Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Sang Mantan
"Aku menurut karena tanpa aku perlu ingin seperti ini atau itu... kamu pria penuh inisiatif."
"Artinya, aku berhasil mengendalikan perhatianmu seutuhnya, dan dalam misi liburan ini, di mana kita harus kembali dengan berita yang meyakinkan Diego... Kau siap menerima inisiatifku untuk minggu ini, Nyonya Reyes?"
Laura tertawa kecil. "Baiklah, kita baru sampai setelah perjalan sore dari Madrid, kita makan malam di rooftop, restoran Palazzo Manfredi." Laura membuka kopernya untuk mencari dress.
Di meja makan restorant rooftop Palazzo Manfredi, Laura duduk dengan anggun, backless dress merah dengan flowy di atas paha memeluknya sempurna, Pablo mengenakan kaos putih polos yang dibalut oleh blazzer kasual warna abu-abu.
"Kamu pernah ke Italia sebelumnya, Laura?." Tanya Pablo sedikit penasaran, sebagai pornstar tentu itu biasa, uang mereka banyak.
Ia tersenyum tipis, senyum yang menunjukkan ia menerima fakta pahit masa lalunya tetapi menolak untuk malu.
"Tentu saja, Pablo. Beberapa kali," suaranya tenang. "Aku pernah di Florence dan Venesia. Italia selalu menjadi tempat yang bagus untuk melarikan diri."
Laura meletakkan gelasnya, tatapannya kini menantang.
"Tapi kunjunganku yang dulu, tidak pernah senyaman ini. Bepergian dengan pesawat pribadi, suite mewah yang menghadap ke Colosseum, dan ditemani suamiku" Ia menjeda, mengamati reaksi Pablo. "Sensasinya berbeda, Pablo. Jauh lebih... nyaman."
Pablo tersenyum tipis, ada rasa canggung lalu dia mengalihkan pembicaraan lain. "Boleh aku tahu, ini sedikit pribadi soal masa lalumu.." Laura mengangguk tipis, jarang Pablo meminta ijin untuk bertanya.
"Apa yang membuatmu terjun ke industri film dewasa di usia 19 dan akhirnya pindah ke Amerika dan terakhir membawamu pulang, kau berada di Mexico utara tempat para kartel."
"Kau sangat berbeda dengan Jullia yang lebih memilih jalur aman dengan meraih beasiswa pendidikan."
"Kau meminta izin, Pablo? Itu kemajuan yang menarik,"
"Aku hanya gadis muda yang ingin melepaskan kemiskinan dengan cara instant, tanpa ingin belajar. Aku berveda dengan Julia Rivas. Mengenai Mexico Utara... itu bukan lagi pelarian, Pablo. Itu adalah pertaruhan yang sangat besar untuk memastikan aku tidak kembali ke Madrid dalam keadaan lemah. Itu adalah caraku mencari perlindungan yang ekstrem, dan secara kebetulan, itu yang membawaku langsung ke dalam klausul pernikahan ini."
Ia memiringkan kepalanya sedikit. "Jadi, kami berdua, aku dan Julia, pada dasarnya hanya mencari perlindungan. Hanya saja, metode kami berbeda. Aku selalu memilih metode yang lebih cepat, lebih berbahaya, dan... lebih menguntungkan untuk diriku sendiri."
"Lalu, apakah terkadang kau merindukan masa lalumu saat di Amerika atau Mexico?."
"Jujur saja, Pablo. Mengendalikan banyak pria asing yang membayar untuk hasrat mereka itu membosankan dan melelahkan. Mengendalikan satu-satunya Chief of Staff paling kaku di Madrid, di tengah-tengah misi pernikahan sandiwara ini... itu jauh lebih menarik."
Pablo tertawa dan menggeleng oleh sikap blak-blakan istrinya.
"Kau tahu, kurasa kau memang sedikit gila."
"Aku gila? Ah tapi ingat, wanita gila ini yang kau tiduri hampir setiap malam tanpa libur. Bahkan ketika aku sedang "bleeding" kau ingin menyentuhku.. dan aku, selalu punya cara melayani hasratmu yang tinggi dengan cara lain tanpa senggama."
Tawa Pablo menghilang secepat kilat. Laura telah memukul tepat di inti argumennya: bahwa hasrat fisik Pablo kepadanya begitu kuat sehingga melampaui logika profesionalnya, bahkan melampaui batasan alami.
Ia tidak mengelak.
