NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab13

"Jade Valencia, dirimu saat ini adalah tersangka pembunuhan. Andaikan kau mengakui sesuatu yang tidak kau lakukan, maka kau hanya menanggung kesalahan yang dilakukan oleh orang lain," ucap Leon dengan suara tegas, tatapannya menusuk tajam seolah ingin menembus pikiran Jade.

Pria itu berdiri dengan sikap tenang namun penuh wibawa di depan mantannya. Wajahnya nyaris tanpa ekspresi, tetapi nada suaranya menyiratkan bahwa ia tahu sesuatu yang tidak diketahui oleh Jade.

"Selain itu, tidak bisa menilai seseorang dari luar. Terkadang apa yang kau lihat belum tentu adalah kenyataan. Siapa pun dia, termasuk orang yang paling dekat denganmu, tidak bisa kau percaya begitu saja," lanjut Leon, suaranya kini merendah, nyaris terdengar seperti peringatan halus.

Jade terdiam. Kata-kata itu menggantung di udara, memenuhi ruang interogasi yang terasa semakin menyesakkan. Matanya menatap tajam ke arah Leon, mencoba mencari makna tersembunyi di balik kalimatnya. P

"Siapa yang Anda maksudkan? Kakakku atau orang lain? Mereka sudah mati, dan aku sangat puas. Siapa pun yang membunuhnya, aku tetap tersangka. Jadi, tidak perlu membuang waktumu datang menemuiku dan berkata sesuatu yang tidak berguna!" kata Jade tajam, suaranya bergetar oleh amarah dan keputusasaan. Ia memalingkan wajahnya dari Leon, seolah tak ingin pria itu membaca lebih jauh kegelisahan di hatinya.

Langkahnya menggema di ruang sempit itu, menjauh tanpa menoleh lagi. Leon hanya bisa menatap punggung gadis itu yang perlahan menghilang di balik pintu besi. Dalam diam, tatapan matanya menyiratkan lebih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

***

Di dalam sel penjara yang dingin dan suram, Jade duduk termenung di sudut ruangan. Cahaya lampu redup menerangi wajahnya yang pucat. Jemarinya gemetar saat ia memegang sebuah foto usang—potret dirinya bersama Jane, kakak perempuannya. Senyuman di foto itu terasa begitu jauh, seakan berasal dari kehidupan lain yang kini mustahil ia raih kembali.

"Ketulusan seorang adik tidak akan dihargai oleh kakakmu. Kau tidak mengenalnya, Jade Valencia!" ucapan Leon kembali terngiang di benaknya, membuat dadanya terasa semakin sesak.

"Apa maksudnya?" gumamnya lirih. "Apa yang dia tahu sampai berani mengatakan hal seperti itu? Aku mengenal Jane... dia kakakku. Aku tahu betapa lembut dan baik hatinya. Tidak mungkin aku salah memahaminya..."

Jade kemudian memikirkan Foto korban—salah satu dari mereka yang menjadi alasan dirinya berada di sini. Ia mengingat kembali setiap luka yang mereka alami

"Luka itu..." bisiknya pelan, keningnya berkerut dalam. "Aku hanya menikam mereka sekali dan menyayat sekali. Tapi ini… ada bekas luka tambahan. Apa mungkin… selain aku, ada orang lain yang datang membunuh mereka?"

Kegelisahan membanjiri pikirannya. Jika benar ada orang lain, siapa dia? Dan yang lebih penting, apa alasan di balik semua ini? Jade menggigit bibirnya, ia sangat penasaran, setelah dirinya meninggalkan lokasi. Apakah ada orang lain yang memasuki ruangan karaoke itu.

Ucapan Leon tadi terus terngiang di telinganya, mengusik ketenangannya yang rapuh.

"Terkadang apa yang kau lihat belum tentu adalah kenyataan. Siapa pun dia, termasuk orang yang paling dekat denganmu, tidak bisa kau percaya begitu saja."

