NovelToon NovelToon
Dear, Please Don'T Buffer In My Heart

Dear, Please Don'T Buffer In My Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Sistem / Cinta Seiring Waktu / Berondong
Popularitas:758
Nilai: 5
Nama Author: Bechahime

Saat hidup dikepung tuntutan nikah, kantor penuh intrik, dan kencan buta yang bikin trauma, Meisya hanya ingin satu hal: jangan di-judge dulu sebelum kenal. Bahkan oleh cowok ganteng yang nuduh dia cabul di perempatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bechahime, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balada Meisya, Mbak-Mbak Normal Di Dunia Paralel (Bagian 1)

Aku tidak ingin hari ini datang. Namun apalah daya. Hari Senin datang seperti tak di undang. Mungkin ini masalah semua pekerja kantoran. Kalau hari Senin udah datang bateri hidupku langsung drop sampai 30 %. Tapi aku masih datang ke kantor dengan niat suci: kerja tenang, tidak terlibat perang sama Natasha, tidak ada barista muncul bawa kopi, tidak ada testing beta dengan karakter yang terlalu mirip denganku.

Tapi hidupku tidak mengenal kata tenang.

Setelah insiden pantry minggu kemaren, suasana kantor mulai terasa… aneh.

Aku menyadarinya pertama kali dari hal kecil: sapaan yang biasanya ramah kini terdengar canggung. Teman-teman yang biasanya menyapaku di pantry sekarang memilih refill air minum di jam berbeda. Bahkan si Gilang dari IT yang biasanya suka nyeletuk receh, tiba-tiba jadi pendiam setiap aku lewat.

Awalnya kupikir mereka sibuk. Sampai Ana—junior dan mata-mata tidak resmi bagian gossip perusahan mengirim pesan lewat chat pribadi.

Ana – Accounting:

“Mbak Meisya, lo hati-hati ya. Natasha mulai ngomong ke beberapa orang. Katanya lo ‘main cantik’ biar di prioritaskan Mas Kenlei di semua proyek. Banyak yang percaya tuh.”

Aku membaca pesan itu pelan, sambil mencoba menyelesaikan laporan mingguan. Tangan tetap mengetik, tapi nafas terasa berat.

Meisya – Accounting:

“Main cantik? Gue bahkan gak sempat main skincare, Na….”

Ana – Accounting:

“Gosipnya udah kemana-mana. Ada yang bilang lo dapet akses langsung ke Pak Bram karena Mas Kenlei kasih rekomendasi personal. Padahal kan… emang lo yang bikin semua laporan itu.”

Rasanya seperti di tuduh menang lomba lari karena sepatu mahal, padahal kenyataannya… aku bahkan lari pakai sandal jepit tetap nyampe duluan.

Jam makan siang, aku sempat melihat dua staff operasional yang biasa ngajak ngobrol, malah berbisik sambil lirak-lirik kearahku.

Lalu satu dari mereka—Intan—berpura-pura sok ramah berkata.

“Mbak Meisya, hebat ya lo. Cepet banget dapet kepercayaan. Gue sih gak seberuntung itu.”

“Bukan soal keberuntungan. Mungkin lo belum pernah ngerasain revisi laporan sampai jam sebelas malam dan dikomen merah semua.” Jawabku di barengi senyum sarkas.

Dia tersenyum juga. Canggung. Lalu pamit buru-buru.

Aku menghela nafas. Geleng-geleng.

‘Ada aja manusia usil’ pikirku dan lanjut makan

Kemudian notifikasi WA muncul di layar HPku.

Felix – GameDev [ 12.45]:

“Ada bug di game yang kemaren, lo bisa bantu gue lagi?”

Aku menatap pesan itu. Lama.

‘Haruskah gue datang lagi? Gue bahkan belum move on dari moment awkward kemaren. Duh.’

Aku mulai mengetik.

Aku [ 12:55]:

“Gue lagi nggak mood…”

Tapi aku hapus

Diam lagi.

‘Mungkin mood gue bisa jadi lebih baik kalo ketemu Felix.’

Aku [ 13:00]:

“Gas kalo ada cemilan.”

Kemudian aku kembali ke kantor. Dan Felix hanya merespon ‘Oke’.

**

Sore harinya sebelum pulang, Mas Kenlei memanggilku ke ruangan. Dia menutup pintu, lalu langsung bicara tanpa basa-basi.

“Saya dengar beberapa orang mulai membicarakan kamu. Isunya…gak sehat.”

Aku menatapnya. Tidak kaget. Hanya lelah.

“Saya tidak melakukan apapun, Mas. Saya kerja sesuai porsi. Tapi ternyata…kerja terlalu kelihatan juga bisa bikin orang silau.”

“Saya tahu kamu tidak bersalah. Tapi saya juga harus jaga kondisi tim. Kerja sama sangat penting untuk mencapai tujuan kita. Dan kalau komunikasi saja sudah kacau, apa menurut kamu kerja sama akan tetap jalan? Kita mungkin harus atur ulang pembagian jobdesk supaya tidak terlihat…. terlalu dekat.”

Itu seperi diampar dua kali. Satu dari Natasha, satu dari system yang tunduk pada opini.

“Baik, Mas. Kalau itu bisa meredam situasi. Tapi saya minta satu hal—jangan tarik saya turun hanya karena saya naiknya kelihatan.”

Setelah keluar dari ruangan Mas Kenlei dengan hati yang masih setengah keriput, aku hendak bersiap-siap pulang dan menuju kantor Felix namun di hentikan oleh notifikasi yang muncul di layar ponselku.

Pak Darwis – Manager Accounting.

“Meisya, ke ruangan saya sekarang. Kita perlu bicara.”

Kupikir mungkin soal laporan mingguan. Tapi saat melihat wajah serius Pak Darwis yang duduk tanpa senyum, aku tahu: ini bukan soal angka. Ini soal nama. Namaku.

Aku duduk. Tidak bicara dulu. Menunggu aba-aba.

“Saya tidak akan bertele-tele, Meisya,” kata Pak Darwis akhirnya, dengan nada pelan tapi berat.

“Saya mendengar kabar yang tidak enak. Mengenai kamu, Natasha, dan… Kenlei.”

Deg.

“Saya tahu kamu orang yang professional. Tapi persepsi orang kadang lebih liar dari pada kenyataan. Kamu tahu itu, kan?”

Aku mengangguk pelan.

“Masalah ini makin ramai. Gosipnya bukan hanya di tim inti saja, tapi sudah merembet ke semua divisi. Bahkan sekretaris Pak Bram sudah mendengar beberapa versi cerita…yang aneh-aneh.”

“Saya tidak tau gossip seperti apa yang menyebar tentang saya, Pak. Tapi yang pasti saya tidak pernah melakukan hal yang bertentangan dengan profesionalitas kerja saya.”

“Saya percaya. Tapi kita bekerja di tempat dimana penilaian bukan cuma soal output, tapi juga citra. Dan saat ini citra kamu sedang goyah karena…urusan yang sebenarnya bukan salah kamu juga.”

Pak Darwis menarik nafas panjang. Ia melipat tangan di atas meja.

“Saya sudah bicara dengan Kenlei. Dan saya ingin dengar langsung dari kamu. Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Natasha?”

Aku menegakkan badan. Saatnya bicara.

“Natasha menyukai Mas Kenlei. Tapi karena saya satu divisi dan memang sering berinteraksi kerja, dia menganggap saya mengganggu jalannya. Saya tidak pernah bermaksud seperti itu. Semua komunikasi saya dengan Mas Kenlei murni soal pekerjaan, Pak. Bahkan laporan yang dia apresiasi, saya kerjakan sendiri sampai lembur tanpa bantuan siapa pun.”

“Tapi sekarang Natasha mulai menyebarkan gossip yang menyudutkan saya, seolah saya pakai hubungan personal untuk naik. Itu menyakitkan, Pak. Ditambah dengan beberapa orang yang tidak menyukai saya dalam divisi kita. Apalagi saat Bapak berhalangan hadir meeting evaluasi bulan kemaren dan saya dengan tegas menunjuk beberapa divisi dengan pengeluaran yang over budget.”

“Saya tidak mengerti juga, Pak. Saya disini hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup saya, tidak pernah ada niat untuk menjatuhkan orang lain supaya saya naik. Tidak, Pak. Bahkan menjadikan status saya yang single sebagai ‘modal’ untuk didekatkan pada siapapun.”

Akhirnya semua meluap. Aku benar-benar melepaskan semua yang sudah menggerogoti hatiku selama ini.

Pak Darwis menatapku lama. Ada kekhawatiran dan keraguan yang tersirat dari matanya. Lalu akhirnya mengangguk.

“Saya tahu kamu tidak seperti itu, Meisya. Kita sudah lama bekerja sama dan saya mengenal karakter kamu dengan baik. Tapi saya tidak bisa membiarkan hal ini membesar. Pak Bram tidak akan senang kalau tahu timnya saling tuduh hanya karena hal begini.”

“Maksud Bapak…?”

“Saya minta kamu—dan Natasha—bicara langsung dan selesaikan ini. Hari ini. Saya tidak peduli siapa yang merasa benar. Tapi ini harus beres sebelum sampai ke Pak Bram. Karena kalau tidak, saya yang akan bawa kalian berdua langsung ke ruangannya.”

Seketika, suasana dingin ruangan itu meusuk lebih dari AC. Aku menelan ludah dan menjawab dengan suara yang pelan.

“Baik, Pak.”

Setelah keluar dari ruangan Pak Darwis, aku tidak langsung menemui Natasha seperti yang diintruksikan oleh Pak Darwis. Sebaliknya aku malah bergegas menuju perusahaan Felix.

**

1
nide baobei
berondong gak tuh🤣
kania zaqila
semangat thor💪😊
nide baobei
ya ampun meisya🤣🤣🤣
nide baobei
ngakak🤣🤣, semangat thor💪
nide baobei
🤣🤣🤭
nide baobei
udah pede duluan🤣🤣
nide baobei
🤣🤣🤣 si meisya lucu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!