Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Prinsip Alana.
Alana kelelahan mengatasi suaminya yang mabuk berat membuat nafasnya naik turun yang berdiri di pinggir ranjang yang memperhatikan Raymond yang sudah berbaring dengan mulutnya yang tidak berhenti meracau.
"Aku tidak bisa berpendapat apapun, jika ingin mencari tahu lebih dalam lagi, maka sama saja aku mengingkari janji pada Mama. Tetapi tanpa aku cari tahu, semua sudah jelas bahwa ternyata pria yang aku nikahi bukanlah pria yang memiliki kehidupan yang baik-baik saja," ucapnya menatap nanar suaminya itu yang terlihat simpatik dari sorot matanya.
Alana menghela nafas dan saat ingin melangkahkan kakinya yang tiba-tiba saja pergelangan tangannya dipegang yang membuat Alana kaget dan belum sempat melepaskan diri yang sudah tubuhnya tertarik dan jatuh di atas tubuh Raymond yang membuat Alana kembali kaget dengan mata melotot.
Alana berusaha untuk bangkit, tapi Raymond malah memeluknya yang tidak membiarkan wanita itu pergi, dengan sangat cepat Raymond bahkan memutarkan posisi tubuh mereka yang membuat Alana semakin panik dengan keadaan yang sekarang sudah ditindih oleh Raymond.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Alana kesulitan menelan salivanya.
"Kau menertawakan kehidupanku?" tanyanya dengan suara serak yang membuat Alana langsung menggelengkan kepala.
"Jangan bohong, jika kau saat ini pasti merasa hidupmu jauh lebih baik dibandingkan aku. Kau menganggap aku begitu sangat menyedihkannya?" tanya Raymond lagi.
"Tidak! aku sama sekali tidak berpikiran apapun. Jadi minggir lah!" tegas Alana yang berusaha untuk melepaskan diri dan semakin dia bergerak tubuh itu semakin ditindih.
"Bukankah aku harus mengakhiri semua ini," ucap Raymond.
"Apa maksud mu?" tanya Alana semakin panik yang merasa jika laki-laki di atas tubuhnya itu sebenarnya sudahlah sadar atau bisa dikatakan setengah sadar.
Tidak ada jawaban dari Raymond yang malah semakin mendekatkan wajahnya membuat mata Alana terbelalak kaget.
"Aaaaaa!" Alana berteriak dengan kencang yang bahkan sampai menendang tubuh Raymond yang membuat Raymond terjatuh ke lantai.
"Arghkkkkk!" pekik Raymond yang kesakitan pada pinggangnya akibat ulah Alana.
Alana yang langsung duduk dengan menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Maaf aku tidak sengaja!" ucapnya yang semakin panik.
"Apa kau ingin membunuhku?" umpat Raymond dengan kesal yang membuat Alana menggelengkan kepala dengan cepat
"Kau benar-benar gila!" umpat Raymond yang berusaha untuk duduk dan tetap saja dia kesakitan.
"Maafkan aku!" Alana langsung turun dari ranjang dan berniat untuk membantu Raymond.
"Tidak perlu!" tolak Raymond yang berdiri dengan memegang pinggangnya seperti kakek-kakek tua renta.
"Aku sekali lagi minta maaf," ucap Alana yang kerap kali merasa bersalah.
"Maafmu tidak ada gunanya!" tegas Raymond dengan kesal.
"Jadi kau sekarang sudah sadar?" tanya Alana.
"Jadi kau pikir aku tidak sadar? Kau pikir aku tidak mengingat bahwa kau membenturkan kepalaku ke lantai dan juga menendangku hah!" ucap Raymond.
"Jadi dia benar-benar sadar! Syukurlah kalau begitu aku tidak akan punya masalah dengan benturan kepalanya," batin Alana yang sejak tadi memang khawatir akibat benturan tersebut, Alana juga tidak ingin mendapatkan masalah yang tiba-tiba saja suaminya mendadak geger otak.
"Kau benar-benar!" umpat Raymond kesal dan masuk kedalam kamar mandi. Lagi-lagi suara pintu kamar mandi yang ditutup dengan kencang membuat Alana kaget.
"Aku lagi yang salah," ucap Alana menghela nafas.
Raymond yang selesai mandi yang terlihat duduk di pinggir ranjang yang menggunakan kaos putih dan tubuhnya terlihat jauh lebih fresh daripada sebelumnya.
"Ini!" Alana memberikan segelas air untuk Raymond.
"Ini air lemon dan sepengetahuanku ini bisa menghilangkan rasa pusing dan juga mabuk," ucap Alana.
"Dari mana kau tahu?" tanya Raymond mengambil gelas tersebut.
"Melihat dari internet," jawabnya yang membuat Raymond mengabaikan dan meminum yang dibuatkan istrinya yang memang itu sangat ampuh.
