NovelToon NovelToon
Bidadari Surga Yang Dirindukan

Bidadari Surga Yang Dirindukan

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Leny Fairuz

Dalam Sekuel kedua mengisahkan tentang lika-liku kehidupan Khaira Althafunnisa putri Hani dan Faiq dalam menemukan cinta sejati. Khaira telah menetapkan hatinya pada Abbas, seorang lelaki sederhana yang telah menggenggam hatinya sejak awal. Dengan kepergian Abbas meyakinkan Khaira bahwa mereka akan sehidup sesurga, hingga ia menutup hatinya untuk siapa pun yang mencoba mendekati dan meminangnya. Alexsander Ivandra seorang Ceo New Star Corp., tidak percaya yang namanya cinta sejati. Setelah diselingkuhi Sandra, kekasihnya yang seorang artis juga model termahal yang merupakan artis dibawah naungan manajemen artis miliknya, sulit bagi Ivan untuk mempercayai seorang wanita, hingga akhirnya pertemuan pertama hingga kesekian kali dengan Khaira membuat Ivan merasakan ada yang berbeda. Mampukah Ivan menaklukkan hati Khaira yang terlanjur membeku untuk memulai hubungan baru dengan seorang pria. Bagaimana cara Ivan untuk membuktikan bahwa perasaannya benar-benar tulus, bukan sekedar cinta biasa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Malam itu Faiq berkunjung ke rumah orang tuanya.  Sudah hampir dua bulan ia tidak sempat mengunjungi ayah dan ibunya karena melakukan akreditasi serta supervisi ke KUA di beberapa wilayah Kemenag propinsi.

Suasana tampak hening. Mang  Deden  penjaga rumahnya segera membukakan pintu bagi tuan mudanya yang sudah lama tidak berkunjung.

“Silakan masuk, den. Tuan dan Nyonya sudah menunggu di ruang makan.”

“Terima kasih, mang.”  Faiq segera berjalan menuju ruang makan. “Assalamu’alaikum…” Ia menghampiri kedua orangtuanya yang sudah duduk di meja makan menikmati menu yang telah dihidangkan mbok Darmi, asisten rumah tangga.

“Wa’alaikumussalam.” Pasangan parobaya itu menyambut anak tunggalnya dengan penuh kerinduan. Kesunyian begitu terasa di rumah besar itu. Mereka menginginkan Faiq segera menikah dan memberi mereka cucu, hingga tiada lagi kesepian yang mereka rasakan.

Faiq mencium kedua tangan orangtuanya satu persatu, dan segera mengambil posisi duduk di sebelah kanan sang ayah.

“Bagaimana keadaan ayah dan ibu. Dua bulan ini aku sering dinas ke luar kota. Jadi belum sempat berkunjung. Kesibukan kantor benar-benar menyita waktuku.”

“Namanya juga orang tua, sudah pasti banyak keluhannnya.” ujar  Darmawan ayahnya. Ia memandang putra satu-satunya yang kini semakin dewasa.

Marisa tersenyum menanggapi perkataan suaminya, “Bagaimana kabarmu. Apa sudah ada perempuan yang siap untuk kamu bawa kemari? Kalau tidak, perjodohan dengan putri Santoso kolega papamu akan kita  bicarakan akhir bulan ini.”

Faiq tersenyum mendengar pertanyaan ibunya. Ia meraih jemari ibunya dan mengecupnya lembut, “Insya Allah, bu. Doakan yang terbaik.” Bayangan sendu wajah Hani dan si pipi cubby Hasya singgah di benaknya. “Aku sedang berdoa dan meminta kepada sang pemilik hati, agar mau membuka hatinya padaku, dan menerimaku sebagai imam masa depannya.”

Mendengar perkataan Faiq, wajah Marisa menjadi sumringah, “Wah, sekarang ini ibu senang mendengarnya. Kapan kamu kenalin ibu padanya?” Ia yakin kali ini Faiq akan menepati janji dan segera membawakan menantu untuknya.

“Tunggu waktu yang tepat bu.”