Jade mengertakkan gigi, dadanya terasa sesak. Apa maksud Leon sebenarnya? Apakah pria itu mencoba membelanya, atau hanya bermain-main dengan pikirannya?

Bayangan kejadian lima tahun lalu melintas jelas di benaknya—malam ketika ia menemukan Leon bersama wanita lain di apartemen mewahnya. Hatinya hancur berkeping-keping saat melihat pria yang paling ia percayai menghancurkan kepercayaannya begitu saja.

"Jangan menilai sesuatu dengan apa yang aku lihat? Apakah maksudmu perselingkuhanmu tidak benar, dan sifat kakakku tidak seperti yang aku lihat? Ucapan seperti apa itu?" gumam Jade lirih, matanya menatap tajam ke arah langit-langit sel yang lembap.

Ia menggelengkan kepala perlahan, mencoba menyingkirkan perasaan bimbang yang menguasai hatinya. Tidak ada yang bisa dipercaya. Bahkan pria yang pernah bersumpah akan melindunginya pun telah mengkhianati janjinya. Dan kini, Leon muncul kembali seolah peduli, seolah ingin menyelamatkannya.

Jade mengepalkan tangannya. Tidak ada yang perlu diselamatkan. Tidak ada yang perlu dikasihani.

"Besok aku akan jadikan penentuan hidupku di persidangan. Hidup matiku hanya aku yang menjadi penentu. Bukan orang lain," ucapnya pelan, penuh tekad yang membara di dalam dadanya.

Ia tidak akan membiarkan siapa pun mengatur jalan hidupnya lagi—termasuk Leon. Apa pun yang terjadi di persidangan esok hari, ia akan menghadapinya sendiri.

Kediaman Leon.

Di bawah cahaya lampu meja yang temaram, Leon duduk di kursi kerjanya dengan tatapan kosong. Tumpukan berkas kasus pembunuhan berserakan di atas meja, tetapi pikirannya terus berkelana ke arah lain—ke arah wanita yang kini terjebak dalam situasi yang begitu rumit. Jade Valencia. Nama itu bergema di benaknya seperti luka lama yang enggan sembuh.

Tangannya terangkat, memijat tengkuknya yang terasa tegang. Sejak kasus ini dimulai, ia nyaris tidak tidur. Bukan hanya karena tanggung jawab sebagai hakim, tetapi juga karena keterlibatan Jade yang membuatnya diliputi kegelisahan.

Lima tahun lalu… malam di mana semuanya berubah.

Ia masih ingat jelas bagaimana Jade memergokinya bersama wanita lain di rumahnya. Tatapan kecewa bercampur marah di mata Jade menghantamnya lebih keras daripada pukulan mana pun. Ia telah mengkhianati wanita yang tulus mencintainya—dan sejak saat itu, ia kehilangan kepercayaan Jade untuk selamanya.

Keesokan harinya.

Cahaya matahari pagi menembus jendela besar ruang kerja Leon, memantulkan kilau lembut di jubah hitam yang kini membalut tubuhnya. Wajahnya tampak tegang, tetapi sorot matanya tajam dan penuh kewaspadaan. Hari ini bukan sekadar persidangan biasa—keputusan yang akan diambilnya bisa menentukan nasib seorang wanita yang pernah mengisi hatinya.

Pintu diketuk pelan sebelum seorang pria bertubuh tegap masuk ke dalam ruangan. Jacob, hakim pembantu yang menjadi rekan kepercayaannya, berdiri dengan raut wajah serius.

"Tuan, waktunya tiba," ucap Jacob, suaranya tenang namun berwibawa.

Leon mengangguk perlahan, menghela napas panjang sebelum beranjak dari kursinya. Namun, hatinya masih dipenuhi kekhawatiran yang tak mampu ia abaikan.

"Perasaanku mengatakan, Jade Valencia... akan mengakui semua kesalahannya," ujar Leon, nada suaranya terdengar berat seolah menanggung beban yang tak terlihat.

