NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Visi Masa Lalu.

Ling Yuan tersentak mundur, tubuhnya bergetar hebat. Pedang Kutukan Mao, yang kini tergeletak di tanah gudang yang dingin, masih memancarkan getaran residual dari visi yang baru saja menembus jiwanya. Udara di sekitarnya terasa tebal dan berbau seperti dupa yang terbakar bercampur dengan tembaga—aroma darah lama.

ZZZZTTT! NGIING!

Kepalanya berdenyut, bukan karena rasa sakit fisik, tetapi karena kebenaran yang kejam. Visi itu berulang di benaknya: ruang ritual, tawa Selir Sin yang menggelegar, dan suara yang lebih menusuk daripada bilah pedang—pengakuan bahwa ramalan kehancuran itu adalah kutukan yang sengaja ditanamkan. Ayahnya, Jendral Yong, terikat. Ibunya, Ji Yue, memohon ampun, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk anak di kandungannya.

“Tidak… itu tidak mungkin,” gumam Ling Yuan, tetapi suara Jendral Mao terdengar jelas di benaknya, lebih tajam dari sebelumnya.

“Kau melihatnya, Anakku. Kejahatan yang kau rasakan sejak lahir bukanlah takdir, melainkan rencana jahat yang terperinci. Selir Sin tidak hanya menginginkan kekuasaan klan Yang; dia menginginkan kehancuran total garis keturunanmu, memanipulasi ketakutan Patriark bodoh itu.”

Ling Yuan memejamkan mata, mencoba menolak gambaran Ji Yue yang wajahnya penuh air mata, tetapi kemudian visi itu bergeser. Ia melihat Jendral Yang, kakeknya, berdiri di ambang pintu, menyaksikan pemandangan itu. Jendral Yang tidak berpartisipasi dalam penyiksaan, tetapi ia hanya diam, memilih untuk percaya pada ramalan palsu dan mengorbankan putranya sendiri demi stabilitas klan.

Ketidakpedulian itu jauh lebih buruk daripada pengkhianatan langsung. Itu adalah kelemahan yang meracuni. Jendral Yang telah memilih ketakutan, dan ketakutan itu telah merenggut nyawa Jendral Yong dan Ji Yue, serta membuang Ling Yuan ke jurang Pegunungan Kabut.

DENTUMAN!

Ling Yuan memukul lantai gudang dengan tinjunya, melepaskan gelombang energi kutukan yang terpendam. Urat di lengannya kembali menonjol dengan pola ungu gelap. Namun, kali ini, energi itu tidak liar. Ia terkendali, terikat oleh segel yang baru ia ciptakan. Amarahnya adalah badai, tetapi kehendaknya adalah jangkar.

“Dia memilih untuk percaya kebohongan… dia membiarkan mereka mati…” desis Ling Yuan, suaranya dipenuhi kebencian murni. “Sepuluh tahun saya hidup sebagai anak terkutuk, padahal mereka yang menanamkan kutukan itu.”

Jendral Mao, kini memproyeksikan dirinya sebagai bayangan kabur yang melayang di atas Pedang Kutukan, mengangguk. “Pedang ini menyimpan semua kenangan yang dibuang klan Yang. Aku menyembunyikannya agar suatu hari kau bisa melihat kebenaran ini dan mengubah kebencianmu menjadi kekuatan yang terfokus.”

“Bagaimana dengan Pedang itu sendiri? Apa peran Ayah dan Ibu saya?” tuntut Ling Yuan.

Mao menarik napas spiritual. “Ayahmu, Jendral Yong, mencurigai Selir Sin. Dia dan Ibumu, Ji Yue, menemukan jejak Kitab Seribu Kutukan sebelum Selir Sin. Mereka menyadari Kitab itu adalah kunci untuk mematahkan kutukan yang dipasang, bukan penyebabnya. Mereka mencari Pedang Kutukan ini—warisanku—sebagai pertahanan terakhir.”

Ling Yuan mendekati Pedang Kutukan, mengangkatnya. Kini ia memahami mengapa pedang itu begitu menarik baginya. Pedang itu adalah ikatan terakhir dengan orang tuanya, senjata yang seharusnya mereka gunakan untuk melawannya, tetapi yang akhirnya jatuh ke tangan Mao untuk melindunginya.

“Ji Yue… dia berjuang untuk melindungi saya?” tanya Ling Yuan, suara amarahnya mulai diselingi kesedihan.