Darmawan menatap Faiq dengan serius, “Kalau kamu udah siap berumah tangga, segera akhiri karirmu dari ASN. Ayah harap kamu segera menggantikan posisi ayah sebagai CEO di Horison Corp. Ayah ingin pensiun secepatnya.”

Faiq terpaku. Keinginan ayahnya untuk kali ini belum bisa ia penuhi. Perusahaan ayahnya memiliki beberapa cabang usaha, meliputi  importir mobil mewah, galangan kapal dan perhotelan, sedangkan  ibunya merupakan pengusaha berlian yang cukup terkenal. Ia lebih nyaman menjadi ASN dan berkarier sebagai hakim di Pengadilan Agama. Ia tidak ingin terjebak di dunia usaha yang persaingannya begitu tinggi. Sikut kiri kanan, demi melanggengkan usaha agar tetap bertahan di dunia bisnis yang sangat kejam.

“Tak selamanya ayah mempercayakan perusahaan pada orang lain. Semua adalah milikmu. Kamu tidak bisa menolaknya.”

“Apa yang ayahmu katakan ada benarnya. Mulailah berpikir lebih dewasa.” Marisa mengusap tangan putra kesayangannya. “Kami semakin tua, rumah ini terlalu besar, ibu ingin kamu segera menikah, dan memenuhi rumah ini dengan cucu-cucu yang banyak darimu. Jadi, cobalah untuk mencari pasangan yang tetap dan segera bawa ke rumah ini.”

Faiq terdiam mendengar ucapan Marisa. Bayangan Hani sekelebat melintas di depannya, membuat Faiq tersenyum sekilas.  Marisa dan Darmawan saling berpandangan melihat tingkah putra semata wayang mereka seperti orang yang sedang jatuh cinta.

“Besok kita akan makan siang bersama keluarga besar Santoso.”  Perkataan Darmawan membuat Faiq terpaku. “Ini tidak ada kaitan dengan perjodohanmu. Siapapun yang kamu pilih, ayah yakin itu yang terbaik.  Makan siang besok hanya untuk menghargai undangan Santoso sebagai teman baik ayah.”

Faiq mengangguk menyetujui. “Baiklah. Jam berapa dan dimana kita akan bertemu?” Ia mulai melirik jam di pergelangan tangannya. Keasyikan ngobrol ternyata hari sudah menunjukkan pukul 10 malam. Faiq mulai menguap menahan kantuk.

“Restoran Pasola.” Darmawan menyebutkan dengan gamblang. “Jam 12 sudah di tempat. Ayah tidak ingin kamu datang terlambat. Kita harus menghargai undangan dari Santoso, walaupun masalah perjodohan itu bukan prioritas kita untuk ke sana.”

Faiq mengingat itu adalah restoran mewah, dan ia yakin yang mengundang mereka makan siang pastilah bukan pengusaha kaleng-kaleng. Ia menggeleng-gelengkan kepala, orang kaya memang hobby membuang duit.  Padahal makan itu intinya kenyang, dan Faiq tak pernah memilih untuk makan di tempat tertentu.

Jam 12 kurang 10 menit Faiq sudah meluncur di tempat yang sudah dijanjikan. Ia melihat ayah dan ibunya sudah berada di kursi jamuan makan. Faiq segera menghampiri mereka. Sepasang suami istri yang sebaya dengan kedua orang tuanya memandang Faiq dengan wajah kagum. Di sana ia juga melihat seorang perempuan cantik yang berpakaian cukup berani yang memandangnya tanpa berkedip.

“Nak Faiq, sudah lama tidak ketemu.” Santoso menjabat tangan Faiq dengan senyum lebarnya. Ia tampak mengagumi sosok pemuda di depannya. Dan keinginannya untuk berbesan dengan Darmawan sangat besar, karena ia tahu pemuda di depannya sangat alim dan paham akan agama. Ia ingin merubah putrinya yang liar menjadi lebih baik.

