Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Setelah mengetahui keberadaan suami dan anaknya langsung saja Xia menuju ke dapur untuk melihat apa yang sedang di lakukan pria beda usia kesayangannya itu.
Setelah sampai di dapur Xia tidak langsung menghampiri keduanya Xia masih berdiri di depan dapur memperhatikan keduanya.
Terlihat jelas keduanya sedang sibuk membuat masakan, sang ayah sedang sibuk memotong sayuran dan daging serta membersihkan ikan, sedangkan sang anak juga sibuk membantu mencuci bahan yang akan segera di masak.
Terlihat jelas keduanya sangat sibuk dan saling bekerjasama untuk memasak suatu masakan.
" Ini pah sayur dan dagingnya sudah selesai Rafa cuci " ucap anak kecil itu membantu sebisanya.
" Terima kasih sayang, letakan di situ ya, sekarang kamu duduk dulu, tunggu masakan selesai baru ambil piring untuk menyajikannya " kata pria pujaan Xia itu.
" Baik pah " anak itu menurut dan langsung duduk di kursi sambil memperhatikan ayahnya memasak.
Dengan lihai dan bergaya ala - ala chef Brian memasak, dan dengan memakai celemek khusus para chef membuat penampilannya sangat luar biasa.
Sungguh Xia sudah di buat klepek-klepek menyaksikan aksi sang suami ketika memasak dan menyajikan makanan, tapi Xia masih memperhatikan dari balik pintu belum mendekat karena masih mengagumi sang pujaan hati.
" Ya Tuhan, sempurna sekali pria ini, aaaaaa beruntungnya aku... " jerit Xia dalam hati sambil terus memperhatikan Brian memasak makanan.
Sedangkan yang di perhatikan masih belum menyadari dan masih sibuk dengan kegiatannya memasak makanan, dan sudah ada beberapa masakan yang selesai di masak.
Dengan sigap sang putra membantu dengan mengambil wadah untuk makanan itu, lalu menyajikannya di meja makan.
" Pah, apa kali ini mama mau makan masakan kita ? " kata anak itu sambil memperhatikan masakan yang sudah tersaji.
" Papa juga tidak tahu, ya kita berdoa saja semoga kali ini mama mu mau makan bersama kita " sahut sang ayah yang berhenti sejenak dari aksinya setelah itu melanjutkan kembali pekerjaannya.
Ada kekhawatiran pada kedua pria beda usia itu tapi tidak menyurutkan niat mereka memasak makanan untuk perempuan yang sangat mereka sayangi itu.
Mendengar itu tentu saja Xia terkejut
" Apa lagi yang sudah kamu lakukan Xia, sampai suami dan anakmu seperti itu " gumam Xia dalam hati yang marah pada dirinya sendiri ini.
Saking kesalnya Xia pada dirinya, Tiba-tiba Xia merasakan sakit di kepalanya dan beberapa ingatan tiba-tiba bermunculan di kepalanya.
________________
Teringat jelas dimana ketika keadaan sama seperti sekarang dimana sang suami dan sang anak sedang sibuk memasak makanan dengan semangatnya.
Setelah selesai mereka menyajikan makanan, tiba-tiba Xia datang dan langsung membentak keduanya.
" Apa yang sedang kalian berdua lakukan, kenapa membuat dapur ku berantakan haah " bentak Xia dengan marahnya.
" Apa salahnya Xia, kami hanya memasak, kalau kamu tidak suka kamu bisa pergi dari sini, tidak harus marah- marah " bentak Brian juga yang sangat tidak Terima di bentak istrinya.
" Mama kami membuat makanan kesukaan mama " ucap anak kecil itu sambil menyodorkan makanan hasil masakan ia dan ayahnya.
Braakk...
Dengan kesalnya Xia menghempaskan makanan itu hingga jatuh berserakan di lantai dan itu sungguh membuat kedua pria beda usia itu sangat terkejut apa lagi anak kecil itu sampai ketakutan akibat perbuatan Xia yang sungguh keterlaluan.
" Cukup Xia apa yang kamu lakukan, kalau kamu tidak menyukainya, jangan kamu buang sembarangan makanan itu, kamu sudah menakuti anak kita " bentak Brian saking kesalnya dengan perbuatan istrinya itu.
" Aku tidak perduli, salah sendiri kalian sudah membuat dapurku berantakan, cepat bereskan semuanya, sebentar lagi aku dan Dimas mau makan di sini, sebaiknya kalian berdua menyingkir dari dapur ini, Dimas tidak suka melihat kalian " ucap Xia seenaknya tanpa memperdulikan perasaan suami dan anaknya.
" Mama Rafa mau makan sama mama " ucap anak kecil itu memelas.
