Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 : NOMINAL OH NOMINAL
Melihat gerakan itu, Wilna dan Melati segera berdiri seraya pamit undur diri keluar dari ruangan itu. Jika sudah mendengar dua kakak beradik itu ngobrol mulai ke arah pribadi, mereka paham dan memilih tidak ingin ikut campur di dalamnya.
"Ga gitu, kali aja kamu mau liat Anin secara langsung." Ucap Melisa melanjutkan obrolannya tentang Anin.
"Pernah Kak, kami sering berpapasan di lantai dasar, dianya aja yang ga kenal aku." Jawab Emil sambil merapikan kemejanya
"Oh ya... gimana manis kan. Sepertinya dia anak yang baik. Kali aja dia bisa mengakhiri masa lajang mu. Kamu sudah 27 lho Mil." Ujar Melisa semangat.
" Hmmm...kan."
"Trus, foto bekal makan siang tadi yang ku kirim di WAG. Itu masakannya, enak banget deh masakannya." Lanjut Melisa. Yang tidak di tanggapi oleh adiknya itu.
"Kakak pulang sama siapa?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan. Emil selalu begitu, tidak pernah bersemangat jika yang di bicarakan adalah tentang pasangan hidup.
"Sebentar lagi Mas Jordan jemput Kakak Mil." Jawab Melisa.
"Baiklah, ayo kita bareng ke bawah." Ajak Emil.
Dan terlihat mereka pun berjalan beriringan memasuki lift menuju lantai dasar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Melisa dan Emil memang tinggal dalam satu kota. Tetapi karena Melisa sudah menikah, tentu dia tinggal bersama anak dan suaminya. Dan Emil, setelah menyelesaikan studinya di LN memilih membeli sebuah apartemen untuk tinggal sendiri.
Melisa dan Emil adalah dua bersaudara dari pasangan Felix Simon Aswindra dan Amelia Aletha Kurnia. Mereka adalah pengusaha sukses di bidang garmen.
Yang tinggal dan menetap di Bandung.
Pada masa Melisa dan Emil masih sekolah usaha mereka belum lah semaju sekarang. Berkat kegigihan dan keuletan ayahnya, sehingga lambat laun perekonomian mereka pun meningkat. Di tambah lagi Melisa Kurnia yang menikah dengan rekanan bisnis ayahnya. Yang merupakan anak pengusaha terkaya no 5 di Surabaya, tentu sangat membantu kemajuan bisnis mereka. Karena itulah, kini Melisa dan Emil lebih memilih menetap di Surabaya. Emil bahkan kuliah pun di surabaya, sebelum kemudian ia melanjutkan di LN.
Keesokan harinya,
Anin turun bekerja seperti biasa. Masuk ke ruang desainer magang. Ia kembali berinteraksi dengan Nesha, Haifa, Nani, Milka dan Firda. Mereka nampak bersemangat mendengar cerita dari Anin. Sebab, kemenangannya sudah di ketahui melalui berita terbaru dalam butik mereka itu. Mereka pun minta di traktir makan dengan Anin.
"Ayo lah Nin, nyicip duit kemenangan." Pinta Haifa.
"Duit menang apanya....? Kami yang masuk 10 besar juga bonusnya belum masuk tuh." Jawab Firda yang karyanya juga sempat masuk 10 besar.
"Iya, memang belum biasanya paling lambat 3 hari setelah keputusan pemenang secara sah." Ujar Nesha.
"Udah, kalo mau makan siang. Ga usah tunggu uang bonus. Aku udah siapkan makanan buat kita, semoga cukup deh." Jawab Anin yang lagi-lagi menyiapkan bekal dalam jumlah banyak.
"Wah, asyiiik. Kita ga keluar duit buat makan siang hari ini." Sorak Milka antusias.
"Ayo makan bersama." Ajak Anin. Sambil membuka kotak bekalnya.
Hari ini menu makanan Anin adalah Asam manis ikan Nila, terong balado dan tumis daun pepaya juga puding pepaya sebagai menu penutupnya.
"Waaah... menu lengkap banget ini, kamu desainer atau koki sih Anin..?" canda Milka.
"Koki apaan? Ini menu makan sederhana saja kok." Jawab Anin merendah.
"Sederhana apaan, ini sempurna. Aku ga suka masak Nin." Ucap Firda.
"Aku ga ada pilihan suka masak atau tidak. Sejak SMP aku sudah tidak punya ibu. Jadi aku harus mandiri. Sedangkan, jika harus beli makanan jadi, tentu lebih mahal." Jawab Anin.
