NovelToon NovelToon
Darah Rubah, Nafsu Naga

Darah Rubah, Nafsu Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.

Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.

Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 — Bisikan Rubah Perak

​Setelah insiden di Kolam Roh, Lian Yue tidak bisa tidur nyenyak. Meskipun Qi Ryuko kini stabil di dalam dirinya, menyelimuti meridiannya dengan kehangatan posesif, pikiran dan naluri Rubahnya bergejolak. Ia takut pada hasratnya, pada cemburunya, dan pada kenyataan bahwa takdirnya kini terikat pada pewaris Naga Hitam yang dingin.

​Malam itu, di tengah heningnya Paviliun Utara, Lian Yue memasuki meditasi yang dalam. Ia mencoba menyelaraskan Qi yang baru saja distabilkan, tetapi ia tanpa sadar terseret ke Alam Roh—sebuah dimensi spiritual yang hanya bisa diakses oleh Spirit Beast dan pemiliknya.

​Lian Yue membuka mata. Ia tidak lagi berada di kamar tidurnya yang berkarpet gelap, melainkan berdiri di padang rumput perak yang berkilau di bawah langit ungu gelap. Udara di sini terasa dingin, sunyi, tetapi energi Qi murni mengalir seperti sungai yang berkilauan. Ini adalah Alam Roh Yueyin.

​Di tengah padang rumput itu, berdiri seekor Rubah Ekor Perak raksasa.

​Tubuhnya anggun, bulunya memancarkan cahaya perak murni yang bersinar seperti bulan. Ekornya, yang belum sepenuhnya tumbuh menjadi sembilan, bergoyang lembut, memancarkan Qi Yin yang luar biasa kuat. Matanya, persis seperti mata Lian Yue saat Spirit Beast-nya bangkit, adalah mata bulan sabit yang damai namun bijaksana.

​Itu adalah Yueyin, Spirit Rubah Perak miliknya.

​“Kau akhirnya datang, Tuan Putri,” suara Yueyin terdengar bukan melalui telinga, melainkan langsung di dalam jiwa Lian Yue. Suaranya lembut, tetapi memiliki otoritas kuno yang tak terbantahkan.

​Lian Yue berlutut. “Yueyin. Aku… aku bingung. Aku ingin kau memberitahuku yang sebenarnya.”

​Rubah raksasa itu membungkukkan kepalanya yang indah, bulu peraknya menyentuh dahi Lian Yue. “Kebingunganmu adalah penghalang bagiku, Tuan Putri. Kau menolak kebenaran yang telah diukir di tulangmu sejak sebelum kau dilahirkan.”

​“Kebenaran tentang Ryuko?” tanya Lian Yue, suaranya bergetar.

​“Ryuko adalah Pasangan Ritual Sejati-mu, yang ditakdirkan untuk Warisan Purnama,” Yueyin menegaskan tanpa basa-basi. “Kami, Spirit Rubah Perak, tidak memiliki naluri liar untuk mencari Qi Yang sembarangan. Kami adalah makhluk yang menuntut kesempurnaan dan keseimbangan. Qi Naga Hitam miliknya adalah satu-satunya Qi Yang yang dapat memadamkan kelebihan Yin pada Warisan Purnama-mu.”

​Lian Yue bangkit, menggelengkan kepalanya. “Tapi kenapa harus Ritual Ikatan Tubuh? Kenapa tidak hanya meditasi? Kenapa harus… keintiman?”

​Yueyin terkekeh—suara yang terdengar seperti lonceng perak. “Manusia selalu mencari cara rasional untuk mengendalikan sesuatu yang primal. Energi Yin dan Yang tidak mengenal teknik. Mereka mengenal fusi, penyatuan total. Ritual Ikatan Tubuh, yang kau sebut keintiman, adalah titik di mana Qi Yin dan Qi Yang, tubuh, dan jiwa menyatu tanpa batas. Itu adalah cara tertinggi Spirit Beast kami berkembang.”

​Yueyin kemudian berjalan mengelilingi Lian Yue, aura peraknya meninggalkan jejak berkilauan di rumput.

​“Ritual itu bukan sekadar pemenuhan hasrat, Lian Yue. Itu adalah Kontrak Tubuh Kuno. Sekali kau melakukannya, Qi Rubah dan Qi Naga akan terikat secara permanen. Kau akan mendapatkan kendali penuh atas Qi bulan, dan ia akan mendapatkan otoritas atas Qi Naganya.”

​Lian Yue terhuyung. “Aku tidak bisa. Aku belum siap. Aku masih… takut.”

​“Ketakutanmu adalah racun baru,” kata Yueyin, berhenti tepat di depan Lian Yue, mata bulan sabitnya menatap tajam ke dalam jiwa gadis itu. “Ingatlah, Tuan Putri. Warisan Purnama bangkit setahun lebih awal. Itu bukan berkah, melainkan peringatan. Kau berjalan di tepi jurang Qi Yin yang melimpah.”

​Yueyin menundukkan kepalanya lagi, bisikannya kini menjadi dingin dan mendesak.

