NovelToon NovelToon
The Agreement

The Agreement

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Tamat
Popularitas:72.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anna

SEAN DAN SAFIRA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga belas

"For better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part."

****

Setelah beberapa hari kemudian, pertemuan keluarga pun terjadi. Keluarga Sean datang berkunjung ke kediaman keluarga Safira. Adrian selaku kepala keluarga menerima dengan hangat kehadiaran keluarga Sean.

Semua berjalan lancar sampai akhirnya tanggal pernikahan di tetapkan. Safira dan Sean hanya memiliki waktu 3 minggu untuk merencanakan persiapan pernikahan mereka. Bagaskara sendiri yang meminta pernikahan itu di percepat, sementara Safira dan Sean hanya mampu menyetujuinya tanpa bisa berkomentar apa pun.

Selama mempersiapkan pernikahan, Safira lah yang sibuk sendiri mengurus semua keperluan mereka, mulai dari cincin, gaun, gedung, dan dekorasi, sementara Sean masih sibuk berusaha bertemu Bella, meski dengan cara diam-diam.

Untung saja selama mengurus keperluan pernikahan mereka, Safira selalu dibantu oleh Mama Olive calon Ibu mertuanya. Sean pernah sekali mengantarnya untuk membeli cincin, tapi lelaki dengan wajah dingin itu malah sibuk bermaim game di ponselnya, terpaksa Safira membeli cincin dengan asal-asalan. Toh pernikahan mereka juga pernikahan bohongan.

Hari terus berganti, tiga minggu bukan waktu yang lama. Semua berjalan lancar. Persiapan pernikahan juga sudah seratus persen. Ini hari dimana kedua anak manusia itu akan saling berjanji di hadapan Tuhan. Ada rasa takut di lubuk hati Safira, ini hanya pernikahan di atas sebuah perjanjian, tapi mengapa harus mengucapkan janji di hadapan Tuhan, bukankah itu dosa besar.

Safira terus meremas tangannya gugup. Baju pengantin putih panjang dengan lengan atas terbuka, ditambah dengan rambutnya yang disanggul ke atas memperlihatkan leher jenjangnya yang sangat indah. Dia cantik, seperti tokoh-tokoh barbie di tv.

"Kamu gugup?"

Suara Ayah Adrian menyadarkannya dari rasa gugup. Safira tersenyum untuk mengurangi rasa gugup itu.

"Sedikit."

"Lihatlah, gadis kecil Ayah sekarang sudah tumbuh jadi wanita dewasa. Sebentar lagi, kamu akan menjadi milik seseorang." Ayah Adrian mengelus wajah sang anak dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ayah, Fira tetap akan jadi anak Ayah, dan Fira akan selalu menjadi milik Ayah." Safira memeluk erat tubuh Ayah Adrian.

"Kamu tahu, kamu sangat cantik pakai gaun ini," ucap Ayah Adrian saat mereka mengakhiri pelukkan antar anak dan ayah itu.

"Beneran? Fira mirip Ibu gak?"

"Hmm, kamu mirip banget sama ibu."

"Fira jadi rindu ibu, Yah." Safira meneteskan air matanya, di saat seperti ini, yang dibutuhkan seorang gadis adalah pelukan dari sang Ibu. "Apa Ibu akan bahagia kalo Fira nikah, Yah?" tanyanya lagi

"Loh ... kok nangis? Kalo nangis nanti make up nya luntur, terus kalo jadi jelek gimana?" ledek Ayah Adrian. "Ibu pasti bakalan bahagia, dia akan bahagia kalo kamu juga bahagia. Jadi, tetaplah menjadi anak Ayah Ibu yang selalu tersenyum, kamu yang terbaik, Fir." Lalu Ayah menghapus jejak air mata di pipi Safira. "Ayo, Pengantin pria nya sudah menunggu tuh," lanjutnya.

Safira mengangguk siap. Berusaha siap meski sebenarnya ia gugup dan takut.

***

Suara dentuman piano dan biola di ujung altar ini mulai terdengar ke seluruh ruangan, Safira berjalan perlahan di atas karpet merah dan didampingi oleh Ayah Adrian untuk menuju altar, di sana sudah ada Sean yang berdiri gagah dengan Tuxedo hitamnya.

