Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 Hadiah Untuk Ibu
...☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️...
...Happy Reading...
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
Saat itu Buk Beli sedang mengajar senyum yang mengembang, ia terlihat bersemangat mengajar.
Gio mengetuk pintu sambil menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap Buk Beli.
"Silakan masuk Gio," kata Buk Beli.
Gio masuk ke dalam kelas itu dan terus menundukkan kepalanya, ia duduk di bangku dan dan mengeluarkan bukunya membuat para siswa dan siswi menjadi bingung, ada apa dengan Gio? Bukannya seharusnya Buk Beli di marahi, tapi kenapa Gio malah terlihat murung.
Alfino tersenyum melihat Gio, di mana ia melihat Gio yang biasanya sombong, tapi hari ini terlihat menciut, ia melihat pipi kanan Gio memerah, seperti ia di tampar lagi sama ayahnya. Pelajaran pun terus berlangsung.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
Saat pulang sekolah, Gio langsung pergi dari kelas secepat mungkin, tapi Buk Beli tak peduli dengan Gio lagi.
Alfino pun melihat kedua teman Gio yang berasal heran dengan siapa temannya itu.
"Hey, kenapa dengan teman kalian?" tanya Alfino sambil tersenyum.
"Ya mana kami tau, sibuk aja pun kau!" ucap teman Gio dengan wajah cemberut.
Alfino mendekat ke arah Soni. "Kalian tahu nggak kalau Gio tadi di tampar ayahnya?" tanya Alfino sambil tersenyum.
Soni sambil mengerut keningnya, tak percaya dengan ucapan Alfino. "Nggak mungkin, kamu pasti bohong kan? Mana mungkin, Gio anak kesayangan di marah oleh papanya. Kamu sengaja kan biar Gio semakin kesal?" tanya Soni menatap Alfino tajam.
"Kamu nggak lihat pipi Gio itu memerah? Kalau bukan di tampar lalu apa? Apa lagi wajah Gio murung dan tidak berbicara sepatah kata pun, itu artinya dia baru saja di marahi. Bayangin, siapa lagi yang berani memarahinya kecuali ayahnya sendiri," ucap Alfino sambil berlalu.
"La la la pa la la 🎼 🎼 🎼," Alfino pergi sambil berdendang.
Soni memegang dagunya sambil berpikir. "Sepertinya benar, Gio pasti di marahi papanya," gumam Soni.
"Oh ya, aku kan dapat laptop, aku tak sabar untuk memainkannya," kata Alfino pulang dalam keadaan bersemangat.
Sebelum pulang, Alfino sengaja mampir di sebuah toko aksesoris, dulunya ia pernah pergi bersama ibunya waktu ia masih SMP, ibunya berhenti di toko tersebut agak lama, ia seperti ingin membeli sesuatu, tapi karena uangnya tidak cukup, ia pun memilih untuk pergi saja.
"Dulu... Kira-kira ibu ingin membeli apa ya? Dari sudut pandang dari sini, ibu seperti melihat sebuah kalung," kata Alfino terus berdiri, kalung apakah itu?
Setelah di perhatian lebih detail lagi, ia melihat sebuah kalung berwarna silver, ada liontin huruf A.
"Mungkinkah Ibu ingin memakai kalung silver itu? Aku punya uang 1 juta, mungkin ini adalah hadiah kecil untuk Ibu karena sudah membesarkan ku dengan kasih sayang," kata Alfino.
Alfino pun mampir di toko tersebut dan melihat luar pintu kaca itu dari luar. "Nama Ibu kan Gamira, jadi aku pilih huruf G dan A kali ya, biar Ibu senang," kata Alfino tersenyum.
Alfino pun membuka pintu kaca itu dan melihat ke arah kalung tersebut, seorang karyawan toko itu menghampiri Alfino yang sangat tertarik dengan kalung tersebut.
"Ada yang bisa say bantu?" tanya Karyawan itu dengan wajah datar.
"Oh ya, saya tertarik dengan kalung silver ini, berapa harganya?" tanya Alfino.
"Oh kalung ini, harganya 300 ribu," kata karyawan itu.
"Ini kalung kira-kira bisa di jual kembali nggak?" tanya Alfino penasaran.
"Bisa, tapi harganya ala di potong dua kali lipat," kata karyawan itu.
"Apa ini Emas?" tanya Alfino lagi.
"Bukan, tapi kalau mau jual lagi, ya harus jual di toko ini, karena semua barang yang ada di sini itu produksi sendiri," kata Karyawan itu.
Alfino mengangguk-angguk, mungkin barang di sini di jual kembali seperti emas, hanya saja harga disini lebih murah di banding emas, jadi orang kalangan rendah bisa berhias sambil menabung meskipun potongan sangat banyak.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