“Ya. Kutukan yang ditanamkan Selir Sin saat kau masih janin adalah Kutukan Entropi—dirancang untuk menghisap aura bangsawan Yang-mu dan menjamin kematianmu. Ji Yue menggunakan sisa kekuatannya untuk menetralkannya, itulah mengapa kau selamat, tetapi terbuang. Kekuatanmu, yang kini kau kuasai, adalah hasil dari pengorbanan terakhirnya.”

Visi kedua menyambar, lebih lembut namun lebih menyakitkan. Ling Yuan melihat Ji Yue, sesaat sebelum kematiannya, memancarkan energi ke dalam Pedang Kutukan yang tersembunyi. Energi itu murni, penuh kasih sayang, dan harapan. Energi itu adalah benih kultivasi spiritualnya yang berjuang melawan kutukan selama sepuluh tahun.

Melihat kasih sayang murni itu, air mata Ling Yuan akhirnya menetes, bercampur dengan debu di wajahnya. Ini bukan lagi tentang bertahan hidup. Ini adalah tentang menghormati pengorbanan mereka.

“Mereka tidak mati sia-sia,” kata Ling Yuan, suaranya kini tenang, sedingin es Arktik. Pedang Kutukan di tangannya merespons, memancarkan cahaya ungu gelap yang samar.

“Bukan, mereka tidak sia-sia. Tapi sekarang, kau harus bertindak, Ling Yuan,” desak Mao. “Kebencianmu adalah api, tetapi strategi adalah air. Jika kau menyerang sekarang, kau akan binasa, dan pengorbanan mereka akan sia-sia. Selir Sin telah berakar terlalu dalam di Kota Kekaisaran.”

Ling Yuan menyeka air matanya. Ekspresinya kini berubah, dari anak yang terluka menjadi kultivator yang bertekad. Ia menyalurkan kebencian, mengubahnya menjadi energi yang mengalir melalui segel bayangannya. Aura Pemulung Misterius yang lemah kembali menyelimuti dirinya, menyembunyikan badai Demigod yang mulai terbentuk.

“Strategi,” ulangnya, menguji kata itu di lidahnya. “Saya tidak akan menyerang klan Yang. Saya akan membongkarnya dari dalam. Mereka membuang saya ke jalanan? Maka saya akan menguasai jalanan. Saya akan menggunakan identitas pemulung ini untuk menjadi mata dan telinga di kota Kekaisaran itu sendiri.”

Ia menatap ke arah utara, melampaui tembok gudang. Di sana terbaring Kota Kekaisaran, jantung klan Yang, dan rumah bagi Selir Sin. Ling Yuan tahu bahwa jaringan pengkhianatan itu luas.

“Selir Sin memiliki mata-mata di mana-mana. Jika saya ingin kembali, saya harus merangkai koneksi yang tidak akan pernah ia duga. Saya harus membangun kerajaan dari sampah, dari informasi yang ia abaikan,” kata Ling Yuan, tatapannya kini tajam dan penuh perhitungan.

“Rencana yang cerdas,” puji Mao. “Sepuluh tahun yang kau miliki bukanlah batas waktu kematian, Ling Yuan. Itu adalah batas waktu kemunculanmu. Kau harus mencapai kekuatan Dewa sebelum Kutukan Entropi yang tersisa di darahmu mulai memakan jiwamu sepenuhnya. Kita mulai dengan jaringanmu. Bagaimana seorang pemulung mendapatkan informasi yang tak terjangkau oleh bangsawan?”

Ling Yuan tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak hangat. “Di bawah kemewahan Kota Kekaisaran, ada bayangan. Dan di bayangan itu, ada pasar gelap. Selir Sin mungkin mengendalikan elit, tetapi saya akan mengendalikan sampah dan rahasia yang ia buang. Rencana balas dendam sepuluh tahun dimulai sekarang, Guru Mao. Kami akan menuntut keadilan bagi Jendral Yong dan Ji Yue.”

Ia berdiri tegak, Pedang Kutukan Mao bersandar di bahunya. Ling Yuan, Pemulung Misterius, siap untuk kembali ke jalanan yang keras, membawa kutukan dan penebusan di tangannya.

"Aku akan mengumpulkan sampah yang mereka buang jauh jauh dari kota Kekaisaran. Aku juga akan menjadi bayangan di balik Sekutu yang akan menguasai jalanan yang telah membesarkan aku. Mereka tidak layak untuk hidup bahagia dan penuh kemewahan lagi. Aku akan buat mereka lebih menderita daripada orang orang yang hidup di jalanan yang mereka hina dan abaikan. Mereka akan merasakan apa yang telah aku rasakan selama ini. Mereka juga akan mengalami apa yang telah mereka lakukan pada kedua orang tuaku juga!"

1
Nanik S
Cukup menarik diawal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!