“Selamat siang, om.” Sapa Faiq sopan. Ia menjabat tangan Santoso dan pada  Fani  istri Santoso hanya menangkupkan kedua tangan, karena ia menghindari  berjabatan tangan dengan lawan jenis.

“Ini kenalkan Sonia. Putri tunggal om.” Santoso mengalihkan pandangannya pada putrinya yang mengulurkan tangan, yang dibalas Faiq dengan menangkupkan kedua tangannya ke dada. Ia hanya sekilas memandang wajah cantik perempuan di depannya.

“Wah, lelaki ini, sok jual mahal.” batin Sonia kesal. Tapi ia berusaha menutup kekesalannya dengan senyum tipis di bibir merahnya. “Jangan panggil aku Sonia, jika tidak mampu menaklukkan lelaki sepertimu…” batinnya di dalam hati. Ia sudah bertekad untuk merebut hati Faiq. Apalagi mendengar cerita papanya bahwa Faiq bakal menjadi penerus  Darmawan dalam memimpin perusahaan mereka yang bergerak di beberapa usaha.

“Kita akan menikmati hidangan terbaik di restoran ini, karena sudah lama kita tidak makan siang bersama.” Ujar Santoso begitu pelayan mulai menyiapkan beberapa  hidangan utama restoran. Akhirnya beberapa menu istimewa yang menggugah selera sudah tertata dengan apik di meja. Semua makanan memenuhi meja perjamuan.

“Papa…” suara kenes tiba-tiba mengejutkan semua yang sedang mengobrol ringan sebelum menikmati hidangan. Dan seorang balita mungil tiba-tiba bergayut di betis Faiq, membuatnya membatalkan mengambil minuman yang sudah terhidang di depannya.

“Dedek Sasya…” tanpa menghiraukan tatap penuh tanya dari mereka, Faiq mendudukkan Hasya di pangkuannya. Semuanya memandang Faiq dan gadis mungil itu penuh tanda tanya. Faiq mencium Hasya dengan penuh kasih sayang.

“Kamu telah membohongi kami, tuan Darmawan. Ternyata putramu telah memiliki seorang anak.” Santoso  kesal melihat kejadian di depannya. Dengan cepat ia mengajak istri dan anaknya pergi dari restoran itu.

Tatapan Darmawan dan Marisa seperti membunuh pada Faiq. Walau sebenarnya mereka turut gemas memandang si mungil yang imut dan cantik yang bermanja pada Faiq.

“Apa dia putrimu? Papa tidak menyangka menyekolahkanmu ke jurusan Agama tapi kenyataannya telah mengecewakan kami.” Darmawan menatap Faiq dengan tajam. “Harusnya kamu bertanggung jawab sedari awal…”

“Mama dan papa sudah salah paham.” Faiq ingin menjelaskan kejadian sebenarnya, melihat wajah ayahnya sudah merah padam menahan marah, sementara Marisa masih mengurut dada yang terasa sesak tiba-tiba.

“Dedek…” Gigi dan Fery terkejut melihat Hasya yang duduk anteng di pangkuan Faiq yang masih bersitegang   dengan kedua orang tuanya.

“Maafkan putri kami.” Fery membungkukkan badan memberi hormat pada kedua orang tua Faiq yang kini terpana tak percaya. “Perkenalkan saya Fery dan ini istri saya Regina…”

Darmawan menerima jabat tangan Fery dan Regina. Kekhawatirannya langsung pudar setelah mendengar perkataan Regina. Ia pun jadi tertarik memandang Hasya yang begitu polos dan menggemaskan dengan tingkah lakunya membuat orang bahagia dengan keberadaannya. Kini ia ikut  senang melihat keimutan Hasya.

Mereka saling memperkenalkan diri dalam keakraban. Kehadiran Hasya benar-benar membuat suasana menjadi segar. Obrolan ringan yang diisi dengan tawa mengiringi kebersamaan mereka.

“Mari kita makan siang bersama.” akhirnya Darmawan menawari mereka makan siang karena menu yang terhidang sangat banyak.

“Benar. Sayang menu sebanyak ini tidak dihabiskan.” Timpal Marisa.