"Ih... sumpah. Ini enak Nin, beneran!!" Ujar Milka sambil mengunyah makanannya.
"Sebenarnya kemarin aku juga mau makan bareng kalian, tetapi aku ga sempat ke sini. Jadi, aku makannya di ruang jahit sama Bu Melisa dan Kak Melati " Cerita Anin pada mereka.
"What...?? Kamu makan bareng bu Direktur begini? Kaya kita sekarang maksudmu?" tanya Firda.
"Iya, karena kemaren mereka sedang mantau pekerjaanku. Lalu mau mengajak aku makan di kantin. Tapi aku tolak, Karena aku sudah bawa bekal. Ternyata, Bu Melisa malah tertarik makan bekalku." Kenang Anin sambil tersenyum.
"Aku rasa, kamu ga bakalan lama kerja di ruangan ini Nin." Ujar Nesha
"Lho.. memangnya kenapa?" tanya Anin dengan raut wajah sedih.
"Kamu bakalan pindah jadi desainer tetap deh kayaknya." Jawab Nesha lagi
"Ah, Nesha. Bisa aja, menghiburku." Ucap Anin sambil membersihkan sisa kotoran di area mulutnya setelah selesai makan.
"Anin, terima kasih makan siangnya ya. Jika tidak repot sering sering saja, masakan mu enak banget deh. TOP dah." Ujar Milka
"Iya, sama - sama" Jawab Anin.
Tidak lama berselang, mereka tampak sudah kembali ke meja kerjanya masing - masing.
Drreet...drreet
Notifikasi di HP Anin berbunyi
Rupanya itu tanda SMS bankingnya.
Segera Anin membuka, lalu membaca isinya. Sekejap mata Anin melotot, dan reflek tangannya membungkam mulutnya sendiri. Tertera nominal uang 10jt masuk dalam rekeningnya. Anin bingung, namun tidak ingin menampakkan nya pada teman yang ada di ruangan itu. Kemudian, Anin mendapat chat dari Wilna. Memintanya segera ke ruangan direktur.
Setelah pamit keluar pada Nesha dan yang lainnya. Anin segera menuju ruangan bu Melisa.
"Selamat siang." Sapa Anin ramah pada Wilna.
"Oh... siang Anin. Ayo, masuk." Ajak Wilna pada Anin seraya membuka pintu dan mereka memasuki ruang Bu Melisa.
"Hai, Anin. Sudah dapat notifikasi bonus mu?" tanya Bu Melisa.
"Iya, sudah Bu. Tetapi mengapa banyak sekali?" tanya Anin bingung.
"Berikut rinciannya Anin. Kedua karyamu kan masuk 5 besar bonusnya masing masing 1 jt. Jadi totalnya 2jt. Lalu, menjadi pemenang bonusnya 2jt. Jadi, 4 jt dong. Lalu, dapat bonus dari Bu direktur 1 jt. Sehingga kamu dapat 5jt." Terang Wilna.
"Lalu, 5 jt nya lagi?" tanya Anin.
"Itu, bonus spesial dari pak CEO. Ia sangat puas dengan hasil mu. Bajunya sangat pas di badannya, selain itu kamu tepat waktu. Yaitu kamu serahkan di hari senin." Jelas Bu Melisa.
"Alhamdullilah, terima kasih Bu, terima kasih." Ucap Anin kegirangan.
"Iya, jangan kendor ya Anin. Tetap semangat. Jangan lupa, kamu masih magang di sini. Berjuanglah untuk menjadi desainer tetap." Ujar Bu Melisa lagi.
"Iya, siap Bu. Saya akan terus memberikan yang terbaik." Jawab Anin.
"Ini kontrak karyamu, yang akan kita jadikan produk berlebel Butik MJ. Silahkan pelajari dulu. Jika setuju, kita siapkan semuanya. Maka karyamu akan di lempar ke pasaran." Melisa masih menjelaskan sambil menyodorkan map berisi perjanjian kontrak.
Lagi, Anin melotot. Seakan tak percaya, dengan nominal yang tertera dalam perjanjian itu.
"Silahkan di bawa pulang, jika kamu ingin pelajari terlebih dahulu." Ujar Melisa lagi.
"Tidak. Saya rasa tidak perlu. Saya menyetujui semua yang ada dalam perjanjian ini, Bu." Ucap Anin yakin.
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak