Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

  kota yang, kota yang berada di tengah tengah perbatasan. Kota yang terkenal dengan banyak nya kuliner yang terjual di setiap pinggiran jalan. jarak dari desa ke kota yang juga cukup lumayan jauh, hanya membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Biasanya orang orang desa menggunakan gerobak sapi, milik paman Josh seorang pria paru baya yang hidup sebatang kara.

Paman Josh, selalu pergi ke kota untuk mengantarkan para warga desa yang ingin ke kota. harga setiap kali naik gerobak sapi sangat murah, hanya 2 perak setiap kali perjalanan.

Pagi harinya, matahari mulai muncul, sedikit demi sedikit dan ayam ayam para tetangga juga mulai berkokok. Fili terbangun dari tidurnya dan langsung berjalan menuju ke dapur untuk mempersiapkan dagangan nya untuk di bawa ke kota hari ini.

 nenek tua re dan juga anak anak nya masih tertidur lelap. mereka membantu nya membuat bakso bakso itu hingga larut malam. Bakso yang sudah digoreng masing sangat panas.

Dengan cepat dia menggoreng sisa nya, dan tak lupa membuatkan sarapan pagi berupa bubur yang dimasak dengan tambahan daging ayam semalam. rasanya pasti sangat lezat. Selain itu, tubuh anak anak nya yang kurus kering, membuat nya harus memberikan makanan makanan yang lezat dan bergizi mulai sekarang. apalagi di jaman ini, bumbu dapur masih sangat mahal, sehingga beberapa makanan warga desa yang dimasak masih terasa hambar nya.

Karena garam yang dijual, sangat bernilai Harga nya.

setelah menyiapkan dagangan hari ini, Fili meletakan bakso bakso itu ke tempat bakul yang terbuat dari anyaman bambu. Tak lupa pula dia membawa pisau kecil untuk berjaga jaga apabila ada suatu masalah nanti nya. apalagi putra dan putri nya ikut ke kota. Dia tak ingin membawa nenek tua re sebab jarak nya cukup jauh, kasihan kalau sudah terlalu tua berjalan begitu jauh. biarlah nenek tua re beristirahat di rumah. Apalagi perasaan nenek tua re saat ini sedang tak baik baik saja. lihat saja, dia akan menjadi wanita yang sukses, dan menghasilkan banyak uang. Untuk anak anak nenek tua re dia akan membuat perhitungan suatu saat nanti.

Setelah berganti baju dengan yang lebih layak di pakai, Fili mengambil selendang dan menutupi wajah nya agar tak menjadi kericuhan nanti nya. Walaupun wajah nya berjerawat yang besar besar, dia sama sekali tak merasa jijik. Apalagi dia yakin wajah ini akan menjadi cantik dan bersinar beberapa hari lagi.

 Fili masuk ke dalam ruangan penyimpanan, dan melihat pohon pohon apel yang dia tanam, sudah tumbuh berbuah lebat. ini suatu keberuntungan kan. dia akan menjual nya saat berada di kota nanti nya.

"ibu." panggil sachi dengan suara khas bangun tidur.

Mendengar suara putri nya, dengan bergegas Fili keluar dari ruangan penyimpanan nya. tak lupa pula dia mengambil beberapa buah apel itu, untuk diberikan kepada kedua anak anak nya.

"Sachi, sudah bangun. Ayo cuci muka segera, dan ibu sudah menyiapkan sarapan bubur untuk kalian."

Mendengar Makanan, membuat Sachi merasa bersemangat. Dan langsung tersenyum manis di hadapan ibu nya.

 "Ibu, apakah kita jadi ke kota hari ini?'

"Iya, maka dari itu Sachi harus bergegas segera, dan ikut ibu nanti nya."

"Baik ibu." pekik nya yang kegirangan dan langsung bergegas menuju ke kamar mandi yang berada di luar.

nenek tua re berjalan ke dapur, dan melihat Sachi yang sudah rapi walaupun baju nya sangat lusuh, tetapi senyum manis saat melihat nenek nya merasa hati nenek tua re sangat senang. Hidup nya jauh lebih baik dari pada kemarin. walaupun masih miskin, tetapi menantu nya bener bener berubah, dan lebih menyayangi anak anak nya. Ini bener bener membuat nya merasa senang sekaligus terharu.

 "Nenek, ayo duduk lah dan rasakan bubur buatan ibu nek. Sangat enak sekali." pekik bocah perempuan itu dengan wajah berbinar nya.

"Kenapa kalian tak membangunkan Nenek tua ini?"

"Nenek, kata ibu, nenek pasti kelelahan. Jadinya Sachi tak membangunkan nenek, tapi ibu sudah membuatkan kita sarapan yang enak. Ayo cobalah nenek."

"Baiklah baiklah, dasar gadis pemaksa. Nenek akan memakan nya setelah mandi. Oh ya apa cucu nenek yang cerewet ini, akan ikut ibu mu ke kota?"

"Iya nenek, ibu sudah janji membawa ku, aku ingin melihat kota yang seperti apa. apakah sangat berbeda dengan desa Hawai."

"Cucu ku sangat menggemaskan. Nenek merasa lega dengan wajah ceria mu itu, tetap lah bahagia. Nenek sangat menyayangi kalian."

"Kami jauh lebih menyayangi nenek."

Tak lama sander juga terbangun, dan langsung membersihkan dirinya. Dia juga ingin ikut adik dan ibu nya ke kota.

"Wah, sudah pada bangun ya. Ayo cepat duduk dan sarapan sekarang. Sander apa kamu juga ingin ikut ibu ke kota?" tanya Fili dengan tersenyum lembut.

"Iya Bu." ucap nya dengan menahan malu saat ini.

Fili memaklumi sifat nya, memang sander lebih terlihat kalem di bandingkan dengan Sachi. tapi mereka adalah anak anak yang baik. Dia akan menjaga nya mulai sekarang. Menganggap kedua nya menjadi anak kandung nya sendiri.

"Nah, ini ambil lah buah ini." ucap Fili yang memberikan mereka buah merah yang terlihat sangat enak itu.

"Ibu, apa ini?" tanya Sachi dengan memiringkan kepala nya.

"Namanya buah apel, ibu mendapatkan nya saat di gunung. Ayo dimakan." ucap Fili yang terpaksa berbohong.

Dia tadi mengumpulkan banyak buah apel untuk di jual ke pasar. Dan diletakan di sebuah kantung anyaman agar lebih mudah di bawak dan ditutupi alas kain agar tak terlalu mencolok.

 "Hap.....kres...kres... Enak!"

"Ibu, buah ini sangat enak. Rasanya sangat manis, dan sangat renyah sekali digigit." pekik Sachi dengan wajah berbinar.

Sander yang mendengar ucapan adiknya, menelan ludah, dan langsung menggigit buah apel itu, sambil memejamkan matanya.

Nenek tua re juga penasaran rasanya, langsung menggigit buah itu dan ini bener bener sangat enak. Buah ini pasti mahal kalau di jual di toko buah.

"Menantu, buah ini sangat enak. seumur hidup ku, baru kali ini memakan nya." pekik nenek tua re sambil meneteskan air mata nya. Terharu bisa makan makanan lezat seperti ini, dan ini semua berkat menantunya itu.

"Ibu, bolehkah aku memakan nya lagi?" tanya sander dengan ekspresi malu malu.

"tentu saja, ambil lah, dan nikmati buah ini. Ibu masih banyak, kalau kalian mau, ibu akan memberikan nya lagi."

"makasih ibu, aku sangat menyayangimu." ucap sander dengan tatapan berkaca kaca.

Fili merasa terharu dengan ungkapan perasaan bocah laki laki itu, sander sudah tak sekaku dulu lagi. Ini kabar yang baik untuk nya.

Setelah itu, Mereka bersiap siap untuk pergi ke kota yang. Menggunakan gerobak Paman josh. nenek tua re berharap mereka selalu di lindungi oleh para leluhur nya.

"Semoga leluhur selalu menyertai langkah kaki mu menantu ku."

"Kami pergi dulu nenek, jaga diri baik baik ya." pekik Mereka dengan wajah tersenyum lebar.

"Hati hati." teriak nenek tua re yang masih berdiri di depan gubuk tua itu sambil melihat cucu dan menantu nya yang sudah terlihat jauh, saat berjalan.