Fery memandang Regina, “Kami masih menunggu klien, kami.” Ujar Fery. Kebetulan hari ini ia dan Aditama mulai merencanakan pembahasan sewa gedung yang dimiliki Aditama yang akan digunakan Fery untuk membuka usaha kontraktornya.

“Nggak apa-apa. Nanti kalau mereka datang, kita undang sekalian.” Tukas Darmawan cepat. Rasa lapar mulai menyerangnya.

Mata Marisa menatap tajam pada pintu masuk. Ia mengenal perempuan setengah baya yang masih cantik dan segar berjalan diiringi sepasang suami istri yang masih muda. Tanpa berpikir panjang Marisa memanggilnya.

“Jeng Linda…” Marisa menyapa mereka dengan sopan. Ia mempersilahkan ketiganya mengisi kursi kosong yang berada di depannya.

Linda yang datang bersama Adi dan Helen segera menghampiri mereka. “Wah, jeng Marisa udah lama nggak ketemu.” Mereka berdua ber-cipika cipiki sambil tertawa riang. Keduanya  adalah teman SMA.

Darmawan mengenal sahabat istrinya itu. “Mari silakan mbak Linda, kita menikmati makan siang bersama. Kebetulan kami juga mengundang  kenalan baru kami.”

“Oh ya, saya lupa mengenalkan putra saya Aditama dan menantu saya.” Ujar Linda dengan bangga.

Marisa tersenyum membalas Linda, “Wah, kamu beruntung sekali sudah memiliki menantu. Faiq, apa kamu lupa sama Tama kakak tingkatmu di ITB. Lihat istrinya sedang hamil, entah kapan mama akan memiliki menantu…” Marisa mulai memanasi putranya.

Adi memandang wajah lelaki muda yang kini berdiri dihadapannya. Ia mulai mengingat kalau itu adalah adik tingkatnya, putra om Darmawan, yang artinya akan menjadi penerus Darmawan. Tetapi selama ini ia tidak pernah melihatnya berkecimpung di usaha ayahnya.

Darmawan menyadari arti tatapan Adi, “Faiq ini memang bandel. Om sudah berharap agar ia segera meneruskan perusahaan, tetapi ia masih di zona nyaman sebagai ASN.” Tutur Darmawan kepada ketiganya.

Faiq mengulurkan tangan menyambut uluran tangan Aditama. Ia terkejut melihat kemiripan pria itu dengan si mungil yang berpindah duduk di sampingnya. “Apakah lelaki ini papanya Hasya yang tidak mengakui keberadaannya?” Ia mengingat sejenak, “Benar. Namanya Aditama.” Batin Faiq. Ia merasa kesal dan marah, tapi perasaan itu berusaha ia sembunyikan. Ia tidak terlalu mengenalnya.

“Wah, nampaknya sedang ada perjamuan.” Linda menatap menu hidangan istimewa yang belum tersentuh sama sekali.

“Anggap saja reunian,” sela Darmawan cepat. “Ayo tuan Fery, mari kita menikmati hidangan yang tersedia.”

Gigi membalas tatapan Fery sambil mengangguk. Keduanya segera duduk di samping Faiq yang masih asyik melayani Hasya yang sedang berceloteh.

Mata Linda terpaku melihat gadis mungil yang sedang bermain bersama Faiq. Dadanya berdetak. Wajah itu, “Apa anak ini cucumu Marisa?” tanya Linda penuh rasa keingintahuan. Matanya tak lepas mengamati tingkah laku Hasya yang bercanda dengan Faiq dengan suara cadelnya, membuat siapa pun yang memandangnya menjadi gemes pengen cium.

“Kalau benar, tentu sangat menyenangkan. Sayangnya Faiq masih betah melajang.” Jawab Marisa lugas sambil menyindir putranya.

“Belum ketemu yang tulus, yang cantik banyak.” Sela Faiq cepat.

Gigi dan Fery saling melempar senyum penuh makna mendengar perkataan Faiq. Keduanya sangat mengagumi kepribadian Faiq, yang sampai saat ini belum kelihatan cacat di mata mereka.