Tamu yang hadir begitu banyak, di antaranya adalah tamu VIP. Tamu jenis itu sudah dipastikan adalah beberapa kolega dari Bagaskara, sedangkan sisanya adalah para karyawan di perusahaan Ayah Safira dan perusahaan Sean. Suasana begitu khidmat, Safira berdoa di setiap langkah menuju kehidupan barunya, mengharapkan sebuah pernikahan yang didasari oleh kasih sayang meski kata cinta sepertinya terlalu jauh untuk diharapkan.

"Tuhan, maafin Fira karena udah ngebuat pernikahan yang seharusnya suci dan sakral ini, berubah menjadi pernikahan yang didasari oleh perjanjian. Ibu, Fira minta maaf, ya, Fira akan berusaha menjalankan kewajiban Fira sebagai seorang istri."

Sean mengulurkan tangannya ke arah Safira dan membuat perempuan itu tersadar dari lamunannya, tersadar kalau mereka sudah sampai di depan altar. Ayah Adrian mengulurkan tangannya yang menggenggam tangan Safira dan mempersatukan tangan mereka.

"Saya serahkan Safira sama kamu, Sean, jagalah dia sepenuh hati," ucap Pria tua itu yang refleks membuat mata Safira berkaca-kaca.

"Pasti, Ayah," jawab Sean singkat namun terdengar tegas.

Kini mereka sedang menghadap ke depan, menghadap di depan Tuhan yang akan menjadi saksi pernikahan suci ini. Setelah suara pendeta terdengar, mereka mulai mengucapkan janji sakral yang mengikat mereka dalam sebuah pernikahan.

"Saya Sean Arista, berjanji di hadapan Tuhan, bahwa dengan kehendak-Nya, saya menerima Safira Nadia sebagai isteri yang sah dan satu-satunya mulai saat ini dan seterusnya akan mulai mengasihi dan melayani nya pada waktu kaya maupun miskin, pada waktu suka maupun duka, pada waktu sehat maupun sakit dan akan menjaganya dengan setia hingga maut memisahkan"

Setelah Sean mengucapkan janjinya, kini giliran Safira yang mengucapkan itu. Ia terlihat memejamkan matanya dan menghembuskan napas berat. Safira terlihat sangat gugup, mungkin bukan sekedar gugup tapi dirinya takut mengucap janji suci itu hanya untuk sebuah kesepakatan.

'Maaf, maafin Fira Tuhan'  lirihnya dalam hati, sejenak orang-orang yang menghadiri pemberkatan itu terdiam menunggu ucapan janji pernikahan Safira. Sean melirik ke arahnya dan menyikut lengan Safira pelan. Perempuan itu tersadar, kembali menghembuskan napasnya dan memulai mengucapkan janji itu.

"Saya Safira Nadia, berjanji di hadapan Tuhan, bahwa dengan kehendak-Nya, saya menerima Sean Arista sebagai suami yang sah dan satu-satunya mulai saat ini dan seterusnya akan mulai mengasihi dan melayani nya pada waktu kaya maupun miskin, pada waktu suka maupun duka, pada waktu sehat maupun sakit dan akan menjaganya dengan setia hingga maut memisahkan"

Keduanya mengucapkan janji suci pernikahan mereka dengan lancar.

"Demi nama tuhan, hari ini kalian telah resmi menjadi suami istri yang sah, dan akan hidup bersama dalam keadaan senang maupun susah." ujar sang pendeta meresmikan pernikahan mereka.

Sean mulai memasukan cincin di jari manis Safira, dan begitu pun sebaliknya. Mereka sudah terikat dalam jalinan suami istri yang sah.

"Sekarang kalian boleh berciuman," ucap sang pendeta yang sontak membuat Safira membulatkan matanya lebar. Astaga, ia melupakan bagian ini.

Safira memicikan matanya dan menggigit bibir bawahnya. Jika Sean menciumnya, ini termasuk dalam kontak fisik, awas saja jika pria itu mencium bagian bibir Safira.

