Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Malam itu Khasanah pulang bersama Abdi , seharian keduanya pergi ke butik untuk membeli gaun untuk pernikahan dan MUA ternama untuk merias mereka berdua agar terlihat sempurna .
"Terimakasih sudah mengantar sampai rumah ," kata Khasanah masuk ke dalam rumah tanpa mengajak Abdi .
Abdi melihat kecanggungan Khasanah terhadapnya membuatnya tidak nyaman , Abdi memberanikan diri masuk tanpa disuruh lalu duduk dengan santai .
Khasanah tercengang melihat sikap Abdi yang kurang sopan karena tidak minta ijin pada pemilik rumah . Khasanah duduk di sebrang Abdi menatap aneh .
"Kenapa kamu tidak pulang ?" tanya Khasanah mengerutkan dahi .
" Memangnya kenapa kalau aku tidak pulang ini bakal jadi rumahku juga kan ! " tekan Abdi dengan nada santai namun sempat membuat Khasanah kikuk .
"Tapi tidak sekarang juga kali ," sahut Khasanah sewot .
Abdi tersenyum melihat wajah Khasanah , ia merubah posisi duduknya mendekatkan wajahnya pada Khasanah .
"Mulai sekarang kamu tidak boleh jalan sama cowok mana pun kecuali sama aku , titik ," ucap Abdi lalu menyandarkan punggungnya di kursi .
Khasanah menarik napas lalu menghembuskan dengan pelan . Belum juga jadi suami sudah mengekang bagaimana kalau sudah jadi suami pikir Khasanah .
"Sudah malam tidak baik seorang pria bertamu lama-lama di rumah seorang perempuan pamali ," ucap Khasanah .
Abdi tertawa mendengarnya , ia tidak berpikir jauh tentang hal seperti itu . Yang ia lakukan adalah ingin berdekatan dengan Khasanah .
"Kamu pikir kita pacaran seperti anak ABG di luaran sana , sayang . Kita sudah tahap lamaran itu berarti sudah saling mengikat , tidak ada salahnya aku ke rumahmu ," Abdi mengingatkan Khasanah tentang hubungan mereka .
"Aku tahu dan aku ngerti apa maksudmu tapi yang namanya seorang lelaki meskipun sudah lamaran itu tidak boleh bertamu apalagi sampai menginap jelas di larang oleh agama ," jelas Khasanah .
" Baiklah aku akan pulang , tidak usah berceramah di depanku karena aku menganggap angin lalu, " sahutnya sambil beranjak dari tempat duduknya .
Khasanah bernapas lega karena Abdi akhirnya pulang meskipun ia tahu kalau Abdi tidak terima . Khasanah hanya menghindari fitnah agar tidak cepat menyebar .
"Oke aku pulang jangan lupa kalau ponselmu berbunyi ada tulisan my love harus cepat di angkat karena penting ," ucap Abdi masuk ke dalam mobil kemudian meninggalkan rumah Khasanah .
Khasanah melongo mendengar perkataan Abdi seperti orang pertama jatuh cinta . Tidak menyangka jika Abdi akan bertingkah terlalu jauh . Apakah memang dia bersikap seperti ini pada perempuan batin Khasanah .
”Khasanah Tante pulang dulu , maaf Tante tidak bisa menginap soalnya besok pagi-pagi sekali Tante harus pergi ada acara , " kata Listya keluar dan menyalakan motornya .
"Iya tante tidak apa-apa kok . Hati-hati di jalan ,"jawab Khasanah .
Listya melajukan motornya meninggalkan rumah Khasanah . Khasanah menutup pintu tidak lupa menguncinya lalu ia masuk ke dalam kamar .
Ponsel Khasanah berdering terlihat di layar sebuah nama My love memanggil . Ia mengangkat dengan terpaksa .
"Iya , ada apa ?" tanya Khasanah dengan nada ketus .
Khasanah belum terbiasa mendengar suara pria diteleponnya merasa aneh . Dalam hatinya kenapa menelpon padahal seharian sudah ketemu dan pergi berdua .
"Aku kangen sama kamu , memangnya tidak boleh ?" tanya Abdi di seberang .
Khasanah terkejut mendengarnya , ingin tertawa takut Abdi tersinggung , ia pun menahannya .