Linda mengarahkan tatapannya pada Fery dan Gigi yang sedari tadi hanya terdiam mendengar perbincangan mereka.

“Mereka adalah orang tua bocah cantik ini.” Adi menjelaskan pada mamanya, “Namanya Fery. Dia teman kuliahku di Singapura. Dia bergerak di bidang kontraktor alat berat. Sekarang kami akan bekerja sama, karena Fery ingin menyewa gedung di jalan  Thamrin  untuk membuka usaha  kontraktornya.”

Linda tak percaya mendengar perkataan Adi. Sedikitpun ia tak melihat kemiripan keduanya pada gadis kecil itu. Ia mengalihkan tatapan pada Adi. “Astaga…” Ia memegang jantungnya yang berdetak cepat secara tiba-tiba. Gadis kecil itu mirip Adi, hanya matanya yang beda, tapi secara keseluruhan replika Adi saat kecil tergambar di wajah mungil itu, rambut ikalnya sama persis saat masa kecil Adi rambutnya dibiarkan gondrong dan kriwil di usia 3 tahun.

 

 

1
Khairul Azam
bener bener ini novel otornya sok baik. anak dihina begitu diem aja gak ada pembelaan. baik sih boleh tapi harus tau mana yg perlu dibaiki dan mana yg nggak patut untuk dibaiki.
Khairul Azam
ini ni yg gak aku suka dinovel ini, ara gak pernah balas ucapan kasar dr orang yg sudah kasar sama dia. baik boleh tp klo sudah ngomkng kasar balas lah.
Khairul Azam
semua bilang bersatu bersatu trs klo mereka mengalami apa yg dirasaakan ara masih kah mereka bilang bersatu.
Khairul Azam
aku pun jg gak ada simpati sama sekali sama ivan.
Khairul Azam
emang bener sih ivan terlalu meremehkan ara. coba kalo anaknya bryan gak ninggak gak mungkin dia nyari ara.
Khairul Azam
orang pokigami itu pada dasarnya gak ada yg bahagia, yg bilang ikhlas ikhal dipoligami itu hanya sekedar menghibur diri nya sendiri, banyak yg tau agama yg poligami bilang adil dan khlas itu bohong mereka laki lakinya hanya memuaskan nafsunya saja memanjakan slangkangan mereka aja..
Khairul Azam
menjijikan mau balikan manusia manusia sampah
Khairul Azam
menjijikan ivan
Marni Marni
màsa lalu ivan mungkin buruk, tp jujur melihat kesungguhan dan penyesalan ivan saya lbh suka rara kembali sama ivan, biarkan anak" nya mendapatkan kasih sayang dr ayah kandungnya, setiap manusia bs berubah utk menjadi lbh baik
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih sudah di ijinin baca Marathon TAMAT MBAK Author, semoga kita semua selalu di beri sehat, Aamiin 🤲
Bundanya Pandu Pharamadina
Masya Allah semoga apa yg di harapkan terqobul Ivan Khaira
Bundanya Pandu Pharamadina
adik kakak ipar rukun harmonis
❤❤❤❤
almarhum Adi, Tariq ,Hani ,pastinya bahagia
Bundanya Pandu Pharamadina
Khaira... ayo semangat dan jemput kebahagiaan mu(Khaira)
Bundanya Pandu Pharamadina
sehidup semati.
❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Andai dan andai terus Fariq, lenggah dan mudah tertipu mah iya jadi suami
Bundanya Pandu Pharamadina
Alhamdulillah Faiq sadar
Bundanya Pandu Pharamadina
Hani kamu juga harus tegas dan bila perlu ulat bulunya tumpas pakai sianida, Faiq bikin mak mak pengen ngetok pake palu biar sadar di Faiq
Bundanya Pandu Pharamadina
yg tegas dong lakinya, jangan ya ya aja
Bundanya Pandu Pharamadina
Aamiin🤲
Bundanya Pandu Pharamadina
Bapak mertua yg baik dermawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!