"Bagaimana pinggang kamu apa masih sakit?" tanya Alana dengan hati-hati.
"Menurutmu?" Raymond bertanya kembali dengan satu alisnya terangkat.
"Aku tidak sengaja," ucap Alana.
Raymond tidak menanggapi lagi dan Alana berlalu dari hadapan Raymond. Alana membersihkan sepatu dan bekas jas Raymond yang masih berserakan di atas lantai.
"Kenapa melampiaskan amarah dengan minum-minum?" tanyanya tanpa melihat suaminya yang membuat Raymond melihat ke arah Alana yang tetap pada pekerjaan.
"Apa kau sekarang ingin menasehati ku? Ingin melarangku dan memberiku saran?" tanya Raymond.
"Tidak! Hanya saja minuman itu haram dan kamu juga bahkan mengetahui bahwa minuman itu haram, bukan hanya permasalahan dengan agama, tapi juga kesehatan. Kamu seorang pengusaha dan memiliki banyak tanggung jawab dan dengan meminum minuman seperti itu terlalu berlebihan atau bahkan sedikit saja akan mempengaruhi pola pikir kamu yang mengakibatkan konsentrasi kamu pada pekerjaan juga akan berantakan," ucapnya yang mencoba memberitahu dengan bahasa yang lembut tanpa menjatuhkan suaminya.
"Langsung saja pada intinya jika kau tidak menyukai apa yang aku lakukan," sahut Raymond.
"Mana mungkin ada seorang istri suka melihat suaminya minum-minum," jawab Alana.
"Cih!" Raymond mendengus kasar dengan tersenyum mengejek.
"Mengatakan jika dirimu seorang istri, tetapi kau tidak tahu apa tugas dan kewajibanmu sebagai seorang istri. Istri bukan hanya menceramahi dan memberitahu saja, istri juga harus tahu apa yang harus dilakukan," ucap Raymond dengan sindiran yang membuat Alana membalikan tubuhnya.
"Kenapa pendirian kamu berubah 180 derajat?" tanya Alana.
"Apa maksud mu?" tanya Raymond.
"Saat aku ikhlas dengan pernikahan ini dan menganggap semua ini adalah takdir. Di saat kamu mengucapkan ijab kabul yang artinya aku sah sebagai istrimu dan saat itu aku sudah menyerahkan seluruh hidupku kepadamu. Aku ikhlas memberikan apapun baik batinku. Tetapi malam itu kamu menolak dan seolah tidak menginginkanku. Lalu kenapa tiba-tiba kamu seolah menginginkanku untuk melakukan kewajibanku?" tanya Alana.
Raymond terdiam.
"Apa ada keuntungan ketika mendapatkan anak dariku?"
"Atau hanya karena paksaan dari Mama saja?" tanyanya.
"Kau benar! segala sesuatu yang aku lakukan apapun itu dalam kehidupanku semuanya berdasarkan perintah. Aku tidak pernah bisa menjadi diriku dan melakukan apa yang aku inginkan," jawab Raymond.
"Aku harus menikah dengan Clara, karena bisnis Papa. Lalu Clara pergi dan aku harus menikah denganmu demi menyelamatkan nama baik keluarga ini. Kau pikir aku bisa menolak semua itu dan lihatlah kau menjadi istriku!"
"Aku pikir pikir setelah aku menikah denganmu maka semua akan baik-baik saja dan aku bisa mengendalikan semuanya dan ternyata pada kenyataannya aku masih tetap dijadikan boneka," ucap Raymond.
"Aku mulai tidak peduli dengan semua ini dan pada kenyataannya aku tidak bisa melihat Mama terus menderita dan itulah kelemahanku sejak awal," lanjut Raymond.
"Kau tidak perlu mencari tahu apapun lagi dan aku tahu kau tidak bodoh dan pasti sudah bisa mengetahui apa yang terjadi?"
"Apa yang kau lihat di dalam rumah ini, apa yang kau dengar dan apa yang kau ketahui adalah kenyataannya dan memang seperti itulah keadaan rumah ini," ucap Raymond.
Alana tidak berkomentar apapun, dia juga tidak tahu harus mengatakan apa kepada Raymond, sebenarnya apa yang ingin dia tanyakan sudah terjawab oleh suaminya itu.
"Jadi jika kau sudah masuk dalam rumah ini, maka kau juga tidak bisa memiliki aturan sendiri dan mau seperti apapun yang aku katakan padamu di awal pernikahan kita ketika semua perkataanku berubah, dan aku masih diam saat ini dan tidak memaksamu, itu aku juga masih punya alasan dan bukan berarti kau bisa lolos dariku!" tegas Raymond yang terdengar begitu menakutkan.
Bersambung.......
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