"Kamu tuh ya aneh banget , kita sudah seharian pergi berdua masa kangen , memang aneh ," sahut Khasanah sambil menggelengkan kepala .
"Memangnya gak boleh kangen sama calon istri ," Abdi dengan suara ngambek . Ia ingin mendapat perhatian dari khasanah .
" Aku ngantuk mau tidur ,maaf aku harus tidur karena tidak terbiasa melek sampai larut malam ," Khasanah mengakhiri panggilan karena memang sudah merasa ngantuk sekali sampai menguap .
"Baiklah kalau begitu istirahatlah agar besok bisa kerja lagi ," Abdi mematikan panggilannya sepihak .
Khasanah merasa bersalah tapi ia tidak mau menanggapi panggilan yang tidak penting apalagi basa basi pada pria yang akan membuatnya tidak nyaman .
Menjelang dini hari Khasanah terbiasa bangun , ia menjalankan kewajiban shalat sunah dan melakukan aktifitas rumah . ketika waktu menunjukkan pukul enam ia bergegas menuju toko .
Saat di perjalanan ia di hadang beberapa orang preman . Karena suasana masih sepi preman itu menggunakan kesempatan dengan baik .
"Turun lo , berikan uangmu atau aku paksa untuk turun , ” bentak preman berkaos putih .
Khasanah seperti mengenal salah satu preman hanya tersenyum licik . Ia tidak turun menunggu apa yang akan di lakukan para preman itu .
"Aku tidak bawa uang , adanya daun memangnya mau ? ' balasnya menatap satu per satu preman didepannya .
Preman itu tidak percaya mendekati Khasanah lalu menyerang dengan tiba-tiba. Khasanah yang belum siap namun ia cukup tahu kalau preman itu akan menyerang .
Perkelahian di pagi hari pun terjadi . Khasanah di buat kuwalahan menghadapi lima preman . Ia mendapat pukulan di punggung dan tangannya namun tidak sampai jatuh .
Seorang pria dengan senyum bangga melihat Khasanah melawan lima preman diam di atas motor terus memperhatikan . Saat salah satu preman menggoreskan sebilah pisau di lengan Khasanah ia langsung berlari dan menghajar preman yng melukai Khasanah .
Khasanah belum menyadari kedatangan seseorang membantunya . Ia masih fokus menghajar preman dengan caranya sendiri dan akhirnya para preman jatuh tersungkur dengan luka lebam dan mengeluarkan darah di area mulut mereka .
Sedangkan Khasanah hanya mendapat goresan luka di lengannya sehingga pakaiannya sobek sehingga kulitnya terlihat . Ia langsung mengambil kain di dasbord motor dan menutupi lukanya .
Seorang pria tak lain adalah Yusuf membantunya mengikat kain tersebut dengan sempurna .
" Maaf lancang biar ku bantu kamu tidak bisa mengikat sendiri ," katanya tanpa sengaja melihat kulit putih Khasanah di balik lukanya .
"Terimakasih, kamu mau kemana sepagi ini ?" tanya Khasanah setelah selesai di bantu sambil berjalan ke arah motor dan menyalakannya .
"Aku mau berangkat kerja dan aku sudah terbiasa di jam segini menghindari kemacetan panjang ," jawabnya tersenyum tipis .
" Kalau begitu aku duluan ya ," sahut Khasanah berlalu meninggalkan Yusuf .
Yusuf memperhatikan tingkah Khasanah yang seolah menjaga jarak membuatnya tertawa kecil mengingat Abdi mengancamnya .
"Kalian memang lucu sekali persisi seperti pasangan bucin ," Yusuf menggelengkan kepala berjalan menuju motornya lalu menyalakan mesinnya dan melanjutkan perjalanan menuju tempat kerjanya .
Beberapa menit kemudian mobil polisi datang menangkap para preman setelah mendapat laporan dari seseorang lalu membawa preman tersebut ke kantor polisi .
Khasanah sampai di toko langsung pergi ke ruangannya membersihkan lukanya dan mengganti pakaiannya.
Lidya melihat Khasanah masuk ke dalam toko sambil berlari merasa curiga , ia mengikuti sampai masuk terkejut melihat Khasanah .
"Khasanah . Apa yang terjadi sama kamu kenapa ada luka di lenganmu ? ' Lidya melihat ada luka di lengan Khasanah , Ia membantu mengobatinya .