjawab pertanyaan Naga, hidungnya kembang kempis menahan marah. Harusnya ia tak mengatakan kenyataan ini, tapi ia sudah tidak tahan lagi.
“Tolong katakan! Apa Moza yang mengatakan sendiri bahwa itu adalah putriku?”
BUGH
Sebuah bogem mentah mendarat di wajah tampan Naga, sebagai jawaban atas pertanyaan pria tersebut. Bersambung.
Baca bab awal di Noveltoon, judul : ISTRI GELAP, Penulis : Sept
Instagram : Sept_September2020
Terima kasih.