"Gue mau izin cium." Sean meminta izin. Di dalam surat perjanjian tertulis, jika pun ada kontak fisik, itu harus dengan persetujuan masing-masing pihak.

Belum sempat Safira protes, ia sudah merasakan sebuah kecupan hangat yang mendarat tepat di keningnya. Begitu dalam dan lama. Tepuk tangan para tamu terdengar jelas di telinga mereka. Sean melepas tautan itu. Mereka saling bertatapan satu sama lain. Sean menatap lekat ke arah Safira dan membuat wajah perempuan itu sedikit memerah.

"Lo ngarep gue nyium bibir lo?" goda Sean dengan cengiran khas miliknya.

"Kamu gila!" sahut Safira kesal.

Sean masih saja terus menatapnya dari atas ke bawah, dan masih dengan senyuman yang menurut Safira sangat menyeramkan.

"Kenapa?" tanyanya

"Kenapa lo berani pake baju kayak gini?"

Safira menatap ke seluruh tubuhnya yang terbalut gaun putih. Bagian dadanya memang agak terbelah. Sean bisa melihat lekukkan itu. Pria mana yang tidak tergoda dengan pemandangan seperti itu. Apalagi Sean dengan tingkat kelelakiannya yang tinggi.

"Mama kamu yang milihin. Kamu tahu kan kalo saya gak bisa nolak apa pun yang mama kamu bilang."

"Pantesan aja, gue pikir selera fashion lo membaik," cibir Sean.

Safira mendengkus kesal. Apa Sean pikir selama ini selera fashion nya itu buruk? Dasar menyebalkan! Kalau saja mereka tidak sedang berada di depan altar, mungkin Safira sudah melayangkan tinju pada lelaki itu.

****

voteeeeeeee pake poin dongggg

1
Anita Giu
Akhirnya aku kembali lagi 2025. Gak ke hitung lagi udah brpa kali aku balik baca cerita Safira dan Sean 🥹🥰
Winsjuliyaaaa❤️
Haiii thor aku dari 2025
Sa Ya
terserah
☺😍
aku cari cerita jona dan bella kok udah gak ada ya???
udah dihapus ya thor?
myPuspa
dari 2025 balik lg kesini cuma mau baca kisah jona dan bella, kok direvisi dihapus semua thor ?
dimana kalau mau baca kisah mereka lagi...🥺
myPuspa
Luar biasa
desember
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
desember
AQ baca ulang karena kangen SM sean😍🤣
Uci H'Tulang
i come back
Ika Yuliastin
Luar biasa
Ayy_
namanya diana diubah jd ganaya?
tp masih ada yg belum diubah itu thor.
hmmm fir fir.. mending kamu biarin jona sm diana. Klo sama medusa, Ga berasa canggung apa ya jdi satu keluarga sm mantan tmn tidur suami? 🙄
Agustina Farida: k ok k ok kl.n l
total 2 replies
Ayy_
biarin aja lah si medusa mati, ngerepotin mulu
Ayy_
nyusahin aja si medusa
lagian knp jd ngurusin dia
Ayy_
sok pahlawan lu.. ngpain bantuin org yg prnh mau bunuh istri lu
otak dipke dong
Ayy_
mantan pacar itu harus di buang pada tmptnya.
Ga ada alesan bantuin atau apapun itu. Ingat sdh berumah tangga.
Ayy_
bagus fir.. buang aja mah suami begitu. Udh mau punya anak tp ga ada perubahan jd lbh dewasa.
Lemah bgt jd cow, gmn mau ngelindungin anak istri
Ayy_
raga ttp jd favorit, cow tegas yg buang mantan pada tmptnya.
Bukan kyk sean yg plin plan
Ayy_
padahal nungguin ceritanya raga, ehh malah cerita medusa yg dibuat
Ayy_
Aku tim nya raga. sampe sini ga ada simpati2nya sedikitpun sm medusa.
Dia begitu krn obsesinya sendiri.
Ayy_
mknya gaush sok jd pahlawan kesiangan. Lu sendiri yg ngebuat istri lu berpikiran buruk.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!