​“Jika kau terus menahan takdirmu, menolak Pasangan Ritual Sejatimu, kau akan binasa sebelum usia 18. Warisan Purnama akan mencapai puncaknya pada Purnama Sempurna berikutnya. Tanpa Ikatan Tubuh yang sempurna, Qi Yin akan merobek meridianmu dari dalam. Kau akan mati, atau lebih buruk, menjadi Spirit Beast yang liar, tak berjiwa, yang hanya haus pada Qi Yang.”

​Peringatan itu menghantam Lian Yue dengan kengerian yang nyata. Kematian di usia 18. Atau menjadi monster liar yang didominasi insting Rubah.

​“Aku… aku mengerti,” bisik Lian Yue, tangannya gemetar. “Tapi Ryuko… dia terlalu posesif. Aku takut dia hanya mengklaimku, bukan mencintaiku.”

​Yueyin menghela napas spiritual. “Naga Hitam adalah makhluk posesif. Insting mereka adalah melindungi dan mengklaim. Tapi sentuhannya… dia tidak menghancurkanmu, Lian Yue. Dia menstabilkanmu. Qi-nya adalah satu-satunya penyeimbang. Aku tidak melihat cinta manusia, tapi aku melihat Ikatan Takdir yang lebih kuat dari cinta.”

​“Aku harus melakukannya, demi kelangsungan hidupku?” Lian Yue bertanya, air mata mengalir di padang rumput perak itu.

​“Demi kelangsungan hidupmu, demi Sekte Naga Hitam (karena kunci Warisan itu ada di sini), dan demi ayahmu,” jawab Yueyin. “Jangan buang waktu dengan ketakutan. Biarkan nalurimu dan hasratnya yang memimpin. Itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan.”

​Tiba-tiba, padang rumput perak itu mulai bergetar. Langit ungu bergemuruh.

​“Aku harus pergi,” kata Yueyin. “Aku sudah memberimu kebenaran. Pilihan ada di tanganmu.”

​Lian Yue merasakan dorongan kuat di punggungnya, dan ia tersentak, kembali ke tubuh fisiknya.

​Ia membuka mata. Ia terengah-engah. Napasnya berat, tubuhnya berkeringat dingin. Ryuko, yang sedang bermeditasi di sudut ruangan, langsung membuka mata, terkejut.

​“Apa yang terjadi? Qi-mu tiba-tiba melonjak liar,” tanya Ryuko, segera menghampirinya.

​Lian Yue menatapnya, matanya penuh dengan kengerian yang baru didapat dan penerimaan yang pahit.

​Ia meraih tangan Ryuko, mencengkeramnya erat-erat, melihat Tanda Naga yang berkilat di sana.

​“Ryuko…” Suara Lian Yue serak. “Aku tidak bisa menahannya lagi. Yueyin memperingatkanku. Jika kita tidak menyempurnakan Ikatan… aku akan mati.”

​Lian Yue memejamkan mata, membiarkan Qi Rubahnya yang panas memohon pada Ryuko.

​Ryuko terdiam. Ia melihat ketakutan dan keputusasaan di mata Lian Yue. Ia tahu ini bukan sekadar hasrat, tetapi kebutuhan spiritual mutlak.

​Ryuko berlutut di tepi ranjang, tangannya membelai pipi Lian Yue dengan lembut, sangat berbeda dari kekerasan biasanya.

​“Katakan padaku apa yang harus aku lakukan, Lian Yue. Aku akan melakukannya. Aku tidak akan membiarkanmu binasa,” janji Ryuko, nadanya penuh kesungguhan.

​Lian Yue memeluk leher Ryuko, menariknya mendekat. “Kita harus melanjutkan latihan. Latihan yang paling sulit. Latihan yang akan membawa kita ke batas terakhir.”

​Ryuko menelan ludah. Ia tahu apa artinya itu. Latihan kontak di pusat Yin-Yang (perut dan paha).

​“Kita akan melakukannya,” kata Ryuko, suaranya terdengar seperti sumpah. “Tapi janji padaku, kau akan fokus. Aku tidak mau Ritual ini menjadi sekadar pemenuhan nafsu, tapi awal dari kekuatan kita.”

​Lian Yue mengangguk, bibirnya menyentuh telinga Ryuko. “Lakukan saja. Aku tidak takut mati, Ryuko. Aku hanya takut menjadi monster liar.”

​Sementara itu, di sebuah aula jauh di Sekte Naga Hitam, Shen Zhaoling baru saja menyelesaikan pertemuan rahasia dengan dua Tetua yang tidak menyukai Ryuko.

​“Lian Yue tidak stabil,” Zhaoling berbisik dengan licik. “Dia adalah bom waktu Qi Yin. Dan yang Mulia Permaisuri Lin Yuying di Istana Kekaisaran baru saja mengirim pesan. Dia setuju bahwa gadis itu terlalu berbahaya untuk tetap berada di tangan Ryuko. Kita harus bertindak cepat sebelum Ryuko mengklaimnya sepenuhnya dan Warisan Purnama menjadi miliknya.”

​Zhaoling menyeringai. Rencananya telah disetujui. Ia akan menggunakan kekacauan Qi Lian Yue sebagai senjata politik, memaksa para Tetua untuk membuang Lian Yue, atau bahkan, memenjarakannya.

1
Noveni Lawasti Munte
ko makin berbelit2 ya..itu2 muli konflikny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!