"Kau melayani, karena itu adalah klausa tak tertulis dari pernikahan ini: memastikan aku dalam kondisi mental dan fisik terbaik untuk mengurus perusahaan Diego," koreksi Pablo, berusaha memagari perasaannya dengan logika, Laura tersenyum simpul bagaimana Pablo selalu punya cara untuk bersilat lidah.
"Dan mengenai frekuensinya... itu adalah bagiam dari manajemen stres yang kucari. Energi yang kukeluarkan untuk mengurus miliaran Euro setiap hari memerlukan pelepasan yang teratur. Kau adalah katup pelepas yang efektif."
Ia bersandar, menatap Laura yang tampak anggun dan provokatif dalam balutan gaun merah itu.
Pablo tersenyum.
"Namun malam ini, Laura, kita di Roma. Kita diwajibkan oleh Diego untuk kembali dengan cerita yang meyakinkan dunia tentang cinta sejati."
Pablo meletakkan serbet di samping piringnya, memberi isyarat bahwa makan malam berakhir. "Ayo. Aku tidak suka menunda pelaksanaannya."
"Aku bosan kau selalu menjadikan kakak iparku dan klausul itu sebagai tamengmu, padahal sebenarnya kau benar-benar menginginkanku."
Saat Pablo hendak bicara, Laura menempelkan jari telunjuknya dengan kuku peach yang lentik dan dihiasi cincin emas putih ke bibir Pablo.
"Hentikan. Jangan bicara jika hanya berisi sangkalan. Ayo kita ke kamar; besok kita harus keluar dan menikmati Roma."
Pablo tersenyum, meraih telapak tangan Laura dan mengecup punggung tangannya. "Baiklah, ayo, mi vida."
Saat di lift turun menuju kamarnya, "aku sedikit pusing, Pablo. Apa karena aku sekarang jarang minum? toleransiku terhadap alkohol tak sekuat dulu." Laura bersandar di pelukan suaminya, "Padahal segelas anggur putih.."
Pablo segera menyesuaikan pegangannya, melingkarkan lengannya di pinggang Laura dengan gerakan posesif sekaligus protektif.
Di mata kamera lift, mereka terlihat seperti pasangan yang mabuk cinta setelah makan malam romantis.
"Itu karena kau hidup lebih disiplin, Nyonya Reyes," Suaranya pelan dan rendah dan sedikit geli.
"Kau terbiasa dengan dosis tinggi; kini tubuhmu merespons setiap tetes anggur. Berarti aku berhasil mengelola pola hidupmu yang sebelumnya tak sehat."
Ia menundukkan kepala, berbicara tepat di dekat telinga Laura yang memerah.
"Kita sudah hampir sampai di kamar. Aku tidak ingin Laura Reyes, istriku, terlihat tidak profesional karena pusing di lift hotel bintang lima."
Lift berdenting, dan pintu mulai terbuka.
"Tahan sebentar,"
Tepat saat keluar (lift), Pablo dan Laura berpapasan dengan seorang wanita.
"Pablo, kau di sini?"
"Sabrine?"
"Siapa wanita ini, Pablo? Kekasihmu? Pantas saja tiga bulan lalu aku menghubungimu untuk ke Mallorca kau tak meresponku."
"Sayang, siapa wanita ini?" tanya Laura, kedua tangannya terkalung erat di leher Pablo, untuk menopang tubuhnya. "Katakan, Pablo. Siapa aku padanya?" Laura menunjuk Sabrine. Sebelum Pablo menjawab.
"Pablo, perutku mual..."
"Tahan, kita akan segera ke kamar."
"Hei! Kau belum memperkenalkan wanita ini?" Cegah Sabrine.
Tepat ketika Pablo hendak mengatakan bahwa Laura adalah istrinya... Laura justru langsung muntah di hadapan Sabrine. Gaun indah Sabrine menjadi kotor.
"Astaga, gaunku." pekik Sabrine.
Pablo menegang, matanya terbelalak melihat kekacauan mendadak di karpet lift. Ekspresinya memancarkan keterkejutan, malu dan kepanikan, kegagalan total dari risk management-nya.
Ia segera mengendalikan emosinya. Ia mengalihkan tatapan tajamnya yang sedingin es dari Laura ke Sabrine.
"Dia adalah Nyonya Reyes. Dan sekarang, kau bisa membawa gaunmu di binatu, menyingkirlah Sabrine. Istriku sedang sakit." Pablo membawa Laura tanpa meminta maaf.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.