"Apakah dia tidak ingin mempertimbangkannya lagi? Keputusan kali ini menentukan masa depannya," tanya Jacob dengan nada waspada.

"Jade sudah putus asa sejak kematian Jane. Dia dan Jane tidak pernah berpisah sejak kecil. Mereka sering berbagi. Bisa dikatakan di dalam keluarga Valencia hanya Jane yang baik padanya," jawab Leon.

"Lalu, bagaimana nasibnya kalau Jade Valencia mengakui kesalahan? Pelaku pembunuhan akan lolos begitu saja. Sementara hasil autopsi belum keluar," ujarnya, tak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya.

"Tergantung dirinya," jawab Leon dengan nada datar, meskipun di dalam hatinya ada pergolakan hebat. "Setelah persidangan hari ini, dia masih bisa mengajukan banding. Jadi aku akan membuka kasus ini, dan kita akan memiliki kesempatan membuktikan pelakunya adalah orang lain."

Namun, ia juga sadar bahwa waktu mereka tidak banyak. Setiap detik berlalu berarti peluang untuk menemukan kebenaran semakin menipis.

Beberapa saat kemudian...

Ruang sidang dipenuhi suasana tegang dan sunyi. Para hadirin duduk dengan wajah penuh rasa penasaran, menanti dimulainya persidangan yang menjadi pusat perhatian media.

Jade Valencia melangkah masuk dengan tangan terborgol di depan tubuhnya. Wajahnya tampak pucat, tetapi matanya memancarkan ketegaran yang sulit digoyahkan. Meski tubuhnya terasa lelah, ia berdiri dengan kepala tegak, seolah menolak menunjukkan kelemahannya di hadapan siapa pun.

Ia melangkah menuju kursi terdakwa, membiarkan borgol di tangannya menciptakan bunyi gemerincing pelan yang menggema di ruang sidang.

Di sisi lain ruangan, Leon duduk di kursi hakim dengan sikap tegas dan tak tergoyahkan. Matanya memperhatikan setiap gerakan Jade dengan tajam, mencari tanda-tanda keraguan atau kejujuran di wajah wanita itu.

"Sidang dimulai," suaranya menggema, penuh otoritas yang menguasai seluruh ruangan.

Namun di balik sikap profesionalnya, batinnya berperang hebat. Ia tidak hanya seorang hakim di ruang ini—ia adalah pria yang pernah mencintai wanita yang di hadapannya.

Di hadapan hukum, ia harus adil. Tapi di dalam hatinya, ada bagian kecil yang ingin melindungi wanita itu, meski harus melawan semua aturan yang ia junjung tinggi.

Sementara Jade duduk diam di kursi terdakwa, ia terlihat tenang dan tanpa ekspresi. Tidak tahu apa keputusannya, mengakui semua kesalahannya atau justru memilih menolak menerima tuntutan?

1
Isnanun
Jade di incar
Ecca K.D
lanjut
Rossida Sity
up yg byk thor
Oktalien Paroke
ceritanya seru dan.menegangkan
Myra Myra
semangat thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Naufal Affiq
bagus leon,kau sudah mengambil tindakan paling adil untuk jeda
wiemay
akhirnya
Isnanun
ahirnya ya Jade
Naufal Affiq
lanjut thor
wiemay
pesona Leon no kaleng2
Myra Myra
jgn2 Jane tak meninggal maybe orang lain...makin seru
wiemay
bagus
ayo katakan yg sebenarnya
Isnanun
bagus jade semangat demi dirimu sendiri
Myra Myra
bagus jade...nape rasa Ae Jane tak mati...
wiemay
kemungkinan kakak nya jade iri ama dia
Myra Myra
masih penasaran ape yg terjadi dgn kak Ae si jade Ae...
Isnanun
lanjut masih penasaran
Hanizar Nana
bagus sekali
Hanizar Nana
aku pun bertanya tanya ada apakah gerangan dgn kakak jade
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!