" Jangan manja, pergi sana jangan mengganggu ku, aku tidak mau makan dengan anak kecil seperti mu cepat pergi mengganggu saja " kata Xia lagi dengan gaya sombongnya.
" Cukup Xia, dia itu anak mu sendiri tega sekali kamu menyakitinya " bentak Brian dan langsung menghampiri putranya yang kelihatan hendak menangis karena kecewa tidak bisa makan bersama sang ibu.
" Hiks hiks hiks, mama Rafa cuma mau makan sama mama hiks hiks hiks " akhirnya tumpah tangis anak kecil yang di tahannya dari tadi.
" Heh malah nangis, berisik sekali, cepat pergi jangan menggangu ku, merepotkan sekali anak kecil ini. " ucap Xia tanpa perasaan sedikitpun.
" Cukup Xia kamu sungguh keterlaluan " kata Brian lagi saking kesalnya.
" Ayo nak kita makan di luar saja, jangan ganggu ibumu " ucap Brian yang mencoba sabar dengan sikap istrinya itu demi rumah tangganya.
" Ya sebaiknya kalian pergi, merusak pemandangan saja sana - sana " dengan seenaknya Xia mengusir keduanya tanpa memperdulikan anaknya yang masih menangis akibat ulahnya.
Mendengar itu, langsung saja Brian membawa anaknya keluar untuk menenangkan anak itu, dan terpaksa mengalah demi keutuhan rumah tangganya.
Sedangkan Xia sungguh tidak perduli sama sekali, ia hanya sibuk bagaimana membahagiakan selingkuhannya itu.
__________
Dan semua itu terekam jelas di ingatan yang baru saja Xia dapat kan.
" Shiiitt, aduh inikah yang sudah kulakukan, ya ampun tega sekali kamu Xia, sungguh tidak berperasaan sama sekali " gumam Xia pelan sambi menormalkan perasaan kesalnya pada dirinya sendiri.
Kemudian Xia kembali menatap kedua pria beda usia itu yang sudah hampir menyelesaikan masakannya.
" Baiklah sudah cukup kebodohan yang ku lakukan dulu, aku tidak akan mengulanginya lagi, mungkin ini tujuan Tuhan mengirim ku ke masa depan, karena di masa depan sikapku begitu sangat buruk, dan sudah menjadi kewajiban ku sekarang untuk mengubahnya kembali. " gumam Xia dalam hati lagi dan perlahan berjalan mendekati keduanya.
" Kalian sedang apa? " tanya Xia basa- basi menanyakan setelah sampai di dekat pria beda usia itu.
" Mama, Xia... " kedua sangat terkejut dan langsung terpaku penasaran apa yang akan selanjutnya Xia lakukan.
Melihat keduanya yang terpaku melihat kedatangannya, membuat Xia sangat mengerti, dan sangat paham apa yang sedang di pikirkan keduanya.
" Hey, kenapa diam, wah harum sekali masakan siapa nih, pasti enak sekali apalagi ini, ini makanan kesukaan ku boleh aku mencicipinya " kata Xia menormalkan keadaan.
Sehingga membuat kedua pria beda usia itu sadar dari ke terkejutnya.
" Haah, iya " kata Brian dan Rafa terbata bersamaan dan masih dalam keterkejutannya.
" Mmm, enak sekali siapa yang buat masakan ini, ini sangat lezat sekali " ucap Xia lagi yang pura - pura tidak menyadari keterkejutan keduanya.
" Papa yang buat ma, Rafa cuma bantu mencuci bahanya saja, mama menyukainya " ucap anak itu yang ketakutan kalau ibunya kembali marah seperti biasanya.
" Wah, benarkah kalian berdua sungguh hebat, tentu saja aku sangat menyukainya ini kan makanan kesukaan ku " sahut Xia dengan senangnya meskipun mengerti apa yang sedang di khawatirkan keduanya.
" Ayo Brian, kita makan bersama, sini nak mama suapi ya, kamu juga Brian, aku akan menyuapi kalian berdua bersamaan " ajak Xia langsung.
Langsung saja Xia menggandeng Brian membawanya duduk bersama di meja makan begitu juga dengan putranya itu.
Mereka berdua masih terkejut dengan perubahan sikap Xia, lalu menurut saja apa yang Xia katakan.
Sungguh perasaan kedua Pria beda usia itu terkejut sekaligus sangat bahagia, kali ini Xia benar-benar melayani mereka berdua dengan sepenuh hati, sampai menyuapi keduanya dan juga dirinya sampai mereka kenyang bersama.
Ya Xia menyuapi keduanya bergantian sambil Xia makan sendiri hingga mereka maka sepiring bertiga dengan di suapi Xia.
Dan itu sungguh membuat mereka